Empat Cendekiawan Marxis Meninggal Dunia dalam Empat Hari Selama Wabah COVID Merebak

 Shawn Jiang dan Olivia Li

Selama empat hari antara 26 Desember dan 29 Desember, empat cendekiawan Marxis di Tiongkok meninggal dunia satu demi satu.

Pada 26 Desember, Profesor He Zikun, seorang profesor filsafat di Universitas Sun Yat-sen, meninggal di Guangzhou pada usia 90 tahun. Obituarinya menyatakan bahwa dia telah lama terlibat dalam studi “sejarah filsafat Marxis” dan “filsafat Plekhanov.” Plekhanov adalah seorang Marxis awal di Rusia.

Xu Zhengfan, seorang Profesor Kehormatan Kelas Satu di Renmin University of China (RUC), meninggal dunia pada 28 Desember di Beijing pada usia 95 tahun.

RUC mengumumkan kematiannya dua hari kemudian, memujinya sebagai “anggota PKT yang luar biasa, ahli teori Marxis dan pendidik teoretis, [dan] salah satu pendiri utama teori Marxis untuk PKT.”

Sejak tahun 1950-an, Xu sering menerbitkan artikel teoritis tentang apa yang disebut “revolusi dan konstruksi sosialis” di banyak media corong Partai, dan menerbitkan beberapa buku tentang Marxisme.

Juga pada 28 Desember, Lai Deyang, seorang filsuf Marxis yang terkenal, penerima subsidi pemerintah khusus dari Dewan Negara, dan profesor di Universitas Politeknik Wuhan, meninggal dunia pada usia 85 tahun di Rumah Sakit Union Wuhan.

Pada 29 Desember, Yuan Jingxiong, seorang pensiunan profesor Marxisme di Guangxi Normal University, meninggal di Guilin, Provinsi Guangxi, pada usia 89 tahun. Yuan adalah penulis buku-buku ideologi PKT, seperti “Filsafat Marxis dan Ilmu Pengetahuan Alam Kontemporer” dan “Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis.”

Dua cendekiawan Marxis lainnya meninggal pada November.

Zhao Guangwu, seorang filsuf Marxis Tiongkok yang terkenal, pendidik, dan profesor Departemen Filsafat Universitas Peking, meninggal dunia pada pagi hari tanggal 10 November 2022, pada usia 91 tahun. Sebagai seorang profesor, fokus pengajaran Zhao adalah materialisme dialektis dan materialisme historis.

Pada 25 November 2022, Zheng Jiyuan, seorang pensiunan guru Sekolah Marxisme Universitas Teknologi Beijing, meninggal dunia pada usia 88 tahun.

Marx dan Setan

Berdasarkan buku “Marx and Satan” yang ditulis oleh Richard Wurmbrand, Karl Marx, yang dianggap sebagai ikon Marxis, adalah seorang Kristen yang percaya pada Tuhan dan keilahian di tahun-tahun awalnya. Tetapi ketika dia berusia 18 tahun dan kuliah, dia bergabung dengan gereja Setan di bawah pimpinan Joanna Southcott dan menjadi pengikut.

Marx pernah menulis, “Surga yang telah saya lupakan, saya tahu betul. Jiwaku, yang pernah setia kepada Tuhan, dipilih untuk Neraka.” Dia juga bersumpah untuk membalas dendam pada Tuhan.

Richard Wurmbrand, lahir pada 24 Maret 1909, dan meninggal dunia pada 17 Februari 2001, adalah seorang pendeta dan penulis Kristen Rumania. Dia dipenjara dan disiksa oleh Partai Komunis Rumania pada tahun 1948 karena memimpin kegiatan gereja bawah tanah. Setelah dibebaskan pada tahun 1964, ia pergi ke pengasingan dan menetap di Amerika Serikat. Dia adalah penulis 18 buku yang ditulis dalam bahasa Inggris, termasuk “Marx and Satan” dan “Tortured for Christ.”

Target Pandemi

Pada  Maret 2020, selama tahap awal pandemi COVID-19, pendiri Falun Gong Master Li Hongzhi menyampaikan petunjuk dalam sebuah artikel berjudul ” Rasional” : Sesungguhnya wabah itu sendiri justru datang ditujukan pada hati – moralitas manusia yang telah rusak – karma yang telah membesar”. 

Mr Li secara khusus memberikan petunjuk bahwa pandemi memiliki target yang jelas.

“Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT.”

“Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan. Jika tidak percaya tunggu dan lihat saja”.

“Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, ‘diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah’, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab”, demikian petunjuk Guru Li Hongzhi.

FOKUS DUNIA

NEWS