oleh Yan Shu
Rusia meningkatkan serangannya terhadap Ukraina setelah Barat berjanji untuk memasok tank-tank tempur utama ke negara tersebut, dan mengklaim telah memotong pengiriman senjata Barat ke negara tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Jumat 27 Januari bahwa gelombang baru serangan rudal berskala besar telah diluncurkan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan target industri pertahanan dalam 24 jam terakhir, memotong pengiriman senjata Barat ke garis depan Ukraina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Letnan Jenderal Igor Konashenkov : Pengangkutan senjata dan amunisi ke zona perang telah terputus, termasuk yang dipasok oleh negara-negara NATO.
Militer Ukraina mengkonfirmasi pada Jumat bahwa dalam serangan udara dua hari terakhir, Rusia kembali menggunakan rudal hipersonik tercanggihnya, yang tidak dapat dideteksi atau dicegat.
Yurii Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina berkata : “Jumlah rudal jelajah yang diluncurkan setelah drone (setelah serangan) adalah 55, termasuk dua rudal hipersonik Kinzhal.”
Rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal adalah rudal yang diluncurkan dari udara yang dikembangkan oleh Rusia yang dapat membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan lebih dari 2.000 kilometer dan kecepatan Mach 10.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Maret tahun lalu bahwa mencegat rudal hipersonik Kinzhal Rusia hampir mustahil.
Pada Jumat 27 Januari, Ukraina kembali mengatakan membutuhkan lebih banyak senjata dari Barat daripada tank tempur utama untuk mengusir serangan Rusia. (hui)