oleh reporter NTD Ruili dan Chen Yue
Baru-baru ini, sejumlah video telah beredar di Internet, menunjukkan sejumlah besar “infeksi sekunder” di berbagai tempat, dan di banyak tempat, radang otak terus bermunculan. Pertama, mari kita fokus pada perkembangan wabah di Tiongkok.
Anggota keluarga pasien di Tianjin berkata : “Apakah Anda melihat pada hari kedua Tahun Baru Imlek, Rumah Sakit Umum pada dasarnya penuh sesak dengan orang-orang, jika tidak ada orang dalam benar-benar tak bisa masuk.”
Sebuah video yang diposting oleh netizen pada hari kedua Tahun Baru Imlek menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum Tianjin dipadati orang-orang. Fakta ini tidak sesuai dengan klaim PKT bahwa situasi epidemi di berbagai tempat menurun.
Cuplikan video lain yang diambil pada Malam Tahun Baru menunjukkan bahwa rumah sakit di Shanghai juga penuh sesak dan dipadati orang-orang yang menderita penyakit serius.
Seorang warga negara Tiongkok berkata : “Baru tiga hari setelah Tahun Baru, dan saya mempunyai tujuh orang teman di sekitar saya yang sudah terserang dua kali, terutama dengan gejala yang mirip dengan gastroenteritis, muntah-muntah parah dan diare. Bahkan gangguan elektrolit, dan mereka harus diinfus.”
Pada 24 Januari, seorang wanita yang diduga memiliki latar belakang medis mengungkapkan bahwa hanya dalam waktu tiga hari setelah Tahun Baru Imlek, tujuh orang temannya positif COVID-19. Gejala orang-orang ini berbeda dari infeksi pertama, kebanyakan demam ringan, Orang tua bahkan tidak demam, tetapi kasus “paru-paru putih” meningkat.
Pasien wanita itu berkata : “Kali ini, tenggorokannya serak, tenggorokannya sakit, kepalanya sakit, tubuhnya sakit, disertai diare dan sakit perut.”
Seorang wanita lain mengungkapkan bahwa ia mengalami diare dan muntah sebagai gejala penyakit pencernaan setelah “Positif”. Diare umumnya dianggap sebagai gejala khas infeksi virus varian XBB.
Pada saat yang sama, telah terjadi peningkatan jumlah pasien yang menderita radang otak yang disebabkan oleh epidemi di Shenzhen, Shanghai, dan Hangzhou. Rumah Sakit Umum Universitas Shenzhen merilis pesan di nomor publik WeChat yang mengatakan bahwa departemen neurologi rumah sakit tersebut telah menerima puluhan kasus radang otak dalam seminggu, dengan yang termuda berusia dua puluhan.
Dokter Guangzhou: “Kami sekarang menemukan banyak kasus radang otak yang berhubungan dengan coronavirus, dan sekarang ini sangat serius, biasanya disertai dengan “paru-paru putih.”
Seorang dokter di Guangdong memperkenalkan seorang pasien di Rumah Sakit Ketiga Universitas Sun Yat-sen yang 1/3 otaknya terinfeksi virus, yang merupakan ensefalitis nekrotikans akut, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi daripada paru-paru putih.
Tahun Baru Imlek baru saja berlalu, meskipun pihak berwenang partai Komunis Tiongkok terus mempublikasikan bahwa epidemi telah melewati puncaknya dan sedang dalam proses penurunan. Berita terbaru tentang epidemi di masyarakat menimbulkan kekhawatiran tentang apakah gelombang epidemi baru yang disebabkan oleh “infeksi sekunder” sedang dalam perjalanan.
Majalah The Economist memprediksi minggu lalu bahwa gelombang baru epidemi akan datang ke Tiongkok dan gelombang berikutnya bisa lebih mematikan. (hui)