oleh Li Yan
Di tengah persaingan sengit di pasar, peritel online Tiongkok JD.com Inc. sedang menarik diri dari layanan e-commerce konsumen di Indonesia dan Thailand.
Menurut keterangan di situs web JD.com padai Senin (30/1), JD.ID (Jin Dong Indonesia) akan menghentikan penerimaan pesanan mulai pertengahan Februari 2023, dan semua layanan akan dihentikan sebelum akhir Maret 2023, sedangkan JD Central (Thailand) akan menghentikan penerima pesanan mulai 3 Maret. Perusahaan tidak mengungkapkan alasan penarikan operasi di kedua negara Asia Tenggara tersebut.
Menurut berita dari situs resmi anak perusahaan JD Indonesia dan Thailand, bahwa JD Indonesia akan menghentikan semua layanan pada 31 Maret, dan JD Thailand akan ditutup pada 3 Maret. Kedua perusahaan akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari 2023.
JD.com dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa perusahaan akan mengembangkan bisnis rantai pasokan lintas batas untuk melayani Asia Tenggara dan pasar global lainnya. Perusahaan tersebut mengoperasikan atau mengelola pergudangan atau kawasan industri baik di Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Berita penghapusan lini bisnis JD.com di Asia Tenggara beredar luas di industri pada November tahun lalu. Orang-orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa JD.com International pada dasarnya akan menghapuskan seluruh lini bisnisnya di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Thailand, dan seharusnya sudah dalam tahap akhir bisnis saat ini. Hanya sebagian dari bisnisnya di Belanda yang akan tetap dipertahankan.
Pada Desember tahun lalu, JD.com memberhentikan (30%) sekitar 200 orang karyawannya di Indonesia. Juru bicara JD.com Indonesia mengatakan, PHK itu sebagai jawaban atas tantangan bisnis.
Penyedia e-commerce di Asia Tenggara telah menghadapi persaingan sengit, termasuk tekanan dari saingan domestik JD.com, Alibaba Group Holding Ltd., Associated Press melaporkan.
Partai Komunis Tiongkok telah menerapkan kebijakan ekstrem dalam mencegah penyebaran epidemi yang berlangsung selama 3 tahun. Pada saat yang sama, PKT juga terus menerus menekan raksasa teknologi Tiongkok, termasuk JD.com. Oleh karena itu, perusahaan teknologi besar itu terpaksa mengurangi pengeluaran karena menghadapi pertumbuhan yang melambat.
Di Indonesia, JD.com memulai bisnis e-commerce pada tahun 2015. dan di Thailand pada tahun 2017 sebagai usaha patungan antara JD.com dan Central Group, sebuah perusahaan ritel paling penting di Thailand. (sin)