oleh Wu Minzhou
Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah think tank di Washington DC, baru-baru ini mensimulasikan permainan ‘perang Selat Taiwan tahun 2026’, dengan sebagian besar hasilnya menunjukkan bahwa tentara partai komunis Tiongkok mengalami kekalahan telak dan pasukan koalisi AS – Taiwan meraih kemenangan telak. Tapi benarkah demikian hasilnya ? Pemuda Tiongkok mengatakan bahwa mengingat tingkat korupsi di tentara komunis, jika pecah perang di Selat Taiwan, yang akan muncul pertama adalah gelombang keluarnya sebagian tentara dari dinas militer, lalu pembelotan tentara, dan rakyat pun akan memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pemberontakan, sehingga situasi peperangan yang sebenarnya mungkin jauh lebih optimis dari yang diperkirakan.
Belakangan ini situasi internasional semakin sulit untuk diprediksi. Tidak hanya perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung hampir setahun, gesekan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok terus meningkat, ketegangan di Semenanjung Korea memanas, dan pesawat militer dan kapal Tiongkok terus melakukan intimidasi di sekitar Selat Taiwan. Jenderal Michael A. Minihan, Komandan Komando Mobilitas Udara (AMC) Angkatan Udara AS baru-baru ini mengeluarkan memo yang memperingatkan AS bahwa konflik militer dengan Tiongkok atas masalah Taiwan mungkin bisa terjadi pada tahun 2025.
Baru-baru ini CSIS juga mensimulasikan permainan ‘perang Selat Taiwan tahun 2026’, dengan hasil dari 24 kali simulasi menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, tentara komunis Tiongkok mengalami kekalahan telak, dan pasukan koalisi AS – Taiwan menang telak. Tetapi Taiwan menemui kerusakan parah akibat fasilitas dasar kehidupan seperti pasokan air bersih dan listrik terputus, dan perekonomian terpukul keras.
Hasil seperti itu telah menimbulkan kewaspadaan banyak orang, tetapi Wang Zhongyi, seorang Tionghoa-Amerika dan Ketua Liga Kebebasan Pemuda Dunia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media ‘Epoch Times’, bahwa dirinya yakin jika terjadi perang di Selat Taiwan, situasi sebenarnya mungkin tidak sepesimis hasil rekomendasi dari pihak militer unit penelitian. Sebaliknya, kemungkinan besar akan jauh lebih optimis dari yang telah mereka perkirakan. Wang Zhongyi bahkan berani mengatakan dengan pasti bahwa jika rezim komunis Tiongkok melakukan invasi militer ke Taiwan, itu pada akhirnya akan menyebabkan runtuhnya rezim.
Wang Zhongyi mengatakan bahwa hasil perang melawan militer Tiongkok tidak segampang itu dapat diprediksi melalui simulasi, karena hasil perang lewat simulasi hanya memprediksi jumlah pesawat, tank, misil, dan data buku lainnya, tetapi yang lebih menentukan arah kemenangan atau kekalahan pihak yang terlibat perang adalah faktor personel, masyarakat, sentimen rakyat. Sedangkan kemampuan tentara Tiongkok hanya pada menekan rakyat jelata Tiongkok yang tidak bersenjata, sama sekali tidak dapat melancarkan perang invasi.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika PKT memutuskan untuk menyerang Taiwan, ia harus memobilisasi dan mengumpulkan personel militer dari berbagai wilayah Tiongkok. Namun, masalahnya adalah korupsi di dalam tentara Tiongkok sangat serius. Warga sipil Tiongkok menghabiskan uang untuk masuk militer itu bukan karena mau berperang, tetapi ingin menghasilkan uang, ingin perkembangan hidup. Jadi “Siapa yang benar-benar ingin ikut kamu pergi ke medan perang ?”
Dia mengatakan bahwa begitu Tiongkok menyerang Taiwan dan mengirim tentaranya pergi ke medan perang, pasti ada sebagian besar tentara yang mulai mencari koneksi dan menghabiskan uang untuk keluar dari militer. Ini adalah rintangan besar pertama yang dihadapi oleh militer Tiongkok, “Untuk sementara waktu masalah ini akan menimbulkan kekacauan”.
Jika Tiongkok masih bersikeras untuk berperang, akan terjadi kontradiksi besar dalam masyarakat yang sulit untuk diatasi. Karena melancarkan perang terhadap luar akan menghabiskan banyak material dan bahan bakar, apalagi perang melawan Taiwan perlu operasi lintas laut, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan mobilisasi material. Ketika PKT memobilisasi sumber daya, ia pasti akan merampas sumber daya dan makanan rakyat. Masyarakat Tiongkok pasti akan menghadapi kekurangan makanan dan minyak, kehidupan masyarakat akan lebih sulit, konfrontasi antara pemerintah dan rakyat akan semakin serius.
Dia mengatakan bahwa menyerang Taiwan bukanlah tugas yang mudah, juga tidak bisa memakan waktu sebentar. Ditambah lagi, setelah PKT menginvestasikan sejumlah besar kekuatan militer, kontrol dan stabilitas di dalam negerinya pasti akan melemah, yang melemahkan kegiatan penekanan terhadap aktivitas dan protes warga sipil. Dengan melihat pencapaian PKT dalam memimpin Tiongkok selama ini, di mana keluhan rakyat terus membesar dan tidak mampu diatasi, dipastikan rakyat yang protes di seluruh negeri akan menggunakan kesempatan ini untuk menghancurkan organ administrasi, jalur transportasi, dan fasilitas komunikasi Tiongkok.
Dia mengatakan bahwa saat ini, jika Tentara Nasional Taiwan atau Angkatan Darat AS dapat melakukan anti-pendaratan, garis pertahanan tentara komunis Tiongkok akan segera runtuh. “Khusus untuk Tentara Nasional Taiwan, ketika warga sipil Tiongkok melihat bendera Taiwan datang, itu pasti barisan Wang yang datang. Banyak warga sipil Tiongkok akan bergegas mendaftar untuk bergabung dengan militer, dan mereka akan membuat kacau”.
Wang Zhongyi mengatakan bahwa jika rakyat Tiongkok mengetahui bahwa mereka didukung oleh angkatan bersenjata yang kuat, mereka akan memberontak dari dalam. Sedangkan jika polisi, polisi bersenjata, dan lainnya di berbagai bagian Tiongkok menemukan bahwa musuh yang kuat dari luar telah memasuki Tiongkok dan mengetahui bahwa mereka sudah dalam keadaan bahaya, semangat mereka untuk menjaga stabilitas rakyat Tiongkok pasti melorot, pembelotan di tentara bisa saja terjadi sehingga perang menyerang Taiwan tidak dapat berlanjut, pada akhirnya sejumlah besar perwira dan tentara Tiongkok akan melarikan diri.
Dia menekankan bahwa berdasarkan pemahamannya tentang budaya tentara Tiongkok, korupsi di militer Tiongkok, sentimen masyarakat bawah di Tiongkok, dan organisasi PKT, dia dapat memastikan bahwa hal-hal yang ia sebutkan di atas sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa invasi militer Tiongkok ke Taiwan hanya akan berdampak kecil terhadap rakyat Taiwan, tetapi akan mempercepat runtuhnya rezim partai komunis Tiongkok bila itu dilakukan. (sin)