oleh Li Zhaoxi
Turki dan Suriah dilanda gempa kuat yang menyebabkan banyak korban jiwa pada Senin (6/2/2023). Sedikitnya 20 orang tahanan anggota kelompok Negara Islam (ISIS) telah melarikan diri dari penjara di Suriah barat laut di saat kerusuhan terjadi setelah gempa.
Penjara polisi militer di kota Rajo, yang dekat dengan perbatasan Turki menampung sekitar 2.000 orang tahanan, sekitar 1.300 di antaranya adalah para anggota ISIS, kata seorang sumber penjara kepada AFP. Selain itu, penjara tersebut juga menampung tahanan yang merupakan para pejuang dari pasukan pimpinan Kurdi Suriah.
“Setelah gempa bumi terjadi, para tahanan Rajo mulai melakukan kerusuhan dan menguasai bagian-bagian penjara”, kata pejabat rutan Rajo yang dikendalikan oleh faksi pro-Turki di Suriah.
Setelah gempa bermagnitudo 7,8 masih diikuti oleh puluhan gempa susulan di daerah tersebut, menyebabkan kerusakan dalam penjara seperti retaknya dinding dan pintu, tambah sumber itu.
Pejabat dari pemantau perang dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memverifikasi apakah para tahanan telah melarikan diri, kecuali mengkonfirmasikan bahwa telah terjadi kerusuhan.
Suriah Barat Laut sangat terpukul oleh dampak gempa. sangat terpukul. Tempat itu telah dikendalikan oleh pemberontak selama lebih dari 10 tahun, dan merupakan rumah bagi lebih dari 4 juta pengungsi yang melarikan diri dari kediktatoran Bashar Assad.
Menurut laporan Reuters, banyak bangunan yang rusak akibat perang saudara di wilayah barat laut Suriah, dan korban dari bangunan yang runtuh mungkin lebih besar. White Helmets, sebuah organisasi bantuan non-pemerintah di pihak pemberontak Suriah, menyatakan Suriah barat laut sebagai daerah bencana.
Wilayah ini sebelum gempa terjadi telah dibom tanpa henti selama bertahun-tahun oleh pasukan pemerintah Rusia dan Suriah, sehingga banyak infrastrukturnya, termasuk rumah sakit, target favorit pesawat Rusia, telah hancur lebur akibat perang. Gempa bumi memperburuk keadaan bagi orang-orang Suriah yang tinggal di sana.
Damaskus sedang menerima beberapa pasokan bantuan dari Aljazair, Iran, Irak dan Uni Emirat Arab, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi belum ada desakan penduduknya untuk mengungsi ke barat laut Suriah karena tantangan dan hambatan politik untuk mencapai wilayah tersebut. Di media sosial, beberapa akun pro-Assad memberikan anjuran agar tidak membantu daerah pemberontak.
Para pekerja darurat mengatakan bahwa penundaan penyelamatan bisa memakan korban jiwa. Saat ini para pekerja darurat sedang berjuang keras untuk menyelamatkan para penyintas dari reruntuhan bangunan, dan menempatkan mereka pada tempat yang lebih nyaman di tengah cuaca musim dingin yang keras.
Masalah utama yang memperumit bantuan itu adalah pertempuran antara wilayah pemberontak dan Damaskus, dan tidak akurnya respons tentang bantuan, kata Aron Lund, seorang peneliti Suriah di wadah pemikir “Century International” di New York.
Selama bertahun-tahun, bantuan asing telah memasuki provinsi Idlib barat laut Suriah melalui Turki karena kesulitan untuk melewati Damaskus. Sedangkan Turki selatan, yang secara tradisional digunakan sebagai daerah pementasan, telah mengalami kerusakan parah akibat gempa.
Seorang juru bicara PBB mengatakan kepada Associated Press bahwa pengiriman bantuan ke Suriah barat laut dihentikan sementara sejak 7Â Februari karena infrastruktur yang rusak dan akses jalan yang sulit.
Emma Beals, seorang peneliti non-residen di Middle East Institute, sebuah wadah pemikir AS, mengatakan, secara khusus bahwa kerusakan di bandara Hatay dan jalan menuju perbatasan Bab al-Hawa yang digunakan sebagai jalur pengiriman bantuan telah mengalami kerusakan akibat gempa, sehingga menunda pasokan bantuan. Padahal Turki juga membutuhkan pasokan bantuan yang cukup besar.
Emma Beals menambahkan bahwa alasan lain terjadinya penundaan adalah karena bantuan PBB ke Suriah hanya diperbolehkan masuk melalui perlintasan Bab al-Hawa. Selain itu, tim bantuan internasional mungkin juga enggan memasuki wilayah gempa yang dikendalikan kelompok yang disebut teroris oleh AS. (sin)