Xu Yiyang
Grup Wagner Selama ini Membantu Rusia Invasi Ukraina
Belum lama ini AS (Amerika Serikat) telah menetapkan tentara bayaran Rusia yakni Grup Wagner (Wagner Group) sebagai “organisasi kejahatan lintas negara”, serta memperbesar kekuatan sanksi terhadapnya. Pejabat AS menyatakan, tentara bayaran swasta ini sudah sebanding dengan tentara konvensional Rusia. Siapa sebenarnya penguasa tentara bayaran yang selama ini terus membantu pasukan Rusia menginvasi Ukraina itu?
Koordinator komunikasi strategis pada Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih yakni John Kirby pada 20 Januari lalu menyatakan, Wagner adalah organisasi kejahatan yang telah melakukan kekerasan dan pelanggaran HAM. Ia berkata, Kementerian Keuangan AS resmi menetapkan Wagner Group sebagai organisasi kejahatan lintas negara, dan mengelompokkannya sebagai kelompok kejahatan terorganisir yang setara dengan mafia Italia, Jepang, dan Rusia.
Penetapan ini membuat AS akan memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap Wagner Group beserta jaringannya yang menyebar di seluruh dunia, dan membatasi kemampuannya berbisnis di berbagai tempat di dunia. Aset milik kelompok itu di AS akan dibekukan, warga AS juga akan dilarang memberikan dana, produk dan layanan bagi organisasi tersebut.
Kirby menyatakan, Wagner memiliki 50.000 anggota milisi di wilayah Ukraina, sebanyak 40.000 orang di antaranya direkrut dari penjara Rusia. Penguasa kelompok tersebut adalah seorang pengusaha Rusia bernama Yevgeny Prigozhin yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Presiden Putin.
Prigozhin Akui Bentuk Wagner Group
Kemenlu AS merilis artikel di situs resminya pada 4 Oktober 2022 lalu dengan menyatakan bahwa Prigozhin adalah orang berkuasa yang pro Kremlin, juga merupakan penanggung jawab dan pendana Wagner Group. Selama ini pejabat federal Rusia dan Prigozhin menyangkal keterkaitannya dengan Wagner Group, namun pada September 2022 lalu, Prigozhin mengakui dirinya adalah pendiri organisasi tersebut.
Prigozhin lahir pada 1 Juni 1961 di Leningrad (sekarang Saint Petersburg), Rusia, dan memiliki hubungan akrab dengan Putin. Di era 1990-an, ia menjadi kaya dari bisnis kuliner, setelah itu menjadi makin dikenal karena memasok kuliner bagi kegiatan resmi Istana Kremlin.
Salah satu foto Prigozhin yang paling dikenal adalah saat ia menyajikan makanan bagi Putin, media massa Barat lantas menyebutnya “koki pribadi Putin”.
Wagner Dianggap Sebagai Mafia Pembunuh Bayaran Putin
Stasiun radio Australia ABC pada Desember 2022 lalu merilis artikel yang menyatakan, Putin selama bertahun-tahun ini terus menyangkal keberadaan Wagner, bahkan menyangkal adanya nama ini. Tetapi belakangan ini, ia tidak hanya menyebut Wagner, juga telah mengakui kondisi yang diketahui oleh analis Rusia. Sejak Februari 2022 setelah Rusia menginvasi Ukraina, Prigozhin juga telah bersikap semakin terbuka terhadap organisasi tersebut, bahkan secara terbuka pergi ke penjara Rusia merekrut narapidana untuk bergabung.
Artikel menyebutkan, Wagner diakui sebagai salah satu tentara bayaran yang paling bengis di dunia. Karena pasukan konvensional Rusia dikalahkan telak oleh pasukan Ukraina, Istana Kremlin pun merekrut Wagner Group untuk memutarbalik situasi.
Namun semakin pasukan konvensional Rusia dihalau mundur akibat tekanan tentara Ukraina, paparan Wagner Group di media massa Rusia pun semakin meningkat. Media massa pemerintah Rusia terus berupaya memoles cantik kelompok ini. Di media massa Rusia, Wagner dan kelompok bayaran Rusia lainnya tidak disebut sebagai “tentara bayaran”, melainkan disebut sebagai “perusahaan militer swasta” (Private Military Companies atau PMC). Tetapi membentuk tentara swasta sebetulnya adalah bentuk pelanggaran hukum di Rusia.
Artikel juga menyebutkan, Wagner Group mempunyai banyak julukan, mulai dari “pasukan hantu Putin” sampai “pembunuh bayaran”. Tetapi Dubes Ukraina untuk Australia yakni Vasyl Myroshnychenko menyatakan blak-blakan bahwa Wagner Group adalah mafia pembunuh bayaran yang dikendalikan Putin dari negara mafia.
Bagaimana Wagner Group Dibentuk?
Stasiun radio Inggris BBC pernah melakukan investigasi terhadap Wagner Group, dan mendapati bahwa mantan perwira Rusia Dmitri Utkin turut serta membentuk Wagner Group, dan menamai kelompok tersebut dengan julukan dirinya dulu.
Utkin adalah tentara kawakan sekaligus mantan perwira pasukan khusus dalam Perang Chechnya, pernah meraih pangkat militer Letnan Kolonel di badan intelijen militer Rusia.
BBC menyatakan, pada 2014 untuk pertama kalinya Wagner Group beroperasi saat Rusia mencaplok Semenanjung Krimea. Waktu itu mereka muncul di bagian timur Ukraina, membantu kaum separatis yang pro-Rusia menguasai wilayah Ukraina, serta membentuk dua rezim pecahan masing-masing di Luhansk dan Donetsk.
Sejak 2014, Wagner Group juga mulai terlibat dalam banyak pertempuran di berbagai tempat di dunia, khususnya di Suriah dan sejumlah negara Afrika, kelompok tersebut melakukan operasi militer untuk dibarter dengan sumber daya yang dibutuhkan.
Pada 2015, Wagner Group mulai beroperasi di Suriah. Mereka membantu pemerintah Suriah mengontrol ladang minyak, dan memperoleh pendapatan dari situ.
Pada 2016, Wagner Group sangat aktif di Libya, dan mendukung Tentara Nasional Libya. Pasukan tersebut berupaya menggulingkan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang didukung oleh PBB, dana yang diperoleh mereka berasal dari pendapatan produksi minyak bumi Libya.
Di dalam pertempuran di Republik Afrika Tengah, Mozambik, Mali dan lain-lain juga dapat ditemukan jejak Wagner Group. Mereka bersekutu dengan pemimpin negara-negara tersebut, menerima uang tunai sebagai bayaran pelayanan mereka, atau memperoleh emas, berlian, platinum dan hasil tambang langka lainnya.
Badan Intelijen Militer Rusia juga dituding diam-diam mendanai dan mengendalikan Wagner Group. Nara sumber yang berasal dari tentara bayaran itu memberitahu BBC, markas latihan mereka terletak di Mol’kino di bagian selatan Rusia, bersebelahan persis dengan pangkalan militer Rusia.
Wagner Akan Terus Menuai Sanksi
Wagner Group terus menuai berbagai tuduhan atas kejahatan penyiksaan, pembunuhan terhadap rakyat biasa, dan tindakan penyiksaan lainnya. BBC menyatakan, PBB dan pemerintah Prancis menuding tentara bayaran tersebut telah melakukan pemerkosaan dan perampokan terhadap rakyat biasa di Republik Afrika Tengah. Militer AS pernah menuding mereka memasang ranjau dan alat peledak improvisasi lainnya di Tripoli dan sekitar ibukota Libya tersebut pada 2020.
Sejak 2017 AS terus memberlakukan sanksi dagang terhadap Wagner Group, untuk membatasinya membeli persenjataan. Pada Desember 2022, Kemendag AS mengumumkan sanksi pembatasan baru terkait ekspor teknologi bagi kelompok tersebut, untuk membatasi kelompok tersebut memanfaatkan peranti lunak atau teknologi AS yang diawasi untuk memperoleh produk langsung yang diproduksi di luar negeri. Waktu itu Kirby menyatakan, Prigozhin setiap bulan menghabiskan dana USD 100 Juta (1.497 miliar rupiah, per 28/01) untuk mendanai aksi Wagner Group di Ukraina. Pada 2021 Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Wagner Group, kelompok tersebut berikut tiga perusahaan di bawah naungannya serta 8 orang individu dijadikan sebagai sasaran yang dibekukan asetnya.
Seorang pejabat diplomatik Uni Eropa mengatakan, Wagner Group telah “merusak stabilitas Eropa dan kawasan di sekitarnya”. Di sejumlah kawasan konflik selalu ada bayang-bayang Wagner Group, kelompok tersebut beroperasi melayani kepentingan pribadi maupun negara Rusia di Libya, Ukraina, dan Suriah.
Uni Eropa menyatakan, Wagner Group pernah melakukan “aksi merusak stabilitas” di negara tempat mereka beroperasi. Selain itu, kelompok tersebut juga menyebarkan pengaruh jahat di tempat lain, khususnya di daerah Sahel di utara Afrika. (sud)