oleh Lin Yan
Media AS melaporkan bahwa balon mata-mata PKT yang pertama ditembak jatuh oleh pesawat tempur AS itu diluncurkan dari Pulau Hainan, yang terbang di atas langit Alaska melalui jalur yang tidak biasa, dan akhirnya masuk ke wilayah udara Amerika Serikat, mungkin itu disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak biasa sehingga mengubah jalur penerbangan balon.
The Washington Post melaporkan pada Selasa (14 Februari) bahwa ketika balon mata-mata PKT memasuki wilayah udara AS pada akhir bulan Januari, badan intelijen dan militer AS telah melacaknya selama hampir seminggu lamanya. Pelacakan menemukan bahwa balon itu mengudara dari base camp-nya di Pulau Hainan, Tiongkok.
Laporan menyebutkan, para pemantau AS telah menyaksikan balon memasuki jalur penerbangan yang tampaknya terbang di atas langit Guam. Tapi di suatu tempat dalam penerbangannya ke arah timur, balon itu tiba-tiba berbelok ke arah utara.
Balon itu melayang di atas Kepulauan Aleutian Alaska, ribuan mil dari Guam, sebelum terbang di atas langit Kanada, di sana balon tertiup angin kencang yang tampaknya mendorong balon menuju arah selatan ke wilayah udara Benua Amerika, kata para pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Baru pada 4 Februari sebuah jet tempur AS menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai Carolina Selatan, seminggu setelah melintasi Alaska.
The Washington Post yang melakukan analisis pemodelan komputer terhadap jalur penerbangan balon tersebut setelah diluncurkan, menemukan bahwa aliran udara yang berubah arah akan mendorong balon ke arah timur di Samudera Pasifik, yang diperkirakan melewati antara Filipina dan Taiwan.
Pada sekitar 24 Januari, ketika balon tersebut berada di sekitar 1.000 mil bagian selatan Jepang, simulasi di komputer menunjukkan balon tersebut mulai menambah kecepatan dan berbelok cepat ke arah utara. The Washington Post menduga bahwa ini bisa jadi merupakan reaksi terhadap hawa dingin kuat yang sedang menyelimuti udara bagian utara daratan Tiongkok, Semenanjung Korea dan Jepang.
Balon memasuki wilayah udara AS di dekat Alaska pada 28 Januari, melintasi Kanada, dan masuk kembali ke AS pada 31 Januari di langit Idaho, yang terlihat oleh warga sipil di atas langit Montana.
Bahkan jika balon masuk wilayah udara AS karena tertiup angin, PKT mengambil kesempatan untuk mengumpulkan intelijen
Analis intelijen AS belum menyimpulkan apakah penyimpangan dalam penerbangan balon mata-mata itu disengaja atau tidak. Mereka sedang memeriksa kemungkinan, yakni Beijing tidak berniat menempatkan perangkat pengawasan udara itu di daerah jantung Amerika Serikat. Namun yang dapat dipastikan adalah, bahwa balon tersebut dipakai untuk pengintaian, yang mungkin tujuan awalnya setelah diluncurkan adalah untuk mengintai instalasi militer AS di Samudera Pasifik.
Para pejabat mengatakan masuknya balon mata-mata PKT ke wilayah udara AS merupakan pelanggaran kedaulatan, dan terbang di atas situs nuklir sensitif di Montana bukanlah sebuah kecelakaan. Di sini timbul suatu kemungkinan yaitu Baijing memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan balon yang masuk wilayah udara AS secara tidak senganja karena tertiup angin untuk mengumpulkan intelijen.
Insiden itu, kata para pejabat, hanyalah tanda terbaru bahwa Beijing sengaja memperluas kemampuan pengawasannya – dari teknologi satelit canggih hingga armada balon mata-mata.
“Balon adalah proyek terpisah, bagian dari program yang lebih besar untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang instalasi militer di Amerika Serikat dan beberapa negara lain”, kata seorang pejabat senior AS.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa balon tersebut tampaknya digunakan untuk memperkuat sistem satelit.
Para pejabat mengatakan bahwa balon mata-mata PKT yang merupakan bagian dari program operasional Angkatan Udara Tiongkok itu diluncurkan dari darat dan mungkin telah dibelokkan oleh angin kencang ketika berada di ketinggian.
Mereka mengatakan bahwa arah terbang balon bisa karena dipandu oleh arus udara, dan sebagian lagi arah terbangnya dikemudikan dari jarak jauh lewat baling-baling dan alat kemudi.
Insiden balon adalah kesalahan besar PLA yang memicu kemarahan politik dan diplomatik
Militer Tiongkok (PLA) sebelumnya juga pernah mengirim balon mata-mata ke langit Guam dan Hawaii untuk memata-matai instalasi militer AS, kata para pejabat. Tetapi insiden balon selama beberapa hari terakhir ini juga telah memicu perselisihan di internal pemerintah Tiongkok. Akhirnya para diplomat meluncurkan sebuah narasi lucu yang menyebutkan bahwa balon sipil saat mengumpulkan data cuaca terbawa angin.
Bagaimanapun, balon PKT masuk wilayah udara AS adalah sebuah kesalahan besar yang dilakukan oleh militer Tiongkok, selain memicu kemarahan politik dan diplomatik, juga mendorong pemerintah AS dan sekutunya untuk melakukan pengawasan lebih dalam terhadap kemampuan spionase udara Beijing, kata laporan itu.
Pejabat AS telah menekankan bahwa AS telah mengambil langkah-langkah untuk menggagalkan upaya Tiongkok mengumpulkan informasi sensitif dari situs militer AS. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa semua pesan atau komunikasi semacam itu telah dienkripsi.
Mengenai tiga objek terbang yang kemudian ditembak jatuh, Kirby mengatakan pada hari Selasa bahwa sejauh ini, pemerintah belum melihat tanda yang secara khusus menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari program balon mata-mata PKT, atau memang terlibat dalam upaya pengumpulan intelijen eksternal.
John Kirby mengatakan bahwa ketiga objek — dua ditembak jatuh dari atas langit Amerika Serikat dan satu lagi dari atas langit Kanada. “Bisa saja berupa balon yang terkait dengan entitas komersial atau penelitian, oleh karena itu tidak berbahaya,” katanya. (sin)