NTD
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada Wang Yi, direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dalam Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (18/2) bahwa tindakan tidak bertanggung jawab yang menginvasi balon udara ke Amerika Serikat tidak boleh terulang lagi, dan menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Baik Blinken maupun Wang Yi saat ini sedang berada di Jerman untuk menghadiri Munich Security Conference, di mana mereka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu di sela-sela acara. Ini adalah pertemuan pertama antara para petinggi Amerika Serikat dan Tiongkok sejak insiden balon pengintai Tiongkok menginvasi wilayah udara AS pada akhir Januari dan ditembak jatuh oleh militer AS pada 4 Februari di Pantai Timur AS, yang menyebabkan ketegangan baru dalam hubungan AS-Tiongkok.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa Antony Blinken mengatakan kepada Wang Yi bahwa penyusupan balon udara Partai Komunis Tiongkok ke dalam wilayah udara AS bukan hanya merupakan pelanggaran kedaulatan AS, namun juga pelanggaran hukum internasional, dan hal tersebut “tidak dapat diterima”, serta menekankan bahwa tindakan yang tidak bertanggung jawab tersebut tidak boleh terulang lagi.
Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir pelanggaran apa pun terhadap kedaulatan Amerika. Kini invasi partai Komunis Tiongkok ke lima benua dan lebih dari 40 negara dengan program pengintaian balon udara telah terungkap ke dunia.
Ketika berbicara tentang masalah lintas selat, Blinken menegaskan kembali bahwa kebijakan lama AS tentang satu Tiongkok tetap tidak berubah, dan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Dalam foto, Menteri Luar Negeri AS Blinken berbicara pada Munich Security Conference (MSC) 2023 di Munich, Jerman, 18 Februari 2023. (Johannes Simon/Getty Images)
Mengenai perang di Ukraina, Blinken memperingatkan dampak dan konsekuensi jika Tiongkok memberikan dukungan substansial kepada Rusia atau membantunya menghindari sanksi sistemik.
Blinken juga mengutuk uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara pada 18 Februari sebagai tindakan destabilisasi terbaru oleh Pyongyang, dan menekankan kembali perlunya negara-negara yang bertanggung jawab untuk merespons tantangan internasional yang sedemikian besar.
Dalam pertemuan tersebut, Blinken menegaskan kembali pernyataan Presiden Joe Biden bahwa AS akan terus bersaing dengan Tiongkok dan mempertahankan nilai-nilai dan kepentingannya, tetapi tidak menginginkan konflik dengan Tiongkok atau mencari “Perang Dingin baru”. Ia juga menegaskan kembali pentingnya menjaga dialog diplomatik dan jalur komunikasi yang terbuka antara AS dan Tiongkok.
Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Xinhua, kantor berita resmi Partai Komunis Tiongkok, pada pertemuan antara Blinken dan Wang Yi, Wang mengatakan bahwa dia telah “menjelaskan posisi serius Tiongkok dalam apa yang disebut sebagai insiden pesawat terbang” dan “meminta pihak AS untuk mengubah arah, menghadapi, dan mengatasi kerusakan yang ditimbulkan pada hubungan AS-Tiongkok akibat penyalahgunaan kekuatan”. Rilis tersebut singkat dan berbeda dari rilis sebelumnya.
Sebelumnya pada 18 Februari, Wang Yi mengkritik Amerika Serikat, menuduh Amerika Serikat “secara histeris” menembak jatuh balon mata-mata PKT. Dia mengklaim bahwa balon tersebut adalah pesawat sipil dan telah memasuki wilayah udara AS karena force majeure.
Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berada di Munich untuk menghadiri konferensi tersebut, secara terbuka menyatakan posisi AS atas insiden balon tersebut pada 17 Februari.
“Balon udara tersebut harus ditembak jatuh karena kami yakin balon udara tersebut digunakan oleh Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC. Kami yakin itu digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk memata-matai orang Amerika,” katanya kepada MSNBC.
Ia berkata : “Kami akan mempertahankan posisi kami tentang bagaimana seharusnya hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. itu tidak akan berubah, tetapi yang pasti, balon itu tidak akan membantu.”
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan penundaan kunjungan pertama Blinken ke Beijing sebagai Menteri Luar Negeri pada 5 dan 6 Februari, menyusul invasi wilayah udara AS oleh balon udara Tiongkok. (Hui)