oleh Li Ming
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengungkapkan bahwa otoritas Beijing diduga akan memberikan “dukungan (senjata) yang mematikan” kepada Rusia. Sebelumnya, Blinken telah mengeluarkan peringatan mengenai hal ini saat bertemu dengan Wang Yi, Ketua Komisi Urusan Luar Negeri Tiongkok di Munich. Begitu pula Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga memberikan peringatan terhadap hubungan antara Tiongkok dengan Rusia yang belakangan ini semakin dekat.
Pada Minggu (19 Februari), Antony Blinken mengatakan dalam sebuah acara wawancara di CBS “Face the Nation” bahwa beberapa perusahaan Tiongkok telah memberikan “dukungan (senjata) yang tidak mematikan” kepada Rusia, tetapi intelijen terbaru menunjukkan bahwa Beijing tampaknya akan memberikan dukungan lebih lanjut dengan memberikan “senjata yang mematikan” kepada Rusia. Dalam acara tersebut Blinken memperingatkan bahwa tindakan eskalasi ini dapat mengakibatkan konsekuensi serius bagi Tiongkok.
Pada 18 Februari saat Blinken menghadiri konferensi keamanan di Munich, Jerman, ia memanfaatkan sela-sela konferensi untuk bertemu dengan Wang Yi. Setelah itu, Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media AS bahwa otoritas Beijing sedang mempertimbangkan untuk memberikan “dukungan (senjata) mematikan” kepada Rusia. Sedangkan dirinya juga telah menyampaikan “keprihatinan yang mendalam” tentang hal ini kepada Wang Yi selama pertemuan tersebut. Ia mengatakan kepadanya bahwa hal mana dapat mengakibatkan konsekuensi serius bagi hubungan AS – Tiongkok.
Blinken tidak merinci informasi apa yang telah diperoleh Amerika Serikat tentang rencana potensial (pengiriman senjata) itu, tetapi ketika ditanya oleh seorang reporter media tentang apa saja dukungan yang menurut Amerika Serikat dapat diberikan oleh Tiongkok kepada Rusia, Brinken menjawab : “Terutama adalah senjata dan amunisi.”
Blinken juga menyinggung soal melonjaknya perdagangan Tiongkok dengan Rusia, Rusia telah menjadi salah satu pasar terbesar untuk minyak mentah, gas alam, dan batu bara. Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat khawatir pemerintah Tiongkok membantu Rusia menghindari sanksi Barat yang bertujuan untuk menghentikan invasi militer Rusia ke Ukraina dengan melumpuhkan ekonominya.
Sementara Blinken berulang kali dan secara terbuka memperingatkan otoritas PKT agar tidak memberikan dukungan senjata mematikan kepada Rusia, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengeluarkan peringatan pada 17 Februari, mendesak negara-negara yang mengejar demokrasi dan kebebasan untuk bersatu melawan negara-negara otoriter.
Jens Stoltenberg menyebutkan kepada media di sela-sela Konferensi Keamanan Munich bahwa militer Tiongkok dan Rusia sedang melakukan latihan, patroli laut dan udara bersama. Dia menyebutkan bahwa NATO sedang mengawasi dengan cermat perkembangan hubungan kedua negara tersebut.
Stoltenberg berkata : “Ketika negara-negara otoriter bergerak lebih dekat dan bekerja sama lebih erat, lebih penting lagi bahwa kita semua yang percaya pada demokrasi dan kebebasan untuk berdiri bersama di NATO dan dengan mitra kita di seluruh dunia.” (sin)