ARIANE TRIEBSWETTER
Segala sesuatu dalam “Carmen Fantasy” (1882) menyuarakan keahlian. Dari asal-usulnya yang memesona hingga musiknya yang memikat, semua elemen bergabung untuk membentuk karya biola pamungkas.
Pablo de Sarasate, sang Virtuoso
Keahlian adalah faktor kunci dalam dunia musik Barat abad ke-19. Kemudahan perjalanan, kelimpahan repertoar baru, instrumen berteknologi maju, dan cita-cita Romantis menciptakan iklim yang ideal untuk kebangkitan solois virtuoso, seorang musisi yang menarik diberkahi dengan teknik yang luar biasa.
Salah satu musisi tersebut adalah Pablo mantan seorang anak ajaib. Seperti banyak rekan musisi lainnya, dia membuat banyak karya untuk biola. Dia sering memainkannya selama tur musiknya, menunjukkan kehebatan teknis dalam bermain biola.
Komposisi “Carmen Fantasy”, Op. 25 untuk biola dan orkestra adalah salah satu karya Pablo yang paling terkenal. Digubah pada tahun 1882, fantasi ini mengambil inspirasi dari tema opera Bizet tahun 1875 “Carmen”. Pada saat itu, musisi biasa membuat karya berdasarkan tema opera populer.
Kecemerlangan Teknik
“Carmen Fantasy” adalah serangkaian variasi dari lima arias opera Bizet yang paling terkenal, seperti “Habanera” yang memikat.
Fantasi ini dibagi menjadi lima bagian berbeda, pertunjukan berlangsung sekitar 12 menit.
Setelah pengantar yang penuh semangat, karya tersebut berisi variasi “Aragonaise” dari Babak IV, “Habanera” dari Babak I, selingan singkat diikuti oleh “Seguidilla” tercinta dari Babak I, dan akhirnya “Tarian Gipsi” dari Babak II.
Biola solo diiringi oleh dua klarinet, dua bassoon, dua seruling, dua obo, dua terompet, timpani, empat horn (sejenis terompet), dan alat musik senar (ada juga versi untuk biola dan piano).
Dalam variasi “Habanera”, komposer menggunakan ornamentasi yang luas bersama dengan teknik komposisi lainnya. Ketika biola solo masuk, register meluas ke rentang dua oktaf, menciptakan warna nada yang berbeda dari suara mezzo-sopran asli Carmen. Keterampilan variasi Sarasate semakin ditunjukkan melalui ricochet (teknik busur biola), pizzicato (memetik senar) dengan tangan kiri, double stop, dan perubahan ritme.
“Seguidilla” berfungsi sebagai transisi dan menciptakan tensi sambil terus memamerkan bakat pemain biola. Teknik virtuosik adalah yang terbaik di sini dengan getaran terus menerus, harmonik jari, perubahan register, oktaf berurutan, pizzicato, dan glissando kromatik.
Movement terakhir adalah yang paling menantang dari kelima movement tersebut. Bagian ini memiliki arpeggio yang cepat, birama tiga yang cepat, rentang empat oktaf, dan akselerasi tempo virtuosik terakhir menjelang akhir. Tantangan lainnya adalah nada-nada utama bersembunyi di dalam melodi yang rumit, yang menyulitkan pemain untuk memainkan baris-baris melodi.
Sarasate mengaransemen ulang nada-nada asli “Carmen” ke dalam bentuk baru yang kreatif dan menggunakan teknik virtuoso untuk menciptakan suara yang unik dengan tekstur berlapis-lapis, sekaligus menjaga intensitas emosional opera tetap utuh. Sang komposer sengaja memodifikasi tempi arias aslinya (allegro moderato, moderato, lento assai, allegro moderato, moderato) untuk memamerkan keahliannya sebagai komposer dan pemain biola, sambil tetap menjaga semangat opera yang berapi-api.
Contoh yang jelas adalah “lento assai,” di mana sang komposer memperbesar karakter Carmen yang berani di Babak I (ketika Carmen mengejek Zuniga) dengan menggunakan tempo yang lebih lambat dan perubahan dinamis yang tiba-tiba untuk menunjukkan temperamennya yang berubah-ubah. Keahlian biola masih sangat terasa dengan berbagai macam register yang digunakan, dari senar G yang rendah hingga senar E yang tinggi, menciptakan suasana yang lebih dramatis.
Pemain harus merangkul intensitas opera sambil menyeimbangkan teknik yang mengalir dan presisi untuk mempersembahkan pertunjukan yang brilian.
“Carmen Fantasy” dari Sarasate adalah sebuah pertunjukan yang brilian dalam hal komposisi dan kesenian. Tetapi hanya musisi ulung yang dapat membawakan karya ini, yang membutuhkan kecakapan teknik dan kemampuan interpretasi yang luar biasa.