oleh Rui Li
Dwi Konferensi atau Dua Sesi Partai Komunis Tiongkok berlangsung pada akhir pekan ini. Dunia luar sedang memperhatikan mengenai adanya perombakan personel, restrukturisasi organisasi dan masa depan ekonomi Tiongkok. Jadi apa saja highlight dari Dua Sesi tahun ini yang patut mendapat perhatian
Dua Sesi Partai Komunis Tiongkok tahun ini berlangsung di Beijing pada 4 dan 5 Maret. Meskipun Dua Sesi dianggap sebagai “konferensi stempel” PKT, tetapi para analis politik masih dapat menangkap beberapa sinyal politik sensitif darinya.
Setelah berakhirnya Kongres Nasional ke-20 pada bulan Oktober tahun lalu, penempatan personel senior PKT yang baru pada dasarnya telah ditentukan. Pemungutan suara hanyalah sekedar mengikuti tata cara. Dan Xi Jinping tanpa perlu diragukan lagi pasti 100% terpilih kembali sebagai sekretaris jenderal PKT yang merupakan kepala negara RRT.
Namun, Dua Sesi tahun ini masih menarik lebih banyak perhatian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena setelah dampak epidemi, Partai Komunis Tiongkok menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk : konsumsi yang lemah, tingkat pengangguran yang meningkat, pasar perumahan yang lesu, anjloknya kepercayaan perusahaan, keuangan pemerintah daerah yang ketat, krisis populasi, dan sanksi Amerika Serikat.
Menghadapi sejumlah tantangan, “tim kepemimpinan ekonomi” Xi menjadi perhatian khusus.
Sejauh ini, menurut analisis ahli dan informasi yang diperoleh media, kandidat yang paling mungkin untuk empat posisi kunci yang bertanggung jawab atas ekonomi Tiongkok adalah Li Qiang sebagai Perdana Menteri, Ding Xuexiang sebagai Wakil Perdana Menteri Eksekutif, He Lifeng sebagai Wakil Perdana Menteri, dan Zhu Hexin sebagai Gubernur Bank Sentral.
Reformasi sistem keamanan nasional yang mendapat banyak perhatian, ada perkiraan bahwa 2 lembaga yakni Kementerian Keamanan Publik dan Keamanan Negara, yang awalnya berada di bawah naungan “Dewan Negara”, besar kemungkinannya akan dialihkan dan dimasukkan ke dalam “Komite Pusat Urusan Dalam Negeri” yang baru dibentuk, serta langsung berada di bawah pimpinan puncak PKT.
Analisis menjelaskan bahwa tindakan ini selain berupa pamer kekuatan di internal partai, tetapi juga menghilangkan orang yang ingin berbeda pendapat atau pembangkang sekaligus mengkonsolidasikan kekuasaan.
Song Guocheng, seorang peneliti Institut Hubungan Internasional Taiwan mengatakan : “Mengeluarkan Kementerian Keamanan Publik dan Keamanan Negara dari sistem urusan negara dan dimasukkan ke dalam sistem partai yang langsung di bawah komando Xi Jinping, mengartikan bahwa Xi telah memusatkan semua kekuasaan di tangannya sendiri. Dengan kata lain, hal itu mencerminkan bahwa PKT sudah tidak mampu lagi memberikan lingkungan untuk melindungi kekuasaan yang mengakibatkan munculnya kekhawatiran mendalam dari pemimpinnya.”
Pada 2 Maret, di sepanjang jalan Chang’an Timur, Beijing terlihat ada sejumlah pos yang dijaga ketat oleh petugas keamanan, ada juga polisi bersenjata yang berjaga-jaga di pintu masuk jalan.
Ini adalah fenomena peningkatan kontrol keamanan yang selalu terjadi menjelang Dua Sesi di Beijing.
Konferensi pers sebelum pembukaan Dua Sesi tahun ini diadakan pada 3 Maret, namun wawancara media masih tunduk pada batasan tertentu.
Selama tiga tahun epidemi, Dua Sesi telah diadakan secara tertutup. Karena PKT membatalkan sendiri kebijakan Nol Kasus yang tak mungkin tercapai, meniadakan lockdown, sehingga dunia luar memperkirakan bahwa Dua Sesi akan melanjutkan cara sebelum epidemi, dan menggunakan kesempatan ini sebagai salah satu sinyal kepada dunia luar mengenai keterbukaan Tiongkok.
Namun, media yang berpartisipasi dalam peliputan Dua Sesi tersebut masih tetap diwajibkan untuk melakukan tes PCR di hotel-hotel yang ditunjuk sehari sebelum mengikuti kegiatan peliputan dan menerima manajemen lingkungan tertutup. (sin)