Lin Yi
Krisis perbankan yang dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat menyebar ke Eropa. Pada 15 Maret, harga saham Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss, anjlok hampir 30%. Bank sentral Swiss mengatakan bahwa mereka siap untuk menyelamatkannya.
Credit Suisse anjlok hampir 30% pada 15 Maret. Angka ini adalah kejatuhan terbesar dalam sejarahnya, menyeret saham-saham bank Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa kekhawatiran akan krisis perbankan AS telah menyebar ke Eropa.
Sebelumnya, Credit Suisse dihadapkan pada berbagai masalah seperti pelaporan keuangan yang kurang memadai, hilangnya deposito dan pelanggaran kepercayaan oleh manajemen.
Credit default swap (CDS) atau Tingkat premi risiko investasi untuk Credit Suisse melebihi angka yang tercatat pada krisis keuangan 2008, yang mengindikasikan para investor mengkhawatirkan risiko gagal bayar bank.
Bank sentral Swiss mengumumkan pada hari yang sama bahwa mereka siap untuk memberikan dukungan finansial kepada Credit Suisse jika diperlukan.
Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss setelah UBS, adalah pemain utama di pasar keuangan internasional, dengan operasi di Eropa, Asia, dan Amerika Utara, dan memiliki aset sekitar US$580 miliar pada akhir 2022, lebih dari dua kali lipat dari Silicon Valley Bank (SVB), yang runtuh minggu lalu.
Krisis Credit Suisse juga menular ke Amerika Serikat, dengan indeks Dow Jones anjlok 250 poin pada Rabu 15 Maret. (Hui)