oleh Rui Li
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (29 Maret) mengumumkan bahwa dirinya telah mengirim undangan kepada Xi Jinping untuk mengunjungi Kiev. Hal ini menjadi perhatian karena dunia luar ingin tahu bagaimana Xi Jinping yang baru saja mengunjungi Rusia akan menyikapi undangan tersebut.
“Tentu saja, saya mengirim undangan pribadi dan terbuka kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping. Saya ingin berbicara dengannya, karena saya telah melakukan kontak dengannya sebelum pecah perang dengan Rusia, tetapi selama lebih dari 1 tahun terakhir, kita belum melakukan komunikasi lagi,” kata Zelensky.
Pada 28 Maret, Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, bahwa dirinya siap bertemu dengan Xi Jinping di Ukraina.
Tetapi tanggapan Tiongkok terhadap hal ini adalah tidak ada komentar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan : “Itu merupakan komunikasi antara para pemimpin. jadi saya tidak memiliki informasi untuk diberikan saat ini”.
Kremlin mengatakan bahwa Xi Jinping akan memutuskan sendiri apakah ia akan menerima undangan Zelensky atau menolaknya. Tetapi Kremlin dalam pernyataannya telah mengisyaratkan bahwa PKT telah membentuk sikap pro-Rusia dan anti-Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan : “Kami menyadari sikap PKT (dalam isu Ukraina), dan kami sangat menghargainya. Kami juga percaya bahwa para pemimpin PKT sendiri yang memutuskan apakah kontak tertentu itu sesuai atau tidak. Namun demikian, kita tidak berhak membuat rekomendasi apa pun”.
Para ahli percaya bahwa gelombang ofensif diplomatik yang dilancarkan Zelensky ini adalah demi memaksa PKT membeberkan sikapnya.
Komentator urusan terkini Wang He menjelaskan : “Masalahnya sekarang bukanlah dia (Zelensky) dapat menarik PKT ke sisinya, tetapi dia dapat mempertahankan situasi saat ini, sudah merupakan kemenangan besar bagi Ukraina. Kali ini dia mengutarakan hal tersebut pada saat menerima wawancara dari reporter Associated Press. Sampai batas tertentu, hal ini dimaksudkan untuk memaksa Xi Jinping dan PKT membeberkan sikapnya terhadap isu Ukraina”.
Komentator politik Tang Jingyuan mengatakan : “Dapat dikatakan bahwa ini adalah cara Zelensky ‘mengetahui suhu air’. Jika Xi Jinping menolak datang ke Ukraina, itu berarti ia bersikap mendukung Rusia. Maka apa yang ia katakan bahwa Tiongkok bersikap netral itu sebenarnya bohong. Dan apa yang ia usung sebagai proposal perdamaian secara otomatis tidak bernilai, artinya, itu tidak akan berhasil”.
Setelah pertemuan Xi Jinping dengan Putin, PKT selalu mengklaim menjaga netralitas dalam konflik Rusia – Ukraina, di saat yang sama berusaha “membujuk perdamaian dan mempromosikan negosiasi”, tetapi pada sisi lain ia mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya yang mendukung Ukraina, menuduh tindakan mereka ini sebagai “menambah besarnya kobaran”. Dunia luar pada umumnya percaya bahwa Xi Jinping tidak akan pergi ke Ukraina, dia bahkan tidak akan menanggapi undangan ini.
Dari sudut pandang pribadi saya, kecil kemungkinan Xi Jinping akan mengunjungi Ukraina. Intinya, tidak ada yang benar-benar layak untuk dibicarakan antar Xi Jinping dengan Zelensky”, kata Tang Jingyuan.
Wang He mengatakan : “Inisiatif ada di tangan PKT. Ukraina pasif dan berada di pihak yang memohon. Saya akan membiarkan itu (undangan Zelensky) di sana. Masalah ini dapat sepenuhnya diabaikan oleh PKT karena dampak yang akan terjadi terhadap diplomasi PKT juga kecil. Apalagi dengan PKT yang memang sudah tidak tahu malu, jadi untuk apa lagi menggubris masalah ini sekarang ?” (sin)