Li Xin
CEO Twitter Elon Musk mengonfirmasi pada Selasa (11/4/2023) bahwa ia telah memberhentikan sekitar 80 persen stafnya sejak mengambil alih perusahaan.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC di kantor pusat Twitter di San Francisco, California, pada Selasa malam, Musk mengatakan bahwa platform media sosial tersebut kini hanya mempekerjakan 1.500 orang, dibandingkan dengan kurang dari 8.000 orang saat ia mengambil alih tahun lalu, yang setara dengan pemangkasan sekitar 80 persen dari jumlah pekerjanya.
Musk mengatakan kepada BBC bahwa ketika dia mengambil alih Twitter, perusahaan menghadapi “situasi arus kas negatif US$ 3 miliar”, yang menyebabkan Twitter dapat hidup selama “empat bulan saja”, jadi dia harus mengambil “tindakan drastis” yakni PHK massal.
“Masalahnya, jika kita tidak segera memotong biaya, perusahaan akan bangkrut,” kata Musk.
“Ini bukan masalah peduli dengan orang lain (atau) tidak peduli dengan orang lain. Ini seperti, jika seluruh kapal tenggelam, maka tidak ada yang memiliki pekerjaan. Musk membela langkahnya.”
“Apa yang akan Anda lakukan? Jika Anda hanya punya waktu empat bulan untuk hidup, 120 hari, dan Anda akan mati dalam 120 hari, apa yang ingin Anda lakukan?” katanya kepada BBC.
Ketika ditanya apakah sulit untuk memecat begitu banyak orang, Musk menjawab bahwa hal itu “sama sekali tidak menyenangkan” dan bisa jadi “menyakitkan”. Dia menambahkan bahwa dia tidak akan memberi tahu semua orang secara pribadi tentang keputusan untuk memecat mereka karena “tidak mungkin berbicara dengan begitu banyak orang secara langsung.”
Musk membeli Twitter senilai $44 miliar pada Oktober lalu, namun pendapatan perusahaan anjlok karena beberapa pengiklan menarik diri. Merespon kondisi ini, Musk dengan cepat melakukan perubahan besar-besaran di Twitter, termasuk pemecatan para eksekutif, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, dan kebijakan baru mengenai cara memverifikasi atau menandai akun pengguna.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa upaya pemotongan biaya yang agresif telah membuahkan hasil, dengan Twitter sekarang “kira-kira” mencapai titik impas dan pengiklan kembali ke platform tersebut.
“Jika semuanya berjalan dengan baik, arus kas kami bisa positif untuk kuartal ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa platform Twitter saat ini mencatat rekor jumlah pengguna.
Miliarder ini juga mengoperasikan SpaceX dan Tesla, produsen mobil listrik. Dia mengatakan bahwa dirinya belum memikirkan siapa yang akan menggantikannya sebagai kepala eksekutif Twitter. Dia sebelumnya mengatakan bahwa akhir tahun ini akan menjadi “waktu yang tepat” mencari CEO baru Twitter.
Wawancara ini dilakukan melalui obrolan suara Twitter Spaces, yang menarik perhatian lebih dari tiga juta orang. (Hui)