oleh Zhao Fenghua, Zhang Danxia dan Liu Fang
Otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) baru-baru ini mengeluarkan “Peraturan tentang Tugas Wajib Militer” baru, yang mencantumkan mahasiswa sebagai target utama wajib militer Tiongkok serta mengizinkan para pensiunan tentara untuk kembali bergabung dalam dinas kemiliteran. Serangkaian persiapan perang pada saat situasi di Selat Taiwan sedang memanas dan perang antara Rusia dengan Ukraina menemui jalan buntu telah menjadi perhatian dunia luar.
“Peraturan tentang Tugas Wajib Militer” yang sudah selesai direvisi akan mulai berlaku pada 1 Mei 2023. Dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini, Komisi Militer Tiongkok mengumumkan bahwa “Peraturan” yang baru direvisi berfokus pada perekrutan mahasiswa, dan pada saat yang sama, memberikan peluang kepada para pensiunan tentara untuk bergabung kembali pada dinas kemiliteran.
Lai Jianping, seorang master hukum internasional dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok yang saat ini tinggal di Kanada, mengatakan bahwa di balik PKT mengirimkan sinyal sedang secara aktif mempersiapkan perang, tersembunyi pula niat politiknya.
Lai Jianping mengatakan : “Ini adalah persiapan PKT untuk menginvasi Taiwan. Penyerangan membutuhkan tentara, perlu merekrut tentara, butuh lulusan universitas baru untuk mengoperasikan senjata berteknologi tinggi, karena kualitas tentara tradisional relatif rendah, dan sulit baginya untuk mengoperasikan senjata modern berteknologi tinggi. (Selain itu) satu lagi adalah pensiunan tentara karena dia dianggap lebih berpengalaman”.
Lai Jianping percaya bahwa menghadapi masalah internal dan eksternal, tidak heran bila otoritas PKT menyulut peperangan guna mengalihkan konflik.
“Salah satu cara adalah mengintimidasi Taiwan. Mungkin juga ia (PKT) mengambil risiko besar dengan melancarkan perang untuk mengalihkan konflik. Diktator umumnya tidak takut orangnya mati (akibat perang). Mereka sama sekali tidak memperlakukan rakyatnya sebagai manusia. Tidak menghargai nyawa manusia.”
Qin Jin, Profesor di bidang sosiologi dari University of Sydney, Australia, mengatakan pada hari Kamis 13 April bahwa PKT telah meningkatkan persiapannya untuk perang, dan memiliki tujuan lain untuk merekrut mahasiswa.
Qin Jin, Ph.D. mengatakan : “Para pensiunan tentara sedang dipanggil kembali saat ini, ini berarti untuk bersiap-siap memasuki keadaan perang. Pada saat yang sama, otoritas merekrut mahasiswa baru lulus untuk masuk dinas militer, melalui cara ini memecahkan angka pengangguran yang terus membesar di Tiongkok”.
Menurut analisis Qin Jin, PKT mungkin saja bersiap mengirim bala tentara untuk membantu invasi Rusia ke Ukraina.
Ia menjelaskan, “Mendukung Rusia dengan sekuat tenaga, karena ketika mengunjungi Rusia, dia (Xi Jinping) mengucapkan bahwa dirinya berniat memimpin dunia untuk sebuah perubahan (situasi) besar. Jadi mungkin saja dia akan bergandeng tangan dengan Putin untuk melawan dunia Barat ? Lantaran memiliki kepentingan yang sangat erat, sehingga dikhawatirkan kehancuran Rusia akan berdampak langsung pada kepunahan rezim PKT.”
Qin Jin juga mengatakan bahwa PKT mungkin juga sedang mempersiapkan perang melintasi Selat Taiwan.
Apalagi, “Tidak mudah bagi PKT untuk menyerang Taiwan, tetapi jika itu benar-benar terjadi, Beijing tidak lagi menghiraukan risiko yang harus dihadapi, hanya ingin mewujudkan niatnya menghancurkan Taiwan. Maka kemungkinan itu juga ada. Itu jelas bukan hanya bencana bagi rakyat Tiongkok tetapi bencana juga bagi dunia”. (sin)