Lin Yi – NTD
Pemerintah Polandia pada Sabtu (15/4/2023) mengumumkan larangan impor bahan makanan Ukraina, termasuk biji-bijian, daging, dan produk susu, mulai 15 April hingga 30 Juni, untuk melindungi para petani di negara tersebut dari kejatuhan harga pangan. Pemerintah Hungaria juga mengumumkan hal serupa pada hari yang sama, tetapi belum mengumumkan tanggal pasti pelarangan tersebut.
Pada Minggu 16 April, Komisi Eropa mengkritik tindakan Polandia dan Hungaria sebagai tindakan sepihak yang tidak dapat diterima dan mengatakan bahwa di dalam Uni Eropa, satu negara anggota tidak dapat mengadopsi kebijakan perdagangan seperti itu. Namun, Komisi belum menyatakan tindakan balasan apa yang akan diambil.
Ukraina juga menyatakan penyesalannya, dengan mengatakan bahwa larangan Polandia melanggar perjanjian ekspor bilateral dan menyerukan dialog untuk menyelesaikan konflik.
Sebagian besar ekspor biji-bijian Ukraina melewati Laut Hitam. Namun, sejak pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina, beberapa pelabuhan Laut Hitam di negara tersebut telah diblokir, sehingga sejumlah besar barang terdampar di negara-negara tetangga seperti Polandia dan Hungaria, yang mengakibatkan kelebihan suplai makanan dan jatuhnya harga. Beberapa organisasi pertanian Polandia memperkirakan bahwa para petani di Polandia telah merugi sebesar US$2,3 miliar.
Masuknya biji-bijian dari Ukraina telah memicu protes besar-besaran oleh para petani Polandia. Pemimpin partai yang berkuasa di Polandia, Jarosław Kaczyński, mengatakan bahwa kelebihan pasokan bahan pangan telah menjadi isu politik di Polandia, yang merupakan sekutu Ukraina. Meski demikian pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi kepentingan warganya.
Dialog tingkat menteri antara Polandia dan Ukraina mengenai masalah ini dijadwalkan akan berlangsung di Polandia pada Senin mendatang. (Hui)