oleh Li Yan
Ketika Beijing secara sepihak memberlakukan larangan penangkapan ikan tahunan di perairan luas Laut Tiongkok Selatan, Vietnam pada Kamis (20 April) kembali menuduh Tiongkok melanggar kedaulatannya, dan meminta Beijing untuk tidak memperumit masalah.
Setiap tahun sejak tahun 1999, Tiongkok menerapkan larangan penangkapan ikan di Laut Tiongkok Selatan yang sering ditentang oleh negara tetangga seperti Vietnam. Tetapi pihak berwenang Tiongkok menanggapi protes itu dengan mengatakan bahwa larangan yang akan terus berlaku mulai 1 Mei hingga 16 Agustus itu adalah untuk meningkatkan ekologi laut dengan maksud agar penangkapan ikan dapat berkelanjutan.
Area larangan Ini mencakup 200 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam dan sebagian Kepulauan Paracel, yang sengketa kedaulatannya antara Tiongkok dengan Vietnam telah berlangsung beberapa dekade lamanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Doan Khac Viet dalam konferensi pers reguler mengatakan : “Apa yang disebut larangan penangkapan ikan Tiongkok telah melanggar kedaulatan Vietnam atas Hoang Sa, serta hak kedaulatan dan yurisdiksinya atas perairan Vietnam dan zona ekonomi eksklusifnya”.
Hoang Sa adalah nama Vietnam untuk Kepulauan Paracel. Vietnam meminta Tiongkok untuk menghormati kedaulatan Vietnam dan “tidak memperumit situasi”.
Laut Tiongkok Selatan kaya akan sumber daya dan mencakup area seluas sekitar 3 juta kilometer persegi. Tiongkok mengklaim kedaulatan atas lebih dari 90% perairan di sana melalui apa yang disebutnya “garis sembilan putus-putus”. Jalur tersebut menembus jauh ke Asia Tenggara dan memotong zona ekonomi eksklusif Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.
Mahkamah Internasional di Den Haag menyatakan pada tahun 2016 bahwa klaim Tiongkok atas Laut Tiongkok Selatan tidak sah. Namun pemerintah komunis Tiongkok, bagaimanapun, telah menolak putusan tersebut dan ngotot mengklaim kedaulatannya dengan mengerahkan kapal-kapalnya di laut. Filipina menuduh ratusan kapal Tiongkok mengganggu perairan ekonomi Filipina dan mengajukan protes diplomatik terhadap Tiongkok.
Bulan lalu, Reuters melaporkan berdasarkan data pelacakan kapal bahwa kapal penjaga pantai Tiongkok berpatroli di dekat ladang gas yang dioperasikan Rusia di zona ekonomi eksklusif Vietnam, hal itu mendorong Vietnam untuk mengirim kapalnya untuk memantaunya.
Doan Khac Viet mengatakan pada Kamis bahwa Vietnam meminta Tiongkok untuk menghormati hak maritimnya, tidak memperumit situasi, dan ikut berkontribusi terhadap perdamaian, stabilitas, dan kerja sama kawasan.
“Kami tegaskan kembali bahwa sikap Vietnam dalam beberapa tahun terakhir terhadap larangan penangkapan ikan sepihak Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan tetap konsisten”, katanya.
Gregory Poling adalah Direktur Asian Maritime Transparency Initiative (AMTI) di Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington. Dia mengatakan kepada VOA pada tahun 2020 bahwa kerusakan biota laut di Laut Tiongkok Selatan semakin parah.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal penangkap ikan mulai menangkap ikan di perairan yang lebih dalam dan ikan yang ditangkap pun semakin kecil. Perkiraan CSIS menunjukkan bahwa lima tahun lalu, volume penangkapan ikan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan menyita 12% dari total tangkapan ikan dunia. (sin)