LOUISE CHAMBERS
Gua Spanyol yang hilang selama 80 tahun telah ditemukan kembali dengan lebih dari 100 ukiran prasejarah unik di dinding interiornya. Delapan panel gua berisi seni ukiran tangan luar biasa yang memberikan wawasan lebih jauh tentang kehidupan prasejarah di Spanyol.
Gua tersebut, yang dikenal sebagai Cova de la Vila dalam bahasa Catalan, ditemukan kembali di Desa Febró di Baix Camp, Tarragona, selama ekspedisi topografi oleh kelompok speleolog, Barranc de la Cova del Corral, pada 13 Mei 2021. Gua tersebut awalnya digali pada 1940-an oleh peneliti Salvador Vilaseca, yang timnya kemudian kehilangan lokasinya.
Penemuan kembali gua dan ukirannya diumumkan secara terbuka pada 17 Maret 2023, oleh pejabat termasuk Walikota Febró, Lurdes Malgrat, dan IPHES (Institut Paleoekologi Manusia dan Evolusi Sosial Catalan).
Speleolog Julio Serrano, yang juga menghadiri pengumuman tersebut, adalah orang pertama yang memasuki sistem gua bawah tanah melalui lubang kecil, yang membawa rombongan ke ruang- an oval seluas lebih dari 90 meter persegi itu. “Ketika saya melihat ukirannya, saya merasakan emosi yang luar biasa yang akan saya bawa selama sisa hidup saya,” kata Serrano dalam siaran pers IPHES.
Serrano menemukan Sala dels Gravats, ruangan oval yang dipenuhi karya seni, dihiasi ukiran prasejarah dari Zaman Chalcolithic hingga Perunggu yang disusun dalam panel, sepanjang delapan meter, yang menggambarkan kehidupan pertanian dan pastoral di wilayah tersebut. Seni itu dalam kondisi luar biasa, dan Serrano tahu bahwa panel-panel itu sudah tua meski tidak mengerti bagaimana menafsirkan skemanya.
Panel, terdiri dari lima garis horizontal, menggambarkan sosok ukiran yang berbeda dalam gaya homogen dan diperkirakan dibuat dengan perkakas batu, kayu, atau langsung dengan jari manusia. Manusia, hewan, serta Matahari dan bintang menjadi objek lukisan di panel-panel itu.
Peneliti IPHES, Dr. Ramon Viñas dan Dr. Josep Vallverdú mengunjungi Cova de la Vila untuk mengesahkan keaslian ukiran tersebut sebelum memberi tahu Departemen Kebudayaan. Ukiran tersebut mewakili salah satu rangkaian seni pasca-Paleolitik terpenting di busur Mediterania dan salah satu dari sedikit representasi seni skematik bawah tanah di area ini.
“Komposisi panel di Sala dels Gravats ini benar-benar tidak biasa, dan menunjukkan kepada kita pandangan dunia dari orang-orang di wilayah tersebut selama proses neolitisasi,” kata Viñas.
“Ini bukan komposisi acak tapi justru sebaliknya; itu jelas menanggapi makna simbolis.
Menurut rekan direktur proyek Antonio Rodríguez Hidalgo, penggalian lebih lanjut di situs tersebut akan memulihkan bahan arkeologi yang sesuai dengan era yang sama dan akan memungkinkan tim peneliti untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang momen di mana ukiran itu dibuat, dan bahkan bisa menentukan tanggal pembuatan mereka.
Tim IPHES terus mengabari publik tentang kemajuan mereka di Twitter dan Instagram.
Untuk saat ini, pelestarian ukiran menjadi perhatian utama karena permukaan dinding gua lunak, lembab, dan rentan terhadap perubahan atmosfer, termasuk kekeringan saat ini. Untuk memastikan kelestarian fisiknya, gua tersebut ditutup oleh Departemen Kebudayaan, Ajuntament de la Febró, dan IPHES. Mereka juga memasang serangkaian probe untuk memantau atmosfer, yang akan diperiksa selama perjalanan lebih lanjut ke lokasi.
Gua tersebut dinobatkan sebagai aset budaya untuk kepentingan nasional dan karena tidak ada akses masuk bagi pengunjung umum, Departemen Kebudayaan bekerja untuk mendigitalkan ukiran untuk digunakan oleh para peneliti serta untuk dinikmati publik menggunakan fotogrametri dan pemindaian laser.
Contoh lain dari skema seni gua prasejarah di wilayah ini termasuk Cova de la Vallmajor di l’Albinyana, Baix Penedès, lukisan gua di La Pileta dan Nerja, Málaga, Murcielaguina di Córdoba, dan gua “skema-abstrak” di Los Enebralejos di Segovia. (eko)