oleh Li Mei dan Tian Yuan – NTD
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan AS-Tiongkok terus menurun. Dengan kunjungan Blinken, tampaknya komunikasi tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah dimulai kembali. Blinken mengatakan pada konferensi pers sebelum meninggalkan Tiongkok bahwa dia mengklarifikasi posisi dan perbedaan AS.
Menteri Luar Negeri AS Blinken mengatakan : “Di Beijing, saya melakukan percakapan penting dengan Presiden Xi Jinping. Saya melakukan diskusi yang jujur, substantif, dan konstruktif dengan Wang Yi dan Qin Gang”.
Setelah bertemu dengan Xi Jinping, Blinken mengadakan konferensi pers di Kedutaan Besar AS untuk Tiongkok di Beijing.
Blinken mengatakan : “Kami sangat memahami bahwa AS sedang menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Tiongkok”.
“Saya datang ke Beijing untuk memperkuat saluran komunikasi tingkat tinggi, untuk mengklarifikasi sikap dan niat kami, serta di mana letak perbedaannya”.
Blinken mengatakan bahwa hubungan AS – Tiongkok tidak stabil, dan inti pertemuan kali ini adalah untuk menstabilkan hubungan. Dirinya dan Xi Jinping telah melakukan “dialog intensif” tentang urusan global.
“Saya menyampaikan bahwa AS dan semakin banyak negara merasa prihatin terhadap tindakan provokatif Tiongkok di Selat Taiwan dan di Laut Tiongkok Selatan dan Timur”, kata Blinken.
Blinken menegaskan kembali bahwa “kebijakan satu-Tiongkok” yang dianut Amerika Serikat masih berlaku dan tidak berubah. Ia memperingatkan PKT untuk tidak mengambil tindakan provokatif di Selat Taiwan.
Blinken mengatakan : “Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami juga menentang setiap perubahan sepihak dari status quo. Kami terus menantikan resolusi damai perbedaan lintas-Selat yang masih timbul. Kami tetap berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawab kami sesuai Undang-Undang Hubungan Taiwan, termasuk memastikan bahwa Taiwan mampu membela diri.”
Blinken juga mempertanyakan tentang janji tidak memberikan bantuan kepada Rusia untuk berperang di Ukraina yang dibuat Beijing, seraya memperingatkan Korea Utara agar segera menghentikan tindakan provokatifnya.
“Namun, kami memiliki kekhawatiran bahwa perusahaan swasta Tiongkok mungkin memberikan bantuan kepada Rusia, yang dalam beberapa kasus jelas memiliki kecenderungan untuk memperkuat kemampuan militer Rusia dalam perang di Ukraina”.
“Semua anggota komunitas internasional ingin mendesak Korea Utara untuk bertindak secara bertanggung jawab dengan menghentikan peluncuran misil dan program nuklirnya. Beijing memiliki posisi khusus dalam dialog untuk mendesak Pyongyang segera menghentikan praktik berbahayanya”.
Blinken juga menyinggung soal hak asasi manusia dan masalah obat fentanyl.
Blinken mengatakan : “Amerika Serikat dan komunitas internasional tetap sangat prihatin dengan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing di Xinjiang dan Tibet, juga di Hongkong. Saya juga secara khusus menyinggung soal warga negara AS yang telah ditahan secara tidak sah, dan mereka yang dicegah untuk meninggalkan Tiongkok”.
“Saya menjadikan masalah opioid sintetik dan fentanil sebagai prioritas dalam pembicaraan. Lantaran itu adalah krisis bagi Amerika Serikat. Fentanil adalah pembunuh nomor satu bagi warga negara AS berusia 18 hingga 49 tahun. Saya tegaskan bahwa kita perlu meningkatkan kerja sama untuk mengatasi masalah utama ini.’ (sin)