Lu Ke
Sahabat lama warga Tiongkok, yakni Tuan Bill Gates beberapa waktu lalu pergi ke Tiongkok, warga Tiongkok sangat menyambut baik kawan lama yang murah senyum ini. Tetapi di Tiongkok sekarang ada dua macam warga Tiongkok, yang pertama adalah orang Tiongkok sejati: Chinese (The Tradisional Chinese, atau orang Tiongkok yang tradisional); dan yang kedua adalah orang RRT/ PKT: orang Republik Rakyat Tiongkok / Partai Komunis Tiongkok.
Lalu kepada siapa sebenarnya Bill Gates bersahabat? Media massa Tiongkok telah memberitakan pertemuan Bill Gates dengan Kepala Negara RRT Xi Jinping, yang secara khusus menyebutkan bahwa Bill Gates memuji keberhasilan Tiongkok lepas dari kemiskinan. Tentu, kita tidak mengetahui apakah Tuan Bill Gates hanya sekedar berbasa-basi dalam ajang diplomatik saja.
Bill Gates adalah orang pandai di bidang teknologi canggih, pengentasan kemiskinan yang sejati dengan teknologi memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama menuntut kebenaran. Fenomena kemiskinan menyangkut ratusan juta orang, ditambah lagi pada situasi depresi ekonomi seperti sekarang ini, apakah dapat dengan seketika terbebas dari kemiskinan semudah setelah melakukan suatu pergerakan politik?
Apalagi kemiskinan bersifat dinamis, dalam tiga tahun pencegahan wabah dengan strategi ekonomi Nol-Covid PKT yang bersifat bunuh diri itu, banyak pemerintah daerah RRT yang kemiskinannya nyaris kering kerontang, para boss yang berbisnis merugi, yang tadinya memiliki pekerjaan kini banyak yang menjadi pengangguran, apalagi rakyat jelata yang baru saja dientaskan dari kemiskinan.
Apakah setelah pernah dilabeli telah terentas dari kemiskinan, atau miskin yang disebut setelah menang melawan kemiskinan, maka tidak akan miskin lagi, atau bagaimana miskinnya juga tidak dianggap miskin lagi?
Realita bukanlah mimpi, bukan berarti setelah Kantor Pengentasan Kemiskinan berganti nama menjadi Biro Revitalisasi Pedesaan lantas tidak ada lagi kemiskinan, berbagai kebijakan dan gerakan PKT yang sarat dengan nuansa Lompatan Jauh ke Depan itu selamanya tidak bisa dipandang sebagai hal yang wajar.
Saya pikir, kawan lama orang Tiongkok, Tuan Bill Gates yang cerdas, mungkin tidak memahami banyak hal di Tiongkok, misalnya masalah pengentasan kemiskinan ini.
Apakah Tuan Bill Gates mengetahui bahwa penduduk miskin Tiongkok yang disoroti oleh humanitarianisme dunia, sangat banyak yang tidak masuk dalam daftar kemiskinan.
Di tengah kondisi PKT yang korup, di sejumlah tempat, untuk digolongkan menjadi keluarga miskin Anda harus mencari pintu belakang para pejabat, dan pintu belakang ini tidak dibuka bagi orang jujur dan miskin yang tidak mau berbohong. Pengentasan kemiskinan ala PKT akan lebih cocok dideskripsikan dengan kalimat ini: “jika Anda dikatakan miskin maka Anda adalah miskin, walau Anda tidak miskin tetap dianggap miskin; jika Anda dikatakan tidak miskin maka Anda tidak miskin, walau miskin tetapi tetap dianggap tidak miskin”. Dari desa sampai ke kota, kecuali segelintir warga miskin yang sengaja dipilih untuk melayani pejabat atas atau yang menjadi sorotan masyarakat, tunjangan pengentasan kemiskinan di banyak daerah sama sekali tidak bisa dinikmati oleh warga miskin.
Di Tiongkok, ada orang yang mengemudikan mobil mewah mengajukan permohonan tunjangan untuk hidup layak dengan didampingi pemimpin daerah, ada pula keluarga yang mampu namun memperoleh rumah jaminan pemerintah, ada juga orang yang tidak pernah miskin tapi bisa memperoleh dana pengentasan kemiskinan, sementara yang benar-benar miskin tapi tidak bisa menjadi warga miskin, golongan ini bahkan lebih banyak lagi.
Para pejabat korup yang diselidiki oleh Departemen Pengentasan Kemiskinan PKT, nilai dana pengentasan kemiskinan yang dikorupsi langsung bahkan lebih mencengangkan. Pengentasan kemiskinan yang diserukan dari mulut PKT yang tidak manusiawi, sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan humanitarianisme yang dipahami oleh masyarakat Barat.
Partai komunis yang dikenal Bill Gates, organisasi dari Eropa yang gentayangan masuk ke Tiongkok ini, adalah organisasi yang sama sekali tidak menghormati HAM dan hak hidup rakyat Tiongkok. Warga Tiongkok sekarang yang bersanding dengan partai, ibarat bersanding dengan serigala, dengan ular, atau dengan harimau, rakyat jelata yang tidak memiliki kekuasaan, di bawah tekanan PKT, bila dipaksa mengaku kaya, maka ia tidak akan berani mengaku miskin di depan media massa.
Pengentasan kemiskinan yang sebenarnya sangat sulit, tapi pengentasan kemiskinan ala PKT tidak sulit, mengapa tidak sulit? Daftar keluarga miskin di desa, dulunya ada karena pejabat daerah menulisnya demi mendapatkan dana pengentasan kemiskinan. Begitu daftar nama itu dicontreng, maka sejumlah orang tanpa disadari akan menjadi miskin, dengan demikian pemerintah daerah mendapat dana untuk dibelanjakan.
Lalu sekarang dikatakan harus mengentaskan kemiskinan, cukup ditanyakan berapa banyak orang yang harus dientaskan dari kemiskinan, contreng lagi di daftar nama, maka banyak orang tanpa disadari akan dientaskan dari kemiskinan.
PKT menangani segala masalah, terlepas dari apakah memendam niat jahat sejak awal, atau pernah berpikir melakukannya dengan benar cuma beberapa saat di awal, hasil akhirnya akan selalu sama saja, karena dalam mentalitas politik yang telah terdistorsi, orang bodoh memerintah orang jenius, secara keseluruhan tidak ada standar yang bisa menyelesaikan masalah, ini sama halnya dengan kejadian dulu mengangkat seorang sekjen yang tidak becus secara politis namun dengan politik sebagai panglima ia diangkat sebagai pemimpin perusahaan, lalu membuat perusahaan itu bangkrut. Kemudian mutlak tidak mau mengaku salah, pada akhirnya hanya bisa berbalik membungkam mulut orang lain, yakni dengan jahat membereskan orang yang mengemukakan adanya masalah itu.
Belakangan ini, siapa yang kurang hati-hati berbicara dan mengatakan Tiongkok adalah negara yang tidak makmur, dalam opini PKT, akan dianggap melecehkan Tiongkok dan dihujat habis-habisan. Propaganda PKT selalu mengisyaratkan kepada seluruh rakyat Tiongkok bahwa segala permasalahan yang timbul di dunia ini adalah akibat perbuatan AS, orang Amerika menciptakan masalah karena takut akan dilampaui oleh PKT, hal ini telah menjadi semacam kesepahaman yang konyol di kalangan anggota PKT.
Beberapa tahun terakhir ini PKT selalu menyombongkan betapa besar dan hebatnya negaranya, seakan-akan segera akan memposisikan RRT di urutan pertama dan AS di urutan kedua. Terlepas dari posisi pertama atau kedua, sudah pasti adalah negara yang telah makmur, tetapi baru-baru ini ketika AS baru saja mengusulkan untuk mencabut status Tiongkok sebagai negara miskin, dan tidak lagi menganggap Tiongkok sebagai negara berkembang, PKT pun langsung mencak-mencak, Kemenlu tidak hanya langsung menguraikan data dan bukti dengan mengeluarkan setumpuk statistik, dengan tegas dan ngotot membuktikan pertumbuhan Tiongkok tidak menggembirakan, dan Tiongkok masih jauh tertinggal dibandingkan AS; bahkan Kepala Negara Xi Jinping pun turun tangan menyatakan sikap, mengatakan bahwa Tiongkok selamanya adalah sebuah negara berkembang.
Di bawah sorotan mata seluruh dunia, kadang kala PKT gembar-gembor akan kehebatannya, tapi terkadang juga berpura-pura miskin, kelucuan yang bersifat didramatisir seperti ini, membuat orang asing memandangnya benar-benar bermental pengemis.
Tentu saja, seperti biasa PKT tidak peduli semua itu, pamor tidak penting, yang terpenting adalah bisa mendapatkan uang. Setelah uang didapat, dikuras lagi dari tangan rakyat, lalu digunakan lagi untuk menindas rakyat sendiri; dana yang disumbangkan negara-negara makmur, semuanya digunakan merekrut Pasukan 50 Sen (Wu Mao Dang, buzzer bentukan PKT, Red.) untuk menghujat negara Barat, atau dengan royal dibagi-bagikan ke negara miskin, di satu sisi mengambil uang dari negara makmur untuk berlagak boss, di sisi lain menggandeng negara miskin untuk melawan negara-negara Barat yang makmur.
Sebenarnya baik dalam peradaban Barat maupun dalam peradaban tradisional Tiongkok, barang siapa memperoleh tanpa berusaha, dan secara jahat memperoleh keuntungan dari orang lain adalah hal yang sangat memalukan.
Pepatah Tiongkok mengatakan “Orang yang suka harta, harus mencarinya dengan cara yang benar”, “memperoleh tanpa melakukan jasa, tidak bisa tidur nyenyak”; mengenai bantuan dari orang lain, selalu “membalas jasa dengan nilai melebihi ketika diberi”, “orang lain menghormati saya sejengkal, saya menghormati orang itu sedepa”. Tapi nilai-nilai partai komunis jelas tidak seperti itu, komunisme selain bukan bagian dari peradaban Tiongkok, bukan pula peradaban Barat, komunis bukanlah semacam peradaban.
Sepertinya seluruh dunia juga harus menyerang pengentasan kemiskinan oleh PKT. Karena PKT telah mengumumkan pengentasan kemiskinan secara nasional telah berhasil, maka pengentasan kemiskinan Tiongkok secara tuntas, sepertinya hanya tinggal langkah terakhir PKT saja, dengan mengutip kata-kata Xi Jinping, demi kebangkitan bangsa Tiongkok yang agung, tidak bisa membiarkan masalah pelik pengentasan kemiskinan ini ambruk pada langkah terakhir bukan?
Berinteraksi dengan kelompok lumpen-proletariat seperti PKT semacam ini, sebaiknya Tuan Bill Gates harus ekstra hati-hati. Mungkin kunjungan Tuan Bill Gates kali ini bisa mengharapkan adanya perolehan dalam hal kekayaan intelektual, tetapi partai komunis adalah organisasi yang tidak bisa dipercaya, tidak bisa dipercaya disini bukan karena miskin, tapi karena jahat. Walaupun para penguasa partai sudah menumpuk banyak harta pribadi di luar negeri, bagi aksi preman yang selalu ingin menipu selagi bisa ini, tetap akan dilakukannya tanpa rasa kikuk.
Kata “komunis” adalah sebutan lain untuk sikap memusuhi orang kaya dan mencaplok secara ilegal, adalah perampokan yang diberi jubah politik, pemikiran seperti inilah yang menentukan dan mengendalikan tindakan para anggotanya.
Tuan Bill Gates pasti tidak mungkin membaca dokumen Kongres Nasional ke-20 PKT, yang di dalamnya PKT baru saja memuji garis haluan Marx, dan menegaskan PKT akan selalu menganut Marxisme. Menurut teori Marxisme, Bill Gates adalah kapitalis sejati, yang selalu difitnah partai komunis, orang yang meneteskan darah dari setiap pori-porinya. Bill Gates mungkin juga tidak tahu-menahu, saat Xi Jinping memuji Bill Gates adalah kawan lama rakyat Tiongkok, banyak pengusaha Tiongkok yang pernah termotivasi oleh Bill Gates, sedang dipenjara atau dalam perjalanan akan disekap.
Tentu saja tidak perlu terlalu khawatir, karena kali ini partai komunis hanya mau uang tidak meminta nyawa, yang sebelumnya dijebloskan ke dalam penjara ada sebagian yang telah bebas, prasyaratnya adalah memenuhi pemerasan partai komunis, menyerahkan seluruh harta kekayaan yang telah mereka peroleh dengan susah payah selama bertahun-tahun, yang selama ini telah diincar oleh PKT.
Selain itu, cara PKT menindas pengusaha juga sudah menyesuaikan perkembangan zaman, saat hendak merampas uang tidak lagi seperti dulu yang meneriakkan slogan hancurkan kapitalis, melainkan dengan cara yang sarat akan nuansa hukum, segala jenis tuduhan kejahatan dihujamkan bertubi-tubi. Bicara hubungan baik dan berbisnis dengan PKT yang penuh topeng berlapis ini, pengusaha kaya seperti Bill Gates harus ekstra hati-hati, jika Anda tidak dapat melihat sosok asli PKT di balik topengnya, cobalah untuk memahami sebuah legenda kuno yang dikenal luas oleh masyarakat awam Tiongkok, yakni cerita tentang siluman tengkorak putih (salah satu episode dari novel klasik Journey to the West karya Wu Cheng’en. Red.) yang hendak memakan daging bhiksu Tong Sam Cong (Tang San Zang, red.), yang juga selalu berusaha mendekati Tong Sam Cong untuk menjalin hubungan baik.
Tuan Bill Gates, ketahuilah PKT tidak mewakili rakyat Tiongkok, PKT yang selalu menindas rakyat Tiongkok bukanlah teman bagi rakyat Tiongkok. Semoga di dalam hati Tuan Bill Gates menjadikan rakyat Tiongkok (Chinese) sebagai kawan lama, dan bukan menjadikan PKT sebagai kawan lama.
Semoga Tuan Bill Gates hidup berbahagia! (SUD/whs)