Televisi pemerintah Rusia, baru-baru ini mengecam pemimpin tentara bayaran Wagner yang diasingkan, Prigozhin, dan menyatakan bahwa penyelidikan atas pengkhianatan pasukannya terhadap Moskow akan terus berlanjut, serta merilis film penggerebekan di rumah Prigozhin
Presiden Belarusia mengklarifikasi bahwa Prigozhin tidak lagi berada di negaranya dan telah kembali ke Rusia, di mana keberadaannya tidak diketahui. Pada Kamis 6 Juli, rudal Rusia menghantam Lviv, menyebabkan banyak korban jiwa. Pada Jumat 7 Juli, Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk memberikan tambahan bantuan militer sebesar $800 juta kepada Ukraina
oleh Liang Dong dan Chen Li dari NTD News Weekly
Presiden Belarusia Sergei Lukashenko mengatakan kepada publik pada 6 Juli bahwa Prigozhin, kepala tentara bayaran Rusia, tidak lagi berada di Belarusia. Tentara bayaran tetap berada di kamp-kamp tempat mereka ditempatkan sebelum pemberontakan.
Presiden Belarusia Lukashenko berkata : “Dia (Prigozhin) ada di St. Petersburg. Di mana dia pagi ini? Dia mungkin pergi ke Moskow atau ke tempat lain, tetapi dia tidak berada di Belarus.”
Pada hari yang sama, Moskow mengatakan Lukashenko telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengklaim tidak melacak Prigozhin.
Juru bicara Kremlin Peskov berkata : “Kami tidak mengikuti gerakannya (Prigozhin). Kami tidak memiliki kesempatan maupun keinginan untuk melakukannya.”
Sehari sebelumnya, televisi negara Rusia menayangkan rekaman yang mengatakan penegak hukum menggerebek kantor Prigozhin di St. Petersburg dan salah satu rumahnya.
Video tersebut menunjukkan barang-barang seperti helikopter pribadi, gudang senjata, dan uang tunai di dalam mansion. Dalam laporan tersebut, Prigozhin disebut sebagai “pengkhianat” dan mengatakan pihak berwenang masih menyelidiki pemberontakan tersebut.
Beberapa orang menunjukkan bahwa jika Prigozhin kembali ke Rusia tanpa hukuman, otoritas Putin akan semakin dipertanyakan.
Setelah 12 hari, Rusia melancarkan serangan drone dan rudal jelajah ke Kiev dan sekitarnya dari malam hingga dini hari pada 1 Juli.
Saksi mendengar ledakan yang menyerupai sistem pertahanan udara menghantam sasaran, dan pada pukul 2 pagi waktu setempat, Kiev dan sebagian Ukraina tengah dan timur dalam keadaan siaga serangan udara.
Angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa serangan Rusia termasuk delapan drone Shahed buatan Iran dan tiga rudal jelajah. Semua drone dan rudal berhasil ditembak jatuh.
Kravchenko, kepala militer regional Kiev, mengatakan di Facebook bahwa puing-puing dari pesawat tak berawak jatuh, merusak tiga rumah pribadi di Kiev dan melukai satu orang.
Pada 6 Juli, pejabat Ukraina mengungkapkan bahwa rudal Rusia menyerang Lviv, menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 34 lainnya. Itu adalah serangan terbesar terhadap fasilitas sipil di kota barat sejak konflik pecah.
Sejak melancarkan serangan balasan, tentara Ukraina hanya merebut kembali beberapa desa di selatan, dan tentara Rusia masih menguasai sebagian besar Ukraina Timur.
Sejak Moskow menginvasi Ukraina, Rusia menggunakan kota timur Bakhmut sebagai landasan peluncuran serangan ke kota-kota lain. Meskipun Rusia masih menguasai Bakhmut, tentara Ukraina berharap secara bertahap maju melalui pengepungan sayap utara dan selatan untuk merebut kembali kota tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Turkiye pada 7 Juli, berharap dapat mendorong Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan menerima lebih banyak bantuan militer. Dia sebelumnya telah mengunjungi Bulgaria, Republik Ceko, dan Slovakia.
Atas permintaan Zelensky, Presiden Biden memutuskan pada 7 Juli memberikan tambahan bantuan militer senilai US$800 juta ke Ukraina termasuk kendaraan lapis baja Bradley, kendaraan lapis baja Stryker, sistem pertahanan udara Patriot, rudal AIM-7, dan Stinger dan bom tandan.
Mengenai masalah apakah akan memberikan bom tandan ke Ukraina, Gedung Putih menyatakan akan menanganinya dengan hati-hati.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berkata : “Ukraina telah memberikan jaminan tertulis bahwa senjata ini akan digunakan dengan cara yang sangat hati-hati yang dirancang untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil.”
Setelah pemberontakan Wagner, kekuatan ofensif tentara Rusia tampaknya terpengaruh. Kirill Budanov, direktur Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media bahwa tentara Rusia telah mengurangi penggunaan amunisi dalam serangan udara baru-baru ini, menunjukkan bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan serangan pengeboman di Ukraina.
Direktur CIA William Burns mengatakan dalam pidatonya di Oxfordshire sebelumnya bahwa perang yang diluncurkan oleh Rusia adalah kegagalan strategis.
Ia berkata : “Perang Putin adalah kegagalan strategis bagi Rusia. Kelemahan militernya terungkap dan ekonominya akan rusak parah selama bertahun-tahun yang akan datang.”
Dia juga mengatakan pemberontakan Wagner merupakan tantangan bagi rezim Rusia dan menunjukkan efek destruktif dari perang Ukraina Putin di Rusia.
Burns: “Kebencian atas perang akan terus mengikis kepemimpinan Rusia, yang hanya dapat dipertahankan oleh propaganda dan represi negara.” (Hui)