NTD
Markas Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan pada 12 Juli : “Korea Utara meluncurkan rudal balistik tak dikenal ke Laut Tiongkok Timur (Laut Jepang)”. Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengumpulkan informasi yang relevan.
Militer Korea Selatan mengumumkan, sekitar pukul 10:07 (09:07 GMT) bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke Laut Jepang.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan bahwa pada 12 Juli sekitar pukul 09:59 (08:59 waktu Beijing) Korea Utara meluncurkan setidaknya satu buah rudal balistik dari pedalaman ke arah timur, diperkirakan rudal itu mendarat di Laut Jepang luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang pada pukul 11:13 (10:13) waktu Beijing.
Laporan NHK menyebutkan bahwa Yasukazu Hamada yang tiba di Kementerian Pertahanan pada pukul 10:15 langsung menerima informasi tentang peluncuran rudal balistik Korea Utara. Dan, langsung mendiskusikan tanggapan dengan pejabat terkait.
Di ruang penanggulangan dari kediaman resmi perdana menteri Jepang, para pejabat terkait mengadakan pertemuan darurat untuk mengumpulkan informasi tentang pergerakan Korea Utara.
Kepada reporter media Hamada mengatakan bahwa rudal balistik itu mungkin telah mendarat sekitar 550 kilometer sebelah timur Semenanjung Korea.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat ini berada di Lithuania untuk menghadiri KTT NATO. Setelah dia mengetahui bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik pada 12 Juli pagi, dia memberikan instruksi termasuk : 1. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait guna analisis, dan segera memberikan informasi yang tepat kepada warga masyarakat. 2. Memastikan keamanan navigasi bagi pesawat dan kapal. 3. Mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang diluar dugaan.
Beberapa hari lalu, pihak berwenang Korea Utara mengancam akan menembak jatuh pesawat mata-mata AS yang melanggar wilayah udaranya.
15 Juni tahun ini adalah terakhir kalinya Korea Utara meluncurkan rudal balistik, dan itu adalah peluncuran ke-12 tahun ini. (sin)
”. Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengumpulkan informasi yang relevan.){kind=link}