oleh Yu Liang, reporter dari NTDTV
Militer Rusia pada Rabu (19 Juli),mengatakan telah membalas untuk malam kedua berturut-turut dengan serangan di kota pelabuhan Laut Hitam Odessa guna menghancurkan infrastruktur mengekspor bahan makanan. Secara terpisah, Afrika Selatan mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin, yang berada di bawah tahanan internasional tidak menghadiri KTT BRICS
Pada Rabu, kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa rudal-rudal Rusia telah menghantam industri militer dan infrastruktur bahan bakar serta depot-depot amunisi di pelabuhan Odessa, Ukraina.
Militer Ukraina kemudian mengonfirmasi bahwa Rusia memang menyerang infrastruktur di pelabuhan Odessa. Mesin pemuat biji-bijian dan sebuah silo terbakar, dan rumah-rumah rusak di tempat yang menurut penduduk setempat seperti neraka.
Warga Odessa Kostiantyn berkata : “Untungnya saya tidak tidur. Saya tinggal di lantai dasar. Saya melihat lampu merah berkedip melalui jendela.”
Pada Rabu, para pejabat di Krimea mengatakan sebuah ledakan dini hari di sebuah pangkalan militer di distrik Kirovske, semenanjung itu, memicu kebakaran yang berkobar selama tiga jam, memaksa evakuasi lebih dari 2.000 orang dan penutupan jalan raya di dekatnya.
Seorang penduduk Krimea berkata : “Saya sedang berbaring. Pada jam 4 pagi, terjadi ledakan, kilatan. Lima menit kemudian, kilatan lagi. Kemudian ledakan lainnya.”
Saluran Telegram Rusia melaporkan bahwa serangan udara Ukraina menyebabkan kebakaran di gudang amunisi pangkalan.
Sehari sebelumnya, juga terjadi ledakan di Jembatan Krimea, meski pejabat Ukraina belum memastikan keterlibatannya dalam ledakan tersebut.
Afrika Selatan mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT BRICS di Johannesburg bulan depan, dan menteri luar negeri Rusia akan hadir atas namanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berkata : “Hukum pidana internasional, terlepas dari segala celahnya, adalah alat yang efektif. Mereka yang benar-benar melanggar hukum internasional tidak dapat melakukan perjalanan keliling dunia seperti sebelumnya.”
Pada Maret tahun ini, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas kejahatan perang. Sebagai negara anggota, Afrika Selatan wajib menangkap Putin sesuai hukum pidana internasional. Tetapi jika ditangkap, itu sama saja dengan menyatakan perang terhadap Rusia.
Afrika Selatan memiliki hubungan baik dengan Rusia, terjebak dalam dilema dan membujuk Putin untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut. (Hui)