Seekor beruang melompat ke dalam air dan mulai berenang, agar bisa bernafas beruang membuka mulutnya semakin lebar, kepalanya semakin ditengadahkan, untuk menjaga hidungnya tetap muncul di atas air. Seiring dengan semakin tinggi kepalanya menengadah, mulutnya semakin menganga lebar, beruang yang berenang itu pun lambat laun berubah menjadi seekor ikan paus.
Orang yang mengarang cerita ini adalah Darwin, ia mengemukakan “Teori Evolusi Biologi”, yang lebih lanjut disimpulkan oleh generasi berikutnya sebagai asal muasal manusia dan spesies di bumi ini dengan alur cerita sebagai berikut:
Sekitar 4 milyar tahun silam, di tengah lingkungan atmosfir lautan dan bumi purba yang begitu panas tak terkira, ada proses pemasakan sepanci besar sup kental yang penuh dengan bahan kimia sebagai bahan baku, yang disebut “sup primitif”. Di dalam sup dari panci itu, melalui proses reaksi bahan-bahan kimia yang bersintesis menjadi senyawa organik, yang bertabrakan dan menimbulkan biomolekul, membentuk suatu sel yang paling primitif, lalu bertabrakan lagi secara bertahap menimbulkan makhluk bersel, lalu menjadi tanaman air, hewan air, perlahan merangkak ke darat dan menjadi hewan amfibi dan reptil, dan berubah lagi menjadi hewan mamalia, lantas berubah menjadi kera yang naik ke atas pohon, kemudian balik turun lagi ke darat menjadi manusia kera, akhirnya berevolusi menjadi manusia modern yang beradab.
Dengan kata lain, kehidupan paling awal di bumi ini berasal dari sepanci sup primitif yang berisikan campuran anorganik. Leluhur umat manusia jika terus ditelusuri ke kakek, dan kakek buyut, hingga leluhur sampai pencipta… leluhur pada fase tertentu adalah kera, dan leluhur yang paling-paling-paling awal adalah sepanci “sup primitif”.
Siapakah Charles Darwin sebenarnya? Bagaimana Darwin mengemukakan Teori Evolusi Biologi? Mari kita telaah sebagai berikut:
1. Bagaimana Darwin Mengemukakan “Teori Evolusi”?
Ahli biologi Inggris bernama Charles Robert Darwin (1809-1882), hidup pada masa kejayaan inggris, yakni pada zaman Viktoria, era ini merupakan salah satu era keemasan perkembangan ilmu pengetahuan yang dipenuhi dengan teori fisika dan kimia mutakhir. Daerah koloni Inggris pada masa itu tersebar di seluruh dunia, menjadikannya sebagai salah satu negara termakmur di dunia, lingkungan seperti itulah yang telah memberikan kondisi sangat menguntungkan bagi penelitian secara murni dari teori Darwin.
Darwin terlahir di suatu keluarga yang kaya raya di Shrewsbury, Inggris, pada 12 Februari 1809, sebagai anak kelima dari enam bersaudara. Kakek dan ayah Darwin berprofesi sebagai dokter. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga terpandang Wedgwood yang terkenal di bidang industri keramik, sang ibu meninggal dunia saat Darwin masih berusia 8 tahun. Pengaruh sang ayah sangat besar terhadap kehidupan Darwin²*.
Dalam autobiografinya Darwin menuliskan, “Saya percaya ayah dan seluruh guru menilai saya sangat biasa, IQ saya lebih rendah daripada rata-rata.” Ayahnya pernah berkata padanya, “Jika kau hanya berfokus pada berburu, pelihara anjing, dan menangkap tikus, di kemudian hari kau akan kehilangan muka, dan keluarga pun akan malu.”
Darwin menuliskan, “Karena di sekolah saya tidak bisa apapun, ayah dengan bijak memberhentikan sekolah saya sejak dini, tadinya bersama kakak, kami berdua sekolah di University of Edinburgh.” Setelah dua semester kuliah, sang ayah melihat Darwin tidak akan bisa menjadi dokter, maka ia memindahkannya mempelajari teologi, dan dipersiapkan untuk menjadi seorang pendeta.
Demi menjadi pendeta, maka pada 1828 Darwin menuruti perintah sang ayah dan menempuh studi tiga tahun di University of Cambridge, hal ini sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh sang ayah, Darwin berhasil lulus ujian dan meraih gelar Bachelor of Arts (BA) pada 1831, dan waktu itu usianya 22 tahun. John Henslow, seorang guru botani dari University of Cambridge, sangat berpengaruh terhadap perkembangan profesi Darwin di kemudian hari.
Pada musim panas 1831, nahkoda kapal layar AL Kerajaan Inggris HMS Beagle yakni Kapten Fitz-Roy telah merencanakan suatu pelayaran jarak jauh, dengan berlayar ke arah Amerika Selatan, Kepulauan Hindia Timur dan sekitarnya. Nahkoda itu berniat mengundang seorang naturalis muda dalam pelayarannya, yang bertugas mengumpulkan berbagai spesimen di sepanjang perjalanan, untuk dikirim kembali ke Inggris agar diteliti oleh para akademisi. Profesor Henslow lantas merekomendasikan Darwin.
Dari Desember 1831 HMS Beagle berlayar hingga Oktober 1836 tiba di Falmouth, Inggris, Darwin telah berlayar bersama HMS Beagle selama hampir 5 tahun, termasuk juga melewati Kepulauan Galapagos yang merupakan wilayah Ekuador di Amerika Selatan. Dalam pelayaran itu, Darwin telah menikmati berbagai pemandangan di seluruh dunia, termasuk hutan hujan primitif, lapisan tanah (stratum), gunung berapi, serangga, unggas, hewan mamalia, dan adat istiadat berbagai suku bangsa, keragaman spesies yang unik telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi dirinya. Dia pun mulai mengumpulkan berbagai spesimen sesuai instruksi.
Hingga 1859, yakni 23 tahun setelah pelayaran HMS Beagle tersebut berakhir — di saat Darwin berusia 50 tahun, demi menjelaskan asal usul spesies, dorongan kuat untuk menambahkan penemuan ilmiah semunya bagi ilmu pengetahuan, walaupun tingkat pemahaman ilmu pengetahuannya terhadap kehidupan masih sangat terbatas, Darwin tetap saja menerbitkan buku “On the Origin of Spesies” itu, dan mengemukakan “teori evolusi”.
Kalimat pertama pada kata pengantar “On the Origin of Spesies” itu Darwin menuliskan: “Di sini saya akan mencoba untuk memberikan gambaran singkat, tetapi saya khawatir tidak sempurna, tentang kemajuan opini mengenai Asal-Usul Spesies. (I will here attempt to give a brief, but I fear imperfect, sketch of the progress of opinion on the Origin of Species.)” Kalimat ini benar-benar telah mencerminkan sikap keraguannya yang pada waktu itu ia merasa tidak sepenuhnya menguasai tentang teorinya sendiri.
Yang perlu diingatkan kepada pembaca adalah, yang dikemukakan oleh Darwin itu hanyalah suatu pandangan individu, suatu dugaan, suatu hipotesa yang masih harus dibedah dan dibuktikan lebih lanjut oleh para generasi penerus. Bayangkan jika pada masa itu Darwin memiliki sebuah mikroskop dan pengetahuan biologi molekuler seperti sekarang ini, melihat betapa rumit dan halusnya struktur serta fungsi sel, masih tetapkah Darwin akan mempublikasikan buku “On the Origin of Species”?
Darwin meninggal dunia pada 1882, tutup usia 73 tahun. Dalam autobiografinya ia menuliskan: “Jika saya bisa hidup dua puluh tahun lebih lama, juga masih boleh bekerja, betapa saya sangat ingin merevisi buku ‘On the Origin of Species’, seluruh pandangan di dalamnya patut untuk direvisi.” Terlepas dari apa maksud kata “revisi” itu, pada hari ini, perangkat teori Darwin tentang asal usul manusia dan spesies, memang patut ditinjau ulang.
Selanjutnya akan kami jelaskan isi konkret dari “teori evolusi”, memilah kesalahan logika hipotesa teori evolusi, menjabarkan berbagai eksperimen dan hasil yang dilakukan banyak orang untuk membuktikannya, begitu pula sejumlah fakta-fakta ilmiah dan komentar sejumlah ilmuwan terhadapnya.
2. Konten Mendasar Hipotesa Teori Evolusi
Begitu menyebut “teori evolusi”, pada umumnya orang-orang akan merasa bahwa itu adalah sebuah teori yang telah diakui oleh kalangan ilmiah, sebenarnya tidak demikian. Sejak lahirnya teori evolusi sampai hari ini, sama sekali tidak pernah dibuktikan, dan masih berupa sebuah hipotesa atau dugaan.
Kita mulai dengan “beruang berubah menjadi ikan paus” pada awal cerita, kedengarannya seperti dongeng atau kisah fiksi, yang dituliskan oleh Darwin dalam buku “On the Origin of Species” edisi pertama, yang hampir seperti hipotesa teori evolusi Darwin versi yang dipadatkan. Seorang ahli geologi Inggris yakni Sir Charles Lyell meragukan cerita “beruang menjadi ikan paus” itu, maka dalam edisi berikutnya Darwin pun menghapus kisah tersebut. “Teori evolusi” yang dikemukakan Darwin, memiliki dua asumsi yang krusial, yaitu:
2.1 Nenek Moyang Yang Sama, Evolusi Spesies
Darwin berpendapat (gambar bawah “I think”) bahwa semua makhluk hidup berevolusi dari nenek moyang yang sama, dan makhluk hidup dapat berevolusi dari satu spesies menjadi spesies yang lain. Berdasarkan keterkaitan akan bentuk, struktur, dan karakter setiap jenis makhluk hidup, ia menggambarkan sebuah pohon evolusi (evolutionary tree), yang disebut juga “pohon kehidupan” (the Tree of Life, red.)
Spesies diurutkan berdasarkan urutan waktu kemunculannya, dari bagian batang utama pohon perlahan berevolusi sampai ke cabang, ranting dan daunnya. Sebuah pohon evolusi memiliki sejumlah simpul (node, red.), dan setiap simpul mewakili satu spesies, sedangkan garis di antara simpul melambangkan hubungan antar spesies, contoh: Darwin berasumsi manusia dan kera memiliki nenek moyang yang sama, jadi di belakang manusia dan kera ada sebuah garis yang menunjukkan nenek moyang yang sama, begitulah pikir Darwin. (Sud/Whs)
Bersambung