oleh Yu Liang dan Ming Yu
Ukraina mengumumkan bahwa tentaranya berhasil menerobos masuk ke daerah pertahanan pasukan Rusia. Putin mengakui bahwa usulan pembicaraan damainya telah ditolak Ukraina.
Tentara Ukraina : “Brigade ke-35 dan Batalyon Pertahanan Tanah Air “Arii” berhasil menyelesaikan misi mereka, merebut kembali desa Staromaiorske. Ini adalah kemenangan bagi Ukraina”.
Pada Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam videonya menyebutkan bahwa setelah pertempuran sengit, tentara Ukraina akhirnya merebut kembali desa Staromaiorske dan masuk ke garis pertahanan “Gigi Naga” (dragon’s teeth) di Rusia selatan, benar-benar telah memotong jalur pasokan Rusia ke Bakhmut. Hal ini sangat besar artinya.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa pasukan Ukraina bergerak maju secara bertahap menuju ke selatan Bakhmut, dan pertempuran sengit di dekat desa Klishchiivka, Andriivka dan lainnya masih berlangsung.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia membantah telah kehilangan desa-desa tersebut.
Diungkapkan oleh seorang pejabat Rusia, bahwa dalam beberapa minggu terakhir, Ukraina telah menggunakan senjata yang disediakan oleh Barat dan pasukan elit yang dilatih oleh Barat untuk melancarkan serangan balik. Mereka mencoba menerobos masuk di beberapa lokasi di garis depan yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer. Pertempuran antara pasukan kedua negara terjadi berulang kali, kekuatan tentara Rusia banyak tergerus. Pertempuran sengit berlanjut saat pasukan Ukraina memotong garis pertahanan pertama Rusia dalam serangan besar-besaran di front selatan wilayah Zaporozhye.
Kompleks kantor kementerian dalam negeri di Donetsk yang dikuasai Rusia mengalami kerusakan setelah pemboman pada hari Jumat. Tidak diketahui apakah ada korban. Rusia menuduh Ukraina yang melancarkan serangan itu dan bersumpah akan membalas dendam.
Pada Jumat (28 Juli) Presiden Putin mengatakan pada KTT Rusia – Afrika di St. Petersburg bahwa dirinya siap untuk bernegosiasi dengan Ukraina, tetapi ditolak oleh pihak Kiev.
Putin mengatakan : “Semua masalah seharusnya diselesaikan melalui negosiasi. Tapi masalahnya adalah mereka (Ukraina) menolak untuk berbicara dengan kami.” (sin)