EtIndonesia. Ketika orang berpikir tentang autisme, mereka berpikir tentang anak ajaib yang dibatasi secara sosial. Namun, autisme adalah gangguan perkembangan yang tingkat keparahannya dapat bervariasi.
Di sini kami akan menjelaskan berbagai bentuk autisme dan memberikan tips bagaimana menangani anak autisme dengan benar.
Apa itu autisme?
Menurut ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan pervasif. Autisme adalah penyakit mental yang biasanya terjadi sebelum usia tiga tahun. Ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga bentuk: autisme anak usia dini, sindrom Asperger, dan autisme atipikal. Namun, seringkali sulit untuk membedakan karakteristik satu sama lain. Oleh karena itu, dokter dan psikolog sering berbicara tentang gangguan spektrum autisme (ASD).
Sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa 2% dari semua anak dan remaja berusia antara 3 dan 17 tahun menderita beberapa bentuk autisme.
Seraca global, menurut Data Center for Desease Control and Prevention (CDC, 2018) menyebutkan bahwa prevalensi kejadian penderita autism meningkat dari 1 per 150 populasi pada tahun 2000 menjadi sebesar 1 per 59 pada tahun 2014.ASD lebih banyak menyerang anak laki-laki, dengan prevalensi 1:37, sedangkan pada anak perempuan 1: 151.
Merujuk pada data prevalensi tersebut, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebesar 237,5 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14% diperkirakan memiliki angka penderita ASD sebanyak 4 juta orang.
Istilah autisme berasal dari kata Yunani “autos”, yang berarti sesuatu seperti “diri sendiri”. Psikiater Swiss Eugen Bleuler secara khusus menciptakan istilah tersebut. Dia adalah orang pertama yang menggambarkan penyakit itu sebagai semacam pengasingan di mana anak-anak hidup dalam dunia pikiran batin.
Apa penyebab autisme?
Meski sudah ada sejumlah penelitian, penyebab pasti autisme belum bisa ditentukan. Dulu diasumsikan bahwa ibu memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan penyakit. Dingin emosional dan ketidaktertarikan akan mendukung perkembangan penyakit. Hari ini, tesis ini dianggap tidak terbukti.
Di sisi lain, terbukti bahwa autisme adalah bawaan dan disebabkan oleh faktor genetik. Semua bentuk autisme tidak dapat disembuhkan, sehingga mereka yang terkena seringkali membutuhkan dukungan dan bantuan seumur hidup.
Gejala apa yang ditimbulkan oleh autisme?
Setiap bentuk autisme memiliki serangkaian gejalanya sendiri. Namun, sebagai aturan, perilaku motorik dan sosial sangat dipengaruhi oleh penyakit ini. Selain itu, perilaku yang terus-menerus diulang merupakan ciri khas dari penyakit tersebut.
Gejala autisme anak usia dini
Autisme anak usia dini memanifestasikan dirinya dalam gejala-gejala berikut, misalnya:
- Kemampuan terbatas terkait dengan gerakan
- Perkembangan bicara yang tertunda dan seringkali sangat terbatas
- Kecerdasan di atas atau di bawah rata-rata
- Perilaku yang merugikan orang lain atau diri sendiri
Gejala Sindrom Asperger
Sindrom Asperger memanifestasikan dirinya dalam gejala yang hampir sama, tetapi biasanya hanya muncul setelah usia empat tahun. Gejalanya seringkali tidak begitu jelas seperti pada autisme anak usia dini. Misalnya, orang dengan Sindrom Asperger mungkin berbicara dengan sempurna, tetapi perilaku sosial mereka sangat dibatasi.
Gejala Autisme Atipikal
Autisme atipikal juga baru terlihat setelah usia tiga tahun dan dianggap oleh banyak orang sebagai sub-bentuk autisme anak usia dini. Gejalanya tidak begitu jelas, tetapi sangat membatasi kualitas hidup mereka yang terkena dampak.
Autisme sering dikaitkan dengan kemampuan picik, tetapi tidak selalu demikian. Misalnya, beberapa orang autis memiliki pendengaran yang sangat baik atau sangat berbakat dalam matematika.
Bagaimana dokter mendiagnosa autisme?
Mendiagnosis autisme membutuhkan pengamatan yang cermat. Psikolog dan profesional medis menggunakan kuesioner untuk meninjau kriteria diagnostik autisme dan kemudian menentukan gambaran klinisnya. Sebagai aturan, orangtua juga diminta untuk mengamati perilaku anak saat bermain dan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya setelah pengamatan lengkap dan pengecualian gangguan lain seperti ADHD, skizofrenia atau gangguan ambang barulah diagnosis “autisme” dibuat.
Bagaimana autisme dapat diobati?
Penyembuhan autisme tidak mungkin dilakukan. Namun, berbagai pilihan pengobatan memastikan bahwa orang autis dapat mengatasi penyakitnya dengan baik. Namun demikian, sebagian besar dari mereka yang terkena dampak bergantung pada bantuan dan dukungan seumur hidup, terutama jika autismenya parah. Terapi perilaku dan pengobatan bersamaan dengan pengobatan telah terbukti menjadi metode pengobatan yang berhasil. (yn)
Sumber: stommung