Perang Drone Pertama di Dunia, Ukraina Melatih Tentaranya Taktik Serangan

Yu Liang – NTD

Militer Ukraina pada Kamis 17 Agustus menyatakan membutuhkan sejumlah besar profesional dan pasokan bantuan militer. Pada saat yang sama, tentara Rusia juga menghabiskan banyak uang.

Sebuah Video menunjukkan tentara Brigade Pertahanan Teritorial Ukraina ke-100 menggunakan intelijen drone untuk menargetkan posisi Rusia dan melakukan tembakan presisi.

“Dengan bantuan intelijen udara, kami mencegah musuh mendekati posisi kami. Maka Kami bisa melihat mereka,” kata Vitalii, komandan kompi mortir Brigade Pertahanan Ukraina.

Pada Kamis (17 Agustus), perusahaan pertahanan dan keamanan Inggris BAE Systems mengatakan berencana  membeli Ball Aerospace seharga US$5,5 miliar, dengan mengatakan bahwa integrasi tersebut akan membantu memenuhi kebutuhan amunisi dan drone Ukraina yang melonjak.

Wadah pemikir Dewan Atlantik AS menggambarkan perang Rusia-Ukraina sebagai “perang drone pertama di dunia.”

Rusia juga berencana mendirikan pabrik drone sekitar 800 kilometer timur Moskow untuk memproduksinya secara massal pada  2025, demikian The Washington Post melaporkan pada Kamis.

Komando Pelatihan Khusus Uni Eropa (EUTC) di Jerman mengatakan pada Kamis bahwa persyaratan pelatihan Ukraina untuk pasukannya di luar negeri baru-baru ini telah berubah, dengan pelatihan perwira dan taktik sekarang menjadi prioritas utama.

“Saya pikir perhatian utama Ukraina adalah pelatihan pendidikan pemimpin militer. Jelas, tentara profesional telah berperang selama satu setengah tahun, banyak yang terbunuh dan terluka,  sekarang mereka membutuhkan perbekalan, baik pemimpin maupun Prajurit,” kata Letnan Jenderal Andreas Marlow .

Sekitar 6.200 tentara Ukraina telah dilatih tahun ini yang merupakan bagian dari misi militer Uni Eropa, dengan pelatihan ekstensif.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan pada Rabu 16 Agustus bahwa meskipun Biden menyetujui program pelatihan pilot pesawat tempur F-16 Ukraina pada Mei lalu, sejauh ini belum ada waktu yang diberikan tentang pengiriman jet tempur tersebut.

Selain itu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengumumkan pada 14 Agustus, dalam sepekan terakhir Rusia kehilangan lebih dari 4.000 tentara di Ukraina.

Menurut kantor berita TASS, lebih dari 100 pekerja asing pemegang paspor Rusia juga telah dibawa ke kantor wajib militer untuk mendaftar dinas militer. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS