EtIndonesia. Aku dan istriku Lily telah menikah selama 10 tahun. Sekarang setelah kami bercerai, aku menyadari bahwa waktu telah mempermainkanku. Aku merasa kehilangan dia. Tiba-tiba aku merasa hidup itu membosankan.
Aku pertama kali bertemu dengan istriku di sekolah menengah, dan setelah lulus sekolah menengah dia pergi ke kota untuk bekerja sementara aku melanjutkan ke perguruan tinggi.
Aku adalah satu-satunya mahasiswa di desa kami, tapi sayangnya ayahku mengalami kecelakaan di tambang batu bara ketika aku masih mahasiswa tahun kedua. Tabungan keluarga habis, dan aku juga dengan terpaksa untuk berhenti sekolah.
Namun, Lily tiba-tiba kembali ke kampung halaman, dan pulang untuk menemuiku untuk menyerahkan buku tabungannya padaku, dia berkata: “Kamu adalah kebanggaan desa kami, dan kamu juga kebanggaan saya. Jangan menyerah, pergi ke sekolah, kamu bisa memakai uangnya dulu …”
Sejak itu, dia menyewa rumah di dekat sekolahku dan tinggal bersamaku. Dia membantuku belajar dan merawat melayani semua kebutuhanku. Sejujurnya, aku berterima kasih padanya dari lubuk hatiku yang paling dalam.
Setelah lulus dari universitas, aku bergabung dengan perusahaan yang bagus, tetapi Lily kembali ke kampung halaman karena ibunya sakit. Dengan cara ini, kami telah menjalani hubungan jarak jauh selama tiga tahun, dan pada saat itu aku sudah menyadari bahwa sebenarnya ada jarak yang jauh di antara kita, tidak ada topik yang sama, dan dia sendiri merasa rendah diri.
Tapi saat itu aku masih sangat mencintainya, dan aku sangat berterima kasih padanya, dan kami pun menikah.
Pada tahun 2008, aku mengundurkan diri dari pekerjaan dan memulai bisnis sendiri, dan bisnisku tidak berjalan dengan baik, sayangnya pada saat itu Lily hamil, aku berpikir itu bukan waktu yang tepat untuk memiliki anak, jadi aku memintanya untuk menggugurkan bayinya.
Pada tahun 2009, bisnisku mulai berkembang, dan istriku hamil lagi, tetapi pada saat itu, karena aku masih banyak utang, aku bersikeras untuk tidak memiliki anak. Istri dengan terpaksa pergi ke rumah sakit lagi.
Baru pada tahun 2012 bisnisku akhirnya stabil, dan aku mulai berencana untuk punya anak, tetapi istriku malah tidak bisa hamil-hamil.
Pada hari itu, kami pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan, dan kata dokter kemungkinan istriku untuk bisa hamil sangat kecil.
Karena alasan ini, suasana hatiku jadi tidak nyaman, dan kami sering bertengkar. Ditambah lagi desakan ibuku yang sudah lanjut usia yang ingin cepat memiliki cucu. Mungkin karena tekanan ini, aku mengajukan gugatan cerai.
Awalnya dia tidak setuju, dan pulang ke desa, dan membuat keributan dengan ibuku.
Karena kecewa dengan istriku, aku menjalin hubungan dengan seorang karyawan wanita di perusahaanku. Saat itu, hubungan antara aku dan istriku sudah tidak harmonis lagi, dan kami bertengkar setiap hari.
Agar bisa cepat menceraikan istriku, aku mengiriminya foto perselingkuhanku, dan dia akhirnya mau untuk bercerai.
Pada hari kami bercerai, dia mengajak aku untuk makan bersama, tetapi aku tidak setuju.
Setelah perceraian, dia memberikan amplop besar kepadaku:” Saya tidak pernah menunjukkan ini kepada kamu, dan kamu tidak pernah peduli dengan saya selama bertahun-tahun, anggap saja itu sebagai hadiah terakhir yang saya berikan kepadamu.”
Setelah itu, dia memelukku dan bertanya apakah aku benar-benar sudah tidak menginginkannya lagi. Aku hanya diam dan tidak menanggapinya, jadi dia pergi.
Ketika aku membuka amplop itu, itu ternyata catatan medis. Aku terkejut, ternyata dia telah mengandung bayiku empat kali dan menggugurkannya, yang terakhir pada tahun 2011. Tapi dia tidak pernah mengatakan padaku, dan bahkan tidak memintaku untuk pergi ke rumah sakit bersamanya…
Ternyata dia tidak bisa hamil, dan pelakunya adalah aku. Aku meneleponnya hari itu juga dan bertanya mengapa dia tidak memberi tahuku.
Dia mengatakan bahwa aku sangat fokus pada bisnisku sehingga aku sama sekali tidak peduli padanya. Dia juga tahu bahwa bayinya akan lahir pada waktu yang tidak tepat, jadi dia membuat keputusan sendiri untuk menggugurkan bayi kami.
Pada saat panggilan telepon, hatiku bergetar. Dia pergi ke rumah sakit untuk mengeluarkan anak kami, dan dia masih bekerja di rumah tanpa lelah. Dia tidak pernah mengeluh kepadaku, dan dia bahkan tidak pernah merawat tubuhnya dengan baik …
Aku ingin kembali dengannya, tetapi pacarku yang sekarang hamil, dan orangtuaku mendesak aku untuk menikah, tetapi yang aku pikirkan adalah mantan istriku, apa yang harus aku lakukan?
Hanya setelah perceraian aku tahu bahwa dia sangat baik, dan aku benar-benar sangat merindukannya. Mantan istriku hingga sekarang belum juga menikah lagi, tetapi aku tidak tahu apakah dia bisa memaafkanku, dan bagaimana cara mendapatkan pengampunannya?
Begitu seorang wanita yang lembut dan berbudi luhur memutuskan untuk bercerai, dia biasanya sudah putus asa dan akan melepaskan pernikahan hanya ketika dia sudah kecewa.
Jika istri Anda tidak benar-benar mencintai Anda, dia tidak akan berkompromi lagi. Dia telah mendukung studi dan pekerjaan Anda tanpa keluhan, dan dia bersedia menjadi wanita tak dikenal di belakang Anda.
Dan pacar Anda saat ini, ketika Anda dan istri Anda bercerai, memilih untuk bersama Anda, saya kira dia memiliki mentalitas untuk memanfaatkannya. Jika Anda tidak memiliki karir dan kesuksesan seperti saat ini, dia mungkin tidak akan mau bersama Anda.
Jadi, siapa yang benar-benar mencintaimu, kamu harus sangat jelas di hatimu. Pria yang sukses, selain terus berjuang untuk karirnya sendiri, juga harus belajar memikul tanggung jawabnya.
Jangan membuat alasan untuk perselingkuhan Anda, bukan karena mantan istri Anda tidak cukup baik, tetapi Anda tidak cukup kuat dalam pengendalian diri. Bukan karena mantan istrimu tidak cukup mencintaimu, hanya saja sifatmu memang seperti ini.(yn)
Sumber: uos