Etindonesia. Kepala agen properti di Iran baru-baru ini ditangkap karena membantu pasangan yang tidak memiliki ahli waris untuk mengalihkan hak properti atas apartemen mereka kepada anjing peliharaan mereka.
Pengusaha Iran yang tidak disebutkan namanya itu berakhir di penjara dan perusahaan real estatnya ditutup awal bulan ini setelah sebuah video yang menunjukkan dia memimpin pengalihan properti yang tidak biasa menjadi viral di media sosial.
Dalam klip pendek tersebut, pria tersebut terlihat sedang menyiapkan dokumen yang kemudian ditandatangani oleh pasangan manusia, dan kemudian oleh anjing peliharaan mereka, Chester.
Secara teknis, pemiliknya hanya mengambil kaki anjing itu, menaruh tinta di atasnya, dan kemudian memasukkannya ke dalam surat kontrak, tapi menurut kami itulah yang dianggap sebagai tanda tangan anjing.
Agen tersebut terdengar menjelaskan properti tersebut, dan setelah kesepakatan selesai, pemilik Chester terlihat memeluk dan memberi selamat kepada anjing tersebut. Namun, pihak berwenang Iran menganggap itu adalah pelanggaran hukum.
Rekaman pengalihan hak properti menjadi viral di Iran selama akhir pekan, dan pada hari Minggu, pemilik agen real estat yang meresmikan pengalihan hak properti ditangkap karena “menormalisasi pelanggaran nilai-nilai moral masyarakat” dan mengesahkan kesepakatan “ tanpa dasar hukum”.
“Polisi menangkap kepala agen real estat dan menutup perusahaan tersebut pada hari Sabtu,” kata Wakil Jaksa Agung Reza Tabar.
Tampaknya, para ulama konservatif di Iran tidak menyukai kepemilikan anjing, karena hewan tersebut dianggap najis, sehingga tindakan ini dipandang sebagai pelanggaran serius.
رفتند یه آپارتمان به اسم سگشون آقا چستر زدن ، سگه پای قولنامه انگشتم زد 🤦♂️ pic.twitter.com/uSd30ZkCOe
— کتابشاه سوم (@ketabshah3) August 18, 2023
Dewan Kota Teheran juga melarang hewan-hewan tersebut berada di ruang publik, dan menggambarkannya sebagai “masalah besar”. Bahkan ada suatu masa ketika pihak berwenang Iran mempertimbangkan untuk menyita anjing milik warga.
“Anggota parlemen Iran mencoba mendorong undang-undang untuk menyita semua anjing dan memberikannya ke kebun binatang atau meninggalkannya di gurun,” kata Dr. Payam Moheb kepada The National. (yn)
Sumber: odditycentral