oleh Han Fei dan Luo Ya
Kunjungan Xi Jinping ke Afrika Selatan untuk menghadiri KTT BRICS kali ini penuh dengan kejadian yang tidak terduga. Sedangkan situasi politik dalam negeri Tiongkok juga tidak menentu.
Xi Jinping tiba di Afrika Selatan pada 21 Agustus. Setelah keluar dari pintu pesawat dan melambaikan tangannya, dia berjalan menuruni tangga dengan langkah kaki yang kurang tepat, berjalan dengan gravitasi badan yang tidak stabil, memiring ke kanan, Hal mana menimbulkan duga bahwa jangan-jangan kesehatan Xi Jinping sudah bermasalah. Namun dalam laporan berita di China Central TV, adegan Xi Jinping turun dari pesawat itu sengaja tidak ditampilkan, sehingga menarik perhatian dunia luar terhadap dugaan yang bisa jadi adalah benar.
Tak hanya itu, saat Xi Jinping berfoto bersama pemimpin empat negara lainnya, gerakannya dalam mengangkat tangan terkesan melelahkan. Selama beberapa hari beraktivitas, Xi Jinping kerap menunjukkan wajah lelah, kurang segar, selain sering mengedipkan mata, langkahnya pun tampak tersendat-sendat.
Pada 22 Agustus, Xi Jinping tiba-tiba absen dari forum bisnis yang ia anggap sangat penting, dan pidatonya dibacakan oleh Menteri Perdagangan Wang Wentao. Namun, dalam pemberitaan media PKT, mereka sengaja menyembunyikan fakta ini, dengan mengatakan bahwa Xi Jinping hadir di forum tersebut. Bahkan hal yang lebih aneh lagi.
Pada 23 Agustus, ketika Xi Jinping masuk ruang acara KTT, pendamping Xi dari Tiongkok langsung dicegah oleh keamanan di depan pintu masuk, ia tidak diperkenankan ikut masuk, yang membuat Xi Jinping tampak bingung dan menolehkan kepala untuk melihat atau mencari-cari.
Dunia luar beranggapan bahwa berbagai fenomena abnormal itu sedang mengungkapkan sinyal-sinyal yang tidak biasa.
Su Tzu-yun Ph.D seorang Direktur Institut Penelitian Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional dari Institut Penelitian Keamanan Pertahanan Nasional Taiwan menyebutkan : “Pengamatan saya adalah bahwa Xi Jinping benar-benar menghadapi beberapa, mungkin situasi khusus. Termasuk mengungkapkan (masalah) kesehatannya, atau menghadapi beberapa kendala dalam kepemimpinannya.”
Doong Sy-chi, Direktur Departemen Urusan Internasional di Taiwan Think Tank mengatakan : “Karena bagaimanapun, kita sekarang melihat arah masa depan Tiongkok. Faktanya, sangat penting bahwa hal itu bergantung pada diri seorang Xi Jinping saja. Jika ada sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba terhadap kesehatannya, kemungkinan besar akan menyebabkan perubahan besar dalam situasi politik Tiongkok, dan bahkan mungkin berdampak pada dunia, jadi sekarang semua orang sangat khawatir tentang hal ini”.
Kolumnis Epoch Times, Zhou Xiaohui mengatakan bahwa rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT) saat ini sedang menghadapi tiga masalah besar di bidang ekonomi, sosial dan politik, terutama 3 buah “bom waktu” di bidang ekonomi. Namun Xi Jinping, yang sedang berjuang mencari jalan keluar, berada di bawah tekanan yang sangat tinggi.
Su Tzu-yun juga berpendapat bahwa situasi politik di Tiongkok saat ini sangat tidak menentu.
“Yang kedua adalah masalah tantangan struktural dalam diri PKT. Tentu saja, semua orang tahu bahwa ini adalah ekonomi, dan ada juga bagian yang tidak efektif dalam bantuan bencana. Ini telah hilang sebelumnya. Ketiga adalah masalah militer. Di mana kedua komandan militer Tiongkok maupun panglimanya telah dilengserkan. Bahkan belakangan muncul kabar bahwa kapal selam serang strategis Angkatan Laut Tiongkok juga mengalami masalah. Meski kabar tersebut belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut, tetapi dilihat dari kelakuan Xi Jinping saat ini, memang mencerminkan adanya sejumlah tantangan besar pada keseluruhan sistem PKT yang harus dihadapi seorang pemimpin one man show,” kata Su Tzu-yun.
Kolumnis Epoch Times, Zhong Yuan percaya bahwa keruntuhan PKT telah menjadi topik hangat internasional, dan nasib Xi Jinping terkait erat dengan hal tersebut. Meskipun Xi telah terpilih kembali pada tahun 2022 untuk meneruskan tampuk kepemimpinannya yang ketiga kalinya dan tidak lagi memiliki penantang di partai, namun hal-hal buruk terus menimpanya, sehingga ia harus sering-sering menyembunyikan diri. Selain kehabisan akal untuk mengatasi masalah, ia juga kehabisan orang kepercayaan yang berkemampuan untuk dipakai. Xi Jinping selain berkhawatir terhadap keamanan politik, lebih-lebih terhadap keselamatan jiwanya.
Zhong Yuan menunjukkan bahwa Xi Jinping tidak menunjuk penggantinya setelah terpilih kembali, yang menunjukkan bahwa PKT tidak lagi memiliki penerus. Bagi Xi Jinping, membiarkan PKT jatuh mungkin merupakan jalan keluar terakhir dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya. Bagi anggota PKT yang belum mundur dari organisasi ini dan semua afiliasinya, agar segera mengambil tindakan mundur untuk menyelamatkan diri.
Para analis percaya bahwa sebagaimana yang sering diucapkan oleh Xi Jinping dalam berbagai kesempatan pidatonya, bahwa “gelombang badai” sedang menerjang Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa baik Xi Jinping maupun PKT telah kehabisan akal dan hanya bisa bersikap pasrah.
Kolumnis Epoch Times, Wang He mengatakan : “Jadi masalahnya sekarang adalah bahwa rakyat Tiongkok lebih dituntut untuk mengenali karakteristik PKT, menarik garis yang jelas dengan PKT agar Tiongkok dapat melakukan transformasi secara damai sesegera mungkin. Ini adalah keberuntungan bagi Tiongkok dan rakyatnya, juga keberuntungan bagi dunia.” (sin)