oleh Ren Hao – NTD
Sejumlah besar korban masih kehilangan tempat tinggal di daerah bencana di Timur Laut dan Tiongkok Utara pada Rabu (16/8/2023). Otoritas Hebei mendistribusikan pestisida sebagai persediaan bantuan bencana, yang menuai kritik. Kemudian, Heilongjiang kembali diguyur hujan lebat.
Korban di Hebei berkata: “Lihat bantuan yang kami distribusikan di Hebei. Pestisida, apakah Anda melihatnya?! Pestisida dan insektisida. Insektisida, apakah tempat ini saja masih perlu membunuh serangga. Lihat yang berubah menjadi hijau dan lumut?! Berubah menjadi hijau berlumut! , di sini masih berubah menjadi hijau.”
Menghadapi tanaman yang benar-benar tenggelam akibat banjir, para korban di Hebei tidak mengerti mengapa pihak berwenang mendistribusikan pestisida dalam persediaan bantuan.
Maka beberapa netizen yang suka berpikir tiba-tiba tersadar setelah berspekulasi tentang “Makna yang lebih mendalam”, “Apa kamu tidak mengerti artinya? Aku sudah memberimu pestisida!” “Mungkin bukan untuk tanahnya, tapi untuk rakyatnya sendiri.”
Otoritas Baoding Zhuozhou dan Laishui, yang paling parah terkena banjir, mengeluarkan kebijakan penyelamatan dan kompensasi pada 11 Agustus. Setiap kerabat korban banjir yang dapat menerima subsidi sebesar RMB. 20.000 (Rp 42 juta). Namun, jumlah kematian resmi di Hebei hanya 29 jiwa, jauh lebih rendah dari kematian yang diperkirakan oleh publik. Artinya, hampir semua kerabat korban tidak menerima satu sen pun dari subsidi pemerintah.
Dengan penghinaan terhadap kehidupan manusia, netizen hanya bisa menghela nafas “RMB. 20.000 seharusnya bisa membeli keledai sekarang.” Netizen juga berujar : “Saya bisa berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan.”
Selain itu, kebijakan ganti rugi dari pihak berwenang juga mencakup: ganti rugi maksimum untuk setiap rumah tangga yang rumahnya roboh adalah RMB. 40.000 , dan ganti rugi bagi mereka yang rumahnya tidak roboh adalah RMB.5.000. Beberapa korban mengatakan bahwa semua pertanian hilang, tetapi jumlah kompensasi dari pihak berwenang hanya RMB.9 (Rp 18.000) per mu (0,006 hektar) tanah,
Bagi banyak korban, prioritas utama tetap membersihkan rumah mereka.
Di Laishui, endapan lumpur di beberapa rumah penduduk desa setebal setengah meter, tetapi ini tidak serius.
Pekerja pengerukan air Hebei Ms Han berkata : “Dibandingkan dengan sisi itu (area yang serius), ini tampaknya tidak tebal. Dibersihkan ke halaman dan kemudian ada sekop untuk menaruhnya di sungai. Umumnya, dibutuhkan waktu sekitar tiga atau empat hari untuk membersihkan satu rumah.”
Orang-orang di Zhuozhou, provinsi Hebei: “Permukaan air laut di Zhuozhou telah naik 60 sentimeter. Ya Tuhan, lihatlah lumpur ini, celah besar ini.”
Korban di Wuchang, Heilongjiang : “Rumah itu miliknya dan rumah ini milik saya. Kartu identitas saya, buku rekening, semua ini ada di bawah reruntuhan.”
Korban banjir juga berkata : “Banyak pasir yang mengalir. Masih ada air di dalam desa. Ternyata sisi ini adalah tanah. Lihatlah betapa tebalnya pasirnya. Sekarang tanahnya penuh dengan pasir. Tanaman tahun ini pasti mati, seperti ini. Tahun depan, tanahnya pasti tidak akan mudah ditanami.”
Di Heilongjiang dan Jilin, sejumlah besar korban masih kehilangan tempat tinggal, tetapi para pejabat telah menutup rapat-rapat berita daerah bencana, sehingga menyulitkan dunia luar untuk memahami situasi sebenarnya.
Pada 16 Agustus malam, Stasiun Meteorologi Heilongjiang memperingatkan bahwa kota Tieli di Kota Yichun telah menerima curah hujan 100 milimeter dalam tiga jam, yang mana dapat menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor. (Hui)