oleh Li Mei dan Jiang Diya
Kudeta militer terjadi di Gabon, sebuah negara Afrika Barat. Setelah komisi pemilihan umum Gabon mengumumkan bahwa Presiden saat ini Ali Bongo memenangkan masa jabatan ketiga, sekelompok perwira militer mengumumkan di televisi pemerintah bahwa mereka telah merebut kekuasaan, membatalkan hasil pemilu dan menutup semua perbatasan.
Pada Rabu (30 Agustus) dini hari, tak lama setelah hasil pemilihan umum Gabon diumumkan, sekelompok perwira militer muncul di televisi nasional dan mengumumkan bahwa mereka telah merebut kekuasaan.
Para petugas tersebut menyatakan bahwa mereka mewakili seluruh pasukan pertahanan dan keamanan Gabon. Sedangkan bahwa hasil pemilu telah dibatalkan, perbatasan telah ditutup dan lembaga-lembaga negara dibubarkan.
Para perwira militer membacakan pernyataan terpisah yang mengatakan bahwa mereka menjadikan Presiden Ali Bongo sebagai tahanan rumah.
Juru bicara militer Gabon berkata: “Tuan Ali Bongo berada dalam tahanan rumah. Dia dikelilingi oleh keluarga dan dokternya.”
Usai pidato petugas tersebut ditayangkan, suara tembakan terdengar di Libreville, ibu kota Gabon.
Omar Bongo, ayah dari Presiden Ali Bongo saat ini, telah memerintah Gabon selama 41 tahun. Setelah kematian Omar pada tahun 2009, Ali Bongo berkuasa dan terus berkuasa sejak saat itu.
Komisi Pemilihan Umum Gabon mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Bongo memenangkan pemilu dengan 64,27% suara, dengan lawan utamanya Albert Ossa di tempat kedua.
Belum ada kabar mengenai keberadaan Bongo, yang terakhir kali terlihat di depan umum saat memberikan suaranya pada pemilihan umum Sabtu lalu.
Pada Rabu, juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran mengatakan bahwa dia mengutuk kudeta militer di Gabon dan Prancis sangat memperhatikan perkembangan situasi di Gabon. (Hui)