oleh Liu Haiying dan Mingyu
Setelah India berhasi mendaratkan wahana penjelajah kutub selatan bulan pada Agustus tahun ini, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada 2 September kembali meluncurkan pesawat antariksa pertamanya yang membawa misi mengamati matahari.
Pesawat antariksa yang mengamati matahari telah berhasil diluncurkan.
Pesawat luar angkasa peneliti surya yang diberi nama menurut kata “matahari” dalam bahasa Hindi, akan ditempatkan pada titik Lagrange pertama (Lagrange point 1, L1) pada orbit Halo, yakni jarak antara bumi dengan matahari, sekitar 1,5 juta kilometer jauhnya dari bumi.
“Kami memiliki tujuh muatan. Tujuh muatan itu akan mempelajari matahari dalam cahaya tampak, ultraviolet dan sinar-X dari semua posisi spektral yang dimungkinkan. Artinya kita akan mendapatkan gambaran yang lengkap. Jika dalam istilah awam, itu adalah seperti kita akan mendapatkan gambar hitam-putih, gambar berwarna dan gambar definisi tinggi, gambar matahari 4K, sehingga kita tidak ketinggalan apa yang terjadi dengan matahari,” ujar Manish Purohit, mantan Ilmuwan ISRO.
Tujuan utama misi ini antara lain mengamati fotosfer matahari, kromosfer, dan korona, serta mempelajari partikel di titik Lagrange, pemanasan koronal, percepatan angin matahari, dampak dari banyak fenomena yang terjadi di bumi, seperti letusan massa koronal dan iklim antariksa dekat Bumi.
Pesawat antariksa peneliti matahari ini diperkirakan akan mencapai titik Lagrangian dalam waktu 4 bulan. (sin)