NTD
Meski tahun ajaran baru di Tiongkok baru dimulai, tetapi sudah terdengar para guru dari 2 SMA di Kota Luoyang, Provinsi Henan, melakukan pemogokan untuk menuntut gaji selama beberapa bulan yang belum dibayarkan oleh pihak sekolah.
Beberapa video yang beredar di media sosial pada 4 September menunjukkan, di ruang terbuka di luar gerbang Sekolah Menengah Atas No. 1 Distrik Mengjin, Kota Luoyang, lebih dari seratus pengajar dan staf sekolah sedang duduk di tanah, dan seseorang yang tampaknya seperti pejabat sedang berbicara melalui pengeras suara kepada orang banyak. Ada juga video yang menunjukkan, para guru berdiri di ruang terbuka dan menyerukan tuntutan mereka.
Netizen menyampaikan berita, bahwa Guru Sekolah di Mengjin langsung mogok mengajar begitu tahun ajaran baru dimulai, mereka duduk-duduk di pelataran sebagai protes. Kabar yang beredar adalah pihak sekolah belum membayarkan gaji selama beberapa bulan lalu mereka mengajar.
Video lainnya menunjukkan, bahwa puluhan orang duduk melakukan protes di luar gerbang sekolah yang berbeda, yang disaksikan oleh banyak warga yang lewat.
Kabarnya, ini adalah adegan para guru Sekolah Menengah No 2 Distrik Mengjin yang sedang melakukan aksi duduk untuk menuntut pembayaran gaji yang ditunggak.
Saat ini, video terkait di daratan Tiongkok telah dihapus pihak berwenang dari internet.
Menurut informasi publik, Sekolah Menengah No. 1 Mengjin memiliki total lebih dari 500 orang tenaga pengajar dan staf yang saat ini memiliki dua kampus : Kampus Timur dan Kampus Barat (sebagai Sekolah Eksperimen Afiliasi Universitas Peking Mengjin). Sedangkan Sekolah Menengah KNo.2 Mengjin memiliki lebih dari 100 orang tenaga pengajar dan staf. Kedua sekolah ini disebut-sebut sebagai “Sekolah Menengah Umum Percontohan di Provinsi Henan”. Keren bukan !
Dalam beberapa tahun terakhir, keadaan keuangan pemerintah daerah di Tiongkok terus memburuk. Di beberapa daerah yang ekonominya agak terbelakang, gaji guru ditunggak itu sudah menjadi hal yang lumrah. Provinsi Henan merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang besar tetapi juga merupakan salah satu provinsi di Tiongkok yang agar terbelakang secara ekonomi.
Pada Mei tahun ini, 34 orang guru dari sebuah sekolah negeri di Kota Sanmenxia, Provinsi Henan, sampai melakukan mogok makan sebagai protes terhadap pihak sekolah yang belum memberikan gaji dan belum ada sertifikat pengangkatan sebagai guru meskipun sudah mengajar selama 4 tahun. Pernyataan protes mereka juga diposting secara online.
Pada 23 Maret tahun ini, beredar pemberitahuan dari Sekolah Dasar No. 13 di Gushi County, Xinyang, Provinsi Henan yang menyebutkan, bahwa karena kondisi keuangan pemerintah daerah yang menyebabkan terjadinya penunggakan pemberian dana untuk sekolah, sehingga perusahaan listrik setempat telah menghentikan pasokan listrik ke sekolah. sehingga pihak sekolah memutuskan untuk memajukan waktu pulang sekolah kelas sore, juga mematikan listrik untuk pintu gerbang dan minta siswa membawa sendiri air minum yang diperlukan.
Juga pada Maret tahun ini, sekitar 100 orang guru dari Sekolah Menengah Leping, Jingdezhen, Provinsi Jiangxi berkumpul di depan pintu masuk sekolah untuk memprotes tunggakan gaji yang cukup lama dari pihak berwenang.
Selain itu, sejak tahun lalu, para guru dan pegawai negeri sipil di banyak daerah telah mengalami pemotongan gaji berturut-turut. Bahkan pihak berwenang di beberapa daerah menuntut pengembalian bonus yang sudah dibayarkan kepada guru pada tahun-tahun sebelumnya. Hal mana juga menyebabkan ketidakpuasan di kalangan para guru di Tiongkok.
Pada Juni tahun lalu, para guru SMA di Zona Pengembangan Kota Yantai, Provinsi Shandong melakukan pemogokan bersama dan memprotes sekolah tersebut karena memotong hingga 50% gaji para guru, selain meminta pengembalian gaji dari sisa setelah pemotongan. Bahkan pihak berwenang mengirim sejumlah besar anggota keamanan publik dan polisi khusus untuk menekan para guru. (sin)