EtIndonesia. Sebuah tim arkeolog Peru dan Jepang telah menemukan situs arkeologi pra-Hispanik di Peru utara yang didedikasikan untuk pemujaan leluhur, dengan ruang pemakaman, sisa-sisa manusia, dan persembahan keramik.
“Kami telah menemukan situs arkeologi periode Wari yang berumur antara 800 hingga 1000 tahun M di wilayah Cajamarca 900 kilometer (560 mil) utara Lima,” kata arkeolog Jepang Shinya Watanabe kepada AFP, Sabtu (2/9).
“Dua ruang pemakaman dengan lubang untuk menaruh mumi dan persembahan kepada leluhur ditemukan di lokasi tersebut,” kata ahli tersebut.
Masing-masing ruang pemakaman memiliki dua tingkat, dan keduanya memiliki lima relung di dinding yang berisi sesaji seperti cangkang moluska, pecahan keramik, dan piringan tripod dengan tiga penyangga berbentuk kerucut.
“Ini merupakan penemuan yang luar biasa karena para arkeolog sedang mencari bukti adanya budaya Wari,” kata Watanabe, seorang profesor di Universitas Nanzan di Jepang.
Ditemukan juga bungkusan berisi tokoh perempuan, bejana upacara Wari berwarna hitam, dua buah alat musik tiup keramik, dan dua buah pengikat tembaga.
Penemuan tersebut terjadi di lembah Jequetepeque di Provinsi San Miguel di Cajamarca, wilayah yang berbatasan dengan Ekuador.
“Banyak orang dari berbagai asal usul tinggal di sini. Itu adalah pusat upacara yang didedikasikan untuk pemujaan terhadap leluhur,” kata Watanabe.
Judith Padilla, kepala kantor kebudayaan Cajamarca, mengatakan temuan ini memungkinkan adanya pemahaman tentang “gaya hidup dan praktik ritual” masyarakat kuno yang mendiami wilayah tersebut.
Kebudayaan Wari bertahan antara abad ke-7 dan ke-13 di wilayah yang sekarang disebut Peru, namun pada tahun 1100 M, Wari ditaklukkan oleh kebangkitan kerajaan Inca.
Penemuan ini dilakukan oleh Proyek Investigasi Arkeologi (PIA) Terlen-La Bomba dan menempati lahan sekitar 24 hektar.
Kementerian Kebudayaan menyatakan bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk memahami sistem sosial politik budaya Cajamarca pada masa Cajamarca Tengah (900 hingga 1000 tahun M) dan hubungannya dengan budaya Wari.(yn)
Sumber: sciencealert