Yu Liang – NTD
Laporan media Italia menyebutkan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang selama KTT G20. Ia menyatakan Italia akan menarik diri dari proyek “Belt and Road”
Perdana Menteri Italia Meloni dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pada Sabtu (9 September) mengadakan pembicaraan sampingan selama KTT G20 di New Delhi, India.
Menurut laporan Corriere della Sera Italia pada Minggu 10 September, Meloni menyatakan keinginannya menarik diri dari rencana “Belt and Road” kepada Li Qiang secara langsung, sementara Li Qiang melakukan upaya terakhir untuk membujuk pihak Italia untuk mempertimbangkan kembali.
Pada konferensi pers pada Sabtu malam, Meloni mengatakan bahwa keputusan akhir mengenai Inisiatif Belt and Road belum dibuat, namun menyatakan bahwa Italia belum mendapatkan manfaat dari perjanjian tersebut.
Il Presidente @GiorgiaMeloni ha avuto oggi, a margine dei lavori del Vertice #G20 di New Delhi, un incontro con il Primo Ministro della Repubblica Popolare Cinese, Li Qiang.
— Palazzo_Chigi (@Palazzo_Chigi) September 9, 2023
La nota: https://t.co/w78rR6Cyy9 pic.twitter.com/rnFJgJTaIk
“Negara-negara Eropa lainnya belum berpartisipasi dalam rencana Belt and Road beberapa tahun terakhir, namun mereka mampu membangun hubungan yang lebih menguntungkan dengan Tiongkok dibandingkan dengan kita,” kata Meloni.
Italia menandatangani perjanjian “Belt and Road” yang dicanangkan Partai Komunis Tiongkok pada 2019. Italia merupakan satu-satunya negara di antara negara-negara G7 yang bergabung dalam perjanjian tersebut. Namun, setelah Meloni berkuasa, para tokoh pemerintah Italia secara tidak langsung berkali-kali menyatakan bahwa mereka akan menarik diri dari perjanjian yang dipimpin oleh Partai Komunis Tiongkok.
“Mengesampingkan keputusan kami mengenai Inisiatif Belt and Road, pertanyaan kuncinya adalah bagaimana membangun hubungan kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak,” ujar Meloni.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa rencana “Belt and Road” hanyalah alat bagi Partai Komunis Tiongkok untuk memperluas pengaruh geopolitik dan ekonominya. Jika Italia terus terperosok dalam rencana “Belt and Road” yang diusung Partai Komunis Tiongkok, maka akan menimbulkan konflik dengan negara-negara Barat lainnya, khususnya Amerika Serikat.
Italia diperkirakan berniat memulai kembali “kemitraan strategis” antara Italia dan Tiongkok sebagai mekanisme untuk menggantikan Inisiatif Belt and Road dan mendorong kerja sama ekonomi bilateral.
Pada saat yang sama, pada KTT G20, Amerika Serikat, India dan sekutu lainnya mengumumkan perjanjian kereta api dan pelabuhan transnasional untuk membangun “Koridor Ekonomi India-Timur Tengah-Eropa”, yang bertujuan untuk melawan “Belt and Road” Tiongkok. (Hui)