oleh Chen Yue – NTD
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-78 digelar di New York, Amerika Serikat. Para pemimpin dari lebih dari 140 negara hadir dan menggelar serangkaian pertemuan puncak penting dan dialog tingkat tinggi, tetapi Tiongkok dan Rusia sekali lagi absen. Selain itu, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan perang antara Ukraina dan Rusia masih menjadi topik utama.
Tema utama yang dibahas pada Majelis Umum PBB tahun ini meliputi pemberantasan kemiskinan, perubahan iklim, dan serentetan konflik bersenjata di seluruh dunia.
Presiden AS joe Biden menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB pada Selasa (19 September), menjelaskan cara membantu menyelesaikan tantangan besar yang saat ini dihadapi dunia, termasuk perang Rusia-Ukraina dan masalah lainnya.
Biden berkata: “Karena kami tahu bahwa masa depan kami terhubung dengan Anda. Izinkan saya mengatakannya sekali lagi, kami tahu masa depan kami terhubung dengan Anda. Tidak ada negara yang dapat menangani krisis ini sendirian.”
Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan padai Senin (18 September) bahwa mempromosikan perdamaian di Ukraina tetap menjadi prioritas utama PBB, dan bahwa PBB akan bernegosiasi dengan Rusia dan Tiongkok mengenai perang Rusia-Ukraina.
Josep Borrell menuturkan: “Mengenai tindakan Xi Jinping dan Putin, kita harus terus bekerja. Kita tidak bisa menunggu tindakan tersebut datang, kita harus memiliki rasa urgensi.”
Josep Borrell juga menyerukan Rusia untuk berhenti menginvasi Ukraina serta menggunakan makanan sebagai senjata untuk membawa krisis pangan ke dunia.
Josep Borrell: “Kita tidak bisa menunggu mereka datang, kita harus mempunyai rasa urgensi, dan ini termasuk kewajiban kedua belah pihak untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian dialog yang lalu.”
Namun demikian, dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, hanya Presiden AS Joe Biden yang akan menghadiri konferensi tahunan ini secara langsung, dan para pemimpin Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Rusia absen.
Dunia luar menilai ketidakhadiran Putin dan Xi Jinping bukanlah hal yang mengejutkan. Hal ini juga akan memberikan peluang bagi pemerintahan Biden untuk meningkatkan hubungan AS dengan negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Latin, dan Asia. (Hui)