EtIndonesia. Lima tahun yang lalu, aku adalah seorang tukang listrik di desa, dengan gaji tetap 1.200 yuan per bulan. Aku tahu tidak ada perubahan jika aku terus seperti ini. Tidak masalah jika aku miskin, aku tidak ingin istriku menjalani kehidupan yang menyedihkan bersamaku!
Aku dan istriku sudah saling kenal sejak kami di sekolah. Kami saling menyayangi, jadi hubungan kami sangat baik. Orangtuaku juga sangat mendukung hubungan kami, sehingga kami akhirnya menikah.
Ketika aku memberi tahu keluarga bahwa aku akan pergi ke kota untuk bekerja, mereka sangat menentang. Mereka berpikir bahwa aku tidak akan bisa mendapatkan apa-apa. Pergi keluar hanya akan membuang-buang waktu dan uang.
Hanya istriku yang mendukungku. Ketika kami tidur di malam hari, dia berkata kepadaku: “Suamiku, jika kamu ingin ke kota, pergi saja dan cobalah. Aku menabung uang sebelumnya, kamu bisa mengambilnya dan pergi besok. Jangan khawatir tentang orangtuamu, aku akan menjaga mereka dengan baik.”
Secara kebetulan, aku bertemu dengan seorang teman di kota, dia melihat keahlianku dan ketekunanku, dan berkata bahwa dia akan memulai sebuah perusahaan denganku.
Bukan karena kepandaianku, ini keberuntunganku, kebetulan pasar sedang booming saat itu, jadi aku dengan cepat menghasilkan banyak uang.
Tapi dengan mudahnya aku mendapatkan uang, aku juga jadi lupa daratan, jadi setiap hari setelah pulang kerja, aku pergi bersenang-senang dengan teman-teman, dan aku juga bertemu dengan wanita lain, dia sangat cantik, dan aku menyukainya. Kemudian dia menjadi pacarku.
Selama waktu itu, istriku sering menelepon. Awalnya, aku masih sangat bersemangat untuk menceritakan tentang situasiku baru-baru ini, tetapi setelah waktu yang lama, aku mulai bosan dengan panggilan telepon dari istriku. Setiap Istri menelepon, aku mengatakan sedang sibuk bekerja, sedang bersosialisasi, aku sedang sibuk.
Tetapi istriku masih tetap menelepon, jadi aku tidak menjawab teleponnya.
Suatu hari aku menerima telepon dari ibuku, dia mengatakan bahwa ayahku jatuh sakit dan meminta aku untuk pulang. Memikirkan betapa seriusnya ayahku sakit, aku mengambil cuti beberapa hari dan mengemudi kembali ke rumah. Dan kesempatan ini akan aku gunakan untuk menceraikan istriku.
Ketika dalam perjalanan kembali ke rumah, aku pergi ke bank untuk menarik uang, dan uang itu sebagai kompensasi.
Setelah berkendara selama dua jam, akhirnya aku sampai di rumah. Aku melihat istriku duduk di samping tempat tidur ayahku dengan pakaian yang dia kenakan tiga tahun lalu sedang memberi makan bubur ayahku.
Ketika aku melihat ini, aku langsung ingin menampar diriku sendiri, dan segera aku mengurungkan niatku untuk menceraikannya.
Aku segera putus dengan pacarku dan membawa istriku ke kota, dan membawanya ke mall untuk membeli beberapa pakaian yang layak.
Meskipun istriku tidak secantik pacarku, namun, dia adalah satu-satunya orang yang dapat memberiku rasa nyaman.
Sumber: ezp9