Erabaru.net. Ada seorang gadis yang saat baru lahir di Penghu, Taiwan, oleh orangtuanya diberikan kepada orang lain dan membesarkannya hingga berusia 15 tahun.
Oleh ayah angkatnya yang ternyata adalah seorang penjudi, kemudian memutuskan untuk menjualnya, namun, gadis itu diam-diam meninggalkan orangtua angkatnya dan pergi ke Taipeh, karena dia pikir mengapa nasibnya harus ditakdirkan oleh orang lain ?
Setelah gadis itu tiba di Taipeh, dia pun bekerja serabutan, merajut sweater, membuka lapak buah di pingggir jalan, menjual ikan dan membuka warung makan sederhana, dia bekerja keras tanpa mengenal lelah.
Kini, gadis itu adalah seorang wanita berusia 50-an. Namun, ia juga seorang staff sales super di sebuah perusahaan MLM dengan penghasilan miliaran rupiah per tahun.
Wanita ini selalu berkata kepada orang lain : “Kegagalan saya sudah lenyap sejak masa remaja!”
Benar, dia memang tidak berpendidikan, tidak punya apa-apa, dan dia hampir dijual ketika itu.
Dia tidak berani berharap punya jari-jari emas, dia hanya tahu bekerja keras dan selalu optimis, dia tidak takut jatuh terhempas dan gagal karena kekecewaannya sudah lama sirna sejak remaja. Sekarang dia sudah kebal terhadap kegagalan.
Mendorong semangat diri dalam perjalanan hidup merupakan sebuah tantangan tak berujung dalam menghadapi setiap kesulitan, dan itu juga merupakan perjuangan panjang dengan berbagai liku-liku, jadi mustahil ada hal yang pasti akan selalu terwujud sesuai keinginan.
Coba bayangkan, jika sebutir batu seketika menjadi emas hanya dengan sekali tunjuk, dan segala sesuatunya selalu terwujud sesuai keinginan, lantas bukankah hidup itu menjadi hambar, tidak menarik lagi, dan apa masih ada arti dalam perjalanan hidup itu ?
Jika semua orang adalah miliarder, setiap orang dapat memasukkan bola (basket) secara tepat ke dalam keranjang, dan semua pemain amatir dapat memukul home run saat bermain bisbol, bukankah menjadi tidak menarik lagi, apa lagi yang mau ditonton ?
Lapangan bola juga pasti sudah lama ditutup kalau semuanya bisa seperti itu !
Yang membuat pertandingan bola basket menarik perhatian orang, karena dari sudut yang tampak mustahil, seorang atlet super masih bisa memasukkan bola secara akurat sambil memutar punggungnya dan mendapatkan skor.
Sementara itu, mengapa hidup seseorang itu layak dikagumi dan dieluk-elukan, karena dia masih bisa berdiri tegak dan tak tergoyahkan dalam himpitan kesulitan.
Lagipula, jika semua orang bisa meraih kesuksesan sesuai dengan keinginannya juga bukan hal yang baik.
Contoh misalnya, saat berjalan di jalan, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan cepat, dan memercikkan lumpur ke sekujur badan Anda, kemudian Anda pun seketika naik pitam marah-marah dan sumpah serapah : dasar a****g dan sebagainya, kusumpahin kau mati ditabrak di depan persimpangan.
Tak lama kemudian, mobil tadi benar-benar tabrakan di persimpangan jalan seperti kutukan Anda. Ya Tuhan, sopir itu benar-benar tewas ditabrak truk!
Jadi, coba Anda bayangkan, bukankah sangat mengerikan jika apa yang diinginkan setiap orang itu terwujud sesuai dengan pikirannya.
Memang, ada orang yang berharap angan-angannya bisa terwujud, memiliki istri yang kaya untuk mengurangi puluhan tahun kerja kerasnya, tetapi apa yang akan Anda lakukan dalam 20 tahun itu ? Berfoya-foya dengan pesta setiap hari?
Asal tahu saja, buah dari hasil perjuangan yang tidak mudah didapat itu barulah berharga.
Oleh karena itu, dalam pentas Hamletnya, Shakespeare mengatakan : “Kalau Hidup hanya sekedar tidur, makan, lantas apa bedanya kita dengan seekor binatang.”
Tetapi pepatah selangkah sejejak – hidup ibarat lukisan yang ditorehkan dalam setiap goresan, setiap langkah selalu meninggalkan jejak, belajarlah dengan tekun dan buatlah kemajuan yang berarti dan kalimat ini telah membuktikan banyak hal.