Israel Bersikeras Tak Akan Melakukan Gencatan Senjata, Hizbullah di Lebanon Mengancam akan Meningkatkan perang

Ren Hao

Perang Israel-Hamas pada 3 November mengalami perubahan terbesar sejak perang dimulai. Organisasi ekstremis Hizbullah di Lebanon mengancam akan meningkatkan eskalasi perang. Israel menegaskan kembali bahwa perang tidak akan berhenti sampai seluruh para sandera kembali ke rumah.

“Jika Anda takut perang akan meningkat, atau perang skala penuh, atau bahkan memicu perang yang lebih luas, maka ini adalah kemungkinan nyata dan mungkin terjadi,” ujar Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon.

Sejak perang antara Israel dan Hamas selama empat minggu, pemimpin Hizbullah Lebanon Nasrallah menyampaikan pidato publik pertamanya pada hari Jumat dan mengancam akan meningkatkan perang.  Dia tidak hanya menggunakan kata “brilian” untuk menggambarkan pembantaian Hamas di Israel pada 7 Oktober, tetapi juga mengancam siap menindak terhadap kapal perang AS di Mediterania Timur.

Hizbullah yang didukung oleh pemerintah Iran dan sekutu Hamas, telah melakukan serangan skala kecil di Israel utara sejak perang dengan Hamas dimulai. Berita terbaru adalah Grup Wagner tentara bayaran Rusia akan menyediakan sistem pertahanan udara kepada Hizbullah. Organisasi ini  memiliki total sekitar 150.000 peluncur roket dan rudal di gudang senjatanya.

Menanggapi ancaman Hizbullah di Lebanon, Perdana Menteri Israel benjamin Netanyahu memperingatkan pihak lain untuk bertindak hati-hati.

Netanyahu: “Kesalahan apa pun akan sangat merugikan Anda, sangat merugikan Anda.”

Meskipun Amerika Serikat telah memberitahu Israel bahwa gencatan senjata “kemanusiaan” jangka pendek mungkin dilakukan, Netanyahu dengan tegas menyatakan bahwa Israel tidak akan melakukan gencatan senjata sampai 241 sandera yang dipenjarakan oleh Hamas agar segera dibebaskan.

Pada Jumat, Pasukan Pertahanan Israel terus memajukan garis depannya di Jalur Gaza, membunuh komandan batalion Hamas Mustafa Dalul.

Di hari yang sama, roket Hamas juga menghantam lereng bukit dekat tempat berkumpulnya jurnalis internasional di Israel. Meski tidak ada korban jiwa, namun demikian beberapa kendaraan mengalami kerusakan. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS