Pada gugus bintang rasi Taurus nun jauh disana terdapat sebuah gugus bintang Pleiades (Kartika, atau Bintang Tujuh, red.), salah satu planetnya juga seperti bumi kita ini yang ramai dihuni oleh manusia. Mereka tinggi dan kurus, kulitnya putih dan rambutnya berwarna keemasan serta memiliki mata ungu yang indah. Teknologi mereka sangat maju, pesawat ruang angkasa yang diciptakan dapat berkunjung ke planet di dekatnya secara bebas.
Pada suatu hari, di planet itu meletus suatu konflik teramat besar. Dua kubu yang berseberangan masing-masing memiliki senjata yang ampuh, dalam hitungan menit saja bisa meledakkan planet itu. Di tengah situasi genting tersebut, salah satu kubu berkompromi. Mereka mengatakan, biarlah kami pindah ke planet lain. Begitulah, perdamaian kembali terwujud. Lima unit pesawat ruang angkasa raksasa dibangun. Dilengkapi dengan sistem energi efisien tinggi, dapat menjamin pesawat itu memiliki ekosistem yang lengkap yang dapat beroperasi untuk jangka waktu panjang, termasuk cahaya, udara, air, berbagai jenis vegetasi dan hewan, serta ribuan manusia di dalamnya.
Setelah terbang di ruang angkasa selama tiga generasi mereka tidak juga menemukan planet yang cocok untuk dihuni. Hari itu, setelah memeriksa tata surya, salah satu pesawat mereka mengalami masalah, dan jatuh ke dalam hutan belantara di bumi. Empat pesawat lainnya tidak berdaya menolong. Orang-orang di kapal itu pun terpaksa ditinggalkan berjuang sendiri di planet bumi.
Tetapi gravitasi disini membuat mereka sulit beradaptasi, radiasi sinar matahari yang sangat kuat membuat tubuh mereka terpapar luka yang cukup serius. Mereka harus mengenakan baju pelindung yang tebal di kala keluar rumah di siang hari. Kemudian, apakah mereka dapat bertahan hidup?
Pemburu Bernama Tooine
Orang yang menuturkan kisah ini bernama Beth, seorang wanita muda. Kisah ini diceritakannya dalam kondisi terhipnotis. Yang bekerjasama dengannya adalah seorang ahli hipnotis ternama AS yakni Dolores Cannon. Dalam karir Dolores selama hampir 50 tahun, dia telah menghipnotis ribuan klien, juga telah membantu banyak orang mengobati penyakit dengan cara menelusuri kembali kehidupan masa lampau mereka.
Dalam proses penyembuhan dengan hipnotis ini pulalah, telah timbul minat dan perhatian Dolores yang sangat besar terhadap reinkarnasi dan dunia yang lebih luas di alam semesta ini. Di masa awal, dia menghabiskan banyak waktu mencari data, dan mencocokkan hal yang diceritakan para kliennya, apakah lingkungan semasa hidup mereka di masa lampau sesuai dengan sejarah. Kemudian dia dengan terkejut menemukan bahwa yang dikatakan setiap kliennya itu benar. Ini membuat Dolores percaya, seberapa banyak kehidupan bereinkarnasi, yang dinamakan ingatan, tidak akan hilang, hanya tersimpan di suatu tempat. Dia berpendapat seharusnya ingatan itu tersimpan di alam bawah sadar setiap orang. Selama bisa menemukan cara untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar, maka bisa dikeluarkan ingatan masa lalu mereka, betapa pun lamanya era tahunnya. Sedangkan hipnotis adalah suatu cara berkomunikasi itu.
Kemudian dari sejumlah kisah yang menarik itu Dolores merangkumnya dalam sebuah buku dan dipublikasikan. Kisah Beth terdapat pada bukunya yang berjudul “The Legend of Starcrash”.
Beth menelusuri sampai suatu masa zaman kuno yang amat jauh. Dalam kehidupan kala itu, dia adalah seorang pemburu, yang bernama Tooine. Desa tempatnya menetap tidak banyak penduduknya, dan hanya ada sekitar 20 rumah saja, tersebar di tepi sebuah kali.
Di antara mereka jarang berbicara satu sama lain, tulisan pun sangat terbatas, karena mereka lebih terbiasa berkomunikasi dengan telepati. Mereka tidak memiliki konsep pernikahan. Para pria menggembala sapi, membajak sawah, dan bercocok tanam di luar rumah, para wanita memasak bersama-sama. Sementara Tooine adalah satu-satunya pemburu di desa itu, yang bertanggung jawab untuk pasokan daging dan kulit hewan.
Efektivitasnya dalam berburu sangat tinggi. Karena ia tidak perlu bersusah payah mencari hewan buruannya, katanya ia dapat mengetahui keberadaan para hewan dengan ilmu telepatinya. Ia selamanya juga tidak pernah tersesat di dalam hutan. Ia berkata selama Anda hidup berdampingan harmonis dengan bumi, Anda akan dapat merasakan arah mata angin, ia mengetahui tengah berada di posisi mana di bumi. Ini terdengar seperti di dalam otaknya terpasang sebuah GPS.
Dunia Paralel
Kadang-kadang, ia dapat melihat beberapa hewan yang unik, misalnya seekor unicorn yang belum pernah dijumpainya. Ia mengejar hewan itu, tanpa disadarinya telah masuk ke suatu tempat yang berbeda. Pemandangannya tidak beda jauh, tapi ia merasakan frekuensi resonansinya telah berbeda dengan bumi. Ia berkata, para orang tua mengatakan bahwa bumi itu tidak hanya satu, ada beberapa. Ia berpikir dirinya telah memasuki suatu dunia yang lain. Tapi kekuatan telepati selalu memandunya kembali ke desanya.
Sampai disini, Dolores sangat terkejut. Jelas Tooine telah memasuki dunia paralel. Dolores percaya keberadaan dunia paralel. Sebuah contoh yang sangat baik adalah fatamorgana. Ada yang mengatakan fatamorgana adalah hasil pantulan cahaya, tapi ini sangat sulit dijelaskan mengapa kadang kala muncul bangunan paviliun zaman kuno. Dolores berpendapat fatamorgana adalah pemandangan yang berasal dari dunia paralel, namun karena sifat materi dari kedua dunia itu berbeda, maka di dalam dunia kita ini, gambar-gambar penampakan itu adalah semu dan dapat sirna dengan cepat.
Ada kalanya antara kedua dunia ini terdapat titik persinggungan, dan pada titik persinggungan ini, sifat materi kedua dunia saling kompatibel. Dolores merasa, hewan-hewan itu mungkin datang ke dunia kita ini lewat titik persinggungan itu. Tetapi daging mereka bisa dimakan, kulit bulunya juga tahan disimpan lama, tidak seperti fatamorgana yang lenyap di tengah dunia materi di bumi ini, dan betul-betul adalah suatu hal yang sangat menakjubkan.
Kembali ke topik, para penduduk desa kuno itu mengapa memiliki konsepsi dunia paralel? Sebenarnya, mungkin para pembaca telah menduga, mereka adalah keturunan dari planet asing. Hanya saja berlaksa tahun telah berlalu, ingatan mereka akan leluhur telah memudar, dan hanya pada saat ada perayaan, para tetua desa itu akan berkumpul menyanyikan lagu-lagu kuno, yang mengisahkan tentang leluhur mereka.
Legenda Penciptaan Dunia
Para tetua mengatakan, dahulu sekali di alam semesta ini hanya eksis seberkas sinar. Kemudian terdengar suara ledakan raksasa, cahaya itu merekah, serpihannya menjadi matahari, bulan, dan bintang-bintang. Sedangkan di Tengah kegelapan di antara serpihan itu, terlahirlah bumi. Yang muncul pertama kali di bumi adalah air, lalu muncul tumbuhan dan hewan. Ini adalah suatu proses yang berurutan, semuanya harus terjaga keseimbangannya yang tak kentara.
Lalu siapakah yang menetapkan urutannya? Para tetua menjawab, para Dewa. Pada suatu hari para dewa berkumpul dan mengatakan, mari kita bermain game. Lalu mereka menciptakan dunia ini. Aturan mainnya adalah setiap pemain boleh bermain berapa putaran pun, dan setiap putaran adalah satu kali kehidupannya di bumi. Setelah mati berarti permainan putaran tersebut berakhir. Jika Anda memutuskan untuk bermain lagi, maka Anda akan terlahir lagi. Setelah aturan ditetapkan, para Dewa pun turun beramai-ramai memainkan game ini.
Bagaimana setelahnya? Para tetua tidak menceritakannya lagi, disebutkan permasalahan setelah itu telah menjadi semakin rumit. Selain itu bumi dalam kisah itu belum tentu adalah bumi tempat kita sekarang tinggal ini, karena para leluhur berasal dari tempat yang sangat jauh, gugus bintang di langit yang berbentuk seperti sendok itu adalah kampung halaman mereka. Mereka datang kesini dengan mengendarai kapal.
Ketika mereka baru tiba, iklim disini hangat dan lembab, bulan selalu mengikuti jejak matahari, setiap tahun bulan akan menjadi bulat sempurna sebanyak 12 kali, tidak lebih dan tidak kurang. Tiba-tiba pada suatu hari, muncul cahaya yang sangat terang di langit, bumi pun bergetar. Para tetua mengatakan, sepertinya sebuah komet telah jatuh ke bumi. Setelah itu terjadi periode yang sangat menakutkan, tanaman tidak lagi menghasilkan, dan banyak orang mati. Setelah melalui beberapa generasi, lintasan peredaran matahari, bulan, dan bintang barulah menjadi stabil lagi, dan iklim juga mengalami perubahan yang sangat besar, musim dingin berubah menjadi sangat panjang dan sangat dingin.
Sampai pada generasi mereka itu, kapal tersebut telah dibongkar sedemikian rupa untuk dijadikan peralatan hidup sehari-hari. Belati yang selalu dibawa Tooine itu adalah salah satunya. Belati itu berfungsi sangat baik, dan tidak pernah berkarat. Akan tetapi di dalam rumah para tetua masih tersimpan sebuah benda kecil yang ajaib dari reruntuhan kapal itu. Tooine mengatakan benda itu berupa sebuah kristal yang terbuat dari bahan khusus, dan dapat digenggam. Jika Anda mengetahui cara mengendalikannya, benda itu dapat melakukan banyak hal bagi Anda. Misalnya membuat semua benda di sekitar Anda melayang, atau melakukan pengiriman jarak jauh. Anda akan menyadari benda di sekitar Anda secara mengherankan telah menghilang, lalu dalam sekejap muncul lagi di tempat yang lain, sungguh ajaib.
Perbincangan Dolores dengan pemburu itu berlangsung menyenangkan, dan dengan cepat perbincangan mengarah pada momen terakhir dalam kehidupan Tooine. Tooine mengatakan dirinya mati di dalam sebuah gua. Gua itu runtuh, dan menguburnya di dalamnya. Tetapi kematian itu tidak menakutkan. Bagi dia seperti melayang di dalam air di sebuah kolam yang dalam dan hitam pekat. Ia merasakan dirinya semakin ringan dan semakin ringan, akhirnya keluar dari air pekat tersebut, lalu di sekelilingnya adalah cahaya.
Berkomunikasi Dengan Roh
Waktu itu, Dolores menyadari yang berkomunikasi dengannya sudah bukan lagi pemburu bernama Tooine, melainkan sesosok roh yang bijaksana. Roh itu memberitahunya lebih banyak lagi hal-hal tentang manusia dari Planet Pleiades, yakni kisah yang di awal tadi. Setelah itu isi perbincangan keduanya menjadi semakin menarik. Misalnya, Dolores bertanya, kapal itu bisa terbang begitu lama di luar angkasa, dari mana sumber energinya berasal?
Roh itu menjawab, yang digunakan adalah teknologi fusi nuklir. Teknik fisi nuklir yang digunakan oleh manusia di bumi sekarang, mengeluarkan terlalu banyak radiasi, yang sangat sulit untuk ditanggulangi. Tapi fusi nuklir sangat berbeda. Cara ini juga memancarkan energi, tapi Anda tidak perlu menghadapi radiasi yang begitu tinggi. Selain itu sumber bahan bakar bisa dari benda apapun, termasuk udara, air, kayu, dan logam. Teknologi mereka menggunakan kristal untuk memfokuskan energi, dan mengurai bahan bakar menjadi atom tunggal, mengurainya menjadi semacam energi berbentuk plasma, lalu dengan kecepatan yang telah diatur sedemikian rupa atom-atom itu bertabrakan bersama, saat atom menyatu akan mengeluarkan energi. Di dalam lingkungan pesawat luar angkasa yang tertutup itu, masalah terbesar yang ditimbulkan adalah terlalu banyaknya air yang dihasilkan. Tapi air tersebut juga bisa disirkulasikan lagi untuk digunakan sebagai bahan bakar, jadi tidak menimbulkan limbah. Kita sekarang selalu berbicara untuk mengembangkan energi bersih, Clean Energy. Bukankah teknologi fusi nuklir ini dapat membantu kita?
Satu lagi pertanyaan yang sangat diminati Dolores adalah, bagaimana mereka bertahan hidup di bumi?
Beruntungnya, waktu itu di dalam hutan terdapat sekelompok warga primitif bumi, dan mereka sangat bersahabat dengan manusia dari Planet Pleiades, serta mengajarkan mereka cara berburu di hutan, lalu tanaman apa saja di dalam hutan yang dapat digunakan. Apa yang bisa dimakan, apa yang bisa dijadikan herbal, dan apa yang bisa digunakan untuk membuat pakaian. Mereka gembira mendapati, walaupun bahaya radiasi matahari tetap ada, tetapi makanan di bumi tidak membahayakan bagi tubuh mereka. Masalah bertahan hidup pun terselesaikan.
Namun dengan cepat sebuah masalah besar yang lain pun harus mereka hadapi. Yakni regenerasi ras mereka. Walaupun para wanita hamil mengenakan baju pelindung dan bersembunyi di dalam pesawat itu, tetapi anak-anak mereka sulit dipertahankan. Kemudian di antara mereka ada yang mencoba melakukan perkawinan campuran dengan tetangganya yang bersahabat itu, tak disangka cara itu efektif. Bayi yang memiliki gen manusia bumi tidak lagi takut akan radiasi sinar matahari, serta lahir dengan sehat, dan tumbuh dewasa dengan selamat. Lalu kedua ras ini pun berpadu bersama. Hingga generasi Tooine itu mereka memiliki kulit yang agak gelap dan rambut hitam, sudah tidak lagi terlihat penampilan seorang dari Planet Pleiades.
Bermata Ungu
Kemudian setelah berlalu beberapa generasi, mereka ditemukan oleh bangsa Eskimo. Untuk menyembunyikan identitasnya mereka mengubur benda warisan para leluhur. Di saat yang sama, perkawinan campuran yang baru pun dimulai lagi. Akhirnya, desa ditinggalkan, legenda mulai dilupakan, dan garis keturunan mereka pun menyebar ke berbagai tempat di Amerika Utara seiring dengan generasi perkawinan campuran mereka. Roh itu berkata, kadang kala gen para leluhur itu bisa muncul lagi, yaitu mata yang berwarna ungu.
Dikabarkan di bumi sekarang terdapat lebih dari 600 orang yang memiliki mata berwarna ungu, dan salah seorang di antaranya yang paling terkenal adalah Elizabeth Taylor. Kedua matanya yang memukau itu bahkan bisa berubah warna dari ungu menjadi biru tua seiring dengan perubahan sorotan cahaya lampu dan riasan di wajahnya, sungguh tiada duanya di dunia. Taylor juga sangat bangga akan kedua matanya, bahkan sengaja menciptakan sejenis parfum yang dinamakan “Violet Eye”.
Orang tua Taylor berasal dari Amerika bagian tengah. Bagaimana silsilah dalam keluarga mereka tidak diketahui, tetapi mengapa di dalam keluarga itu hanya dia satu-satunya yang memiliki mata ungu, hingga kini masih menjadi misteri.
Legenda Pleiades
Dan dimanakah sebenarnya letak desa kecil yang misterius ini? Roh itu mengatakan, tempat itu berada di barat laut Kanada dekat dengan Alaska, di desa itu pernah mengalir sebuah sungai yang merupakan anak sungai dari Sungai Yukon.
Mengenai gugus Planet Pleiades di bumi telah disebutkan pada hampir semua peradaban kuno yang berada di bumi. Dalam “Alkitab” disebutkan sebanyak tiga kali, dalam wiracarita karya Homer asal Yunani kuno juga terdapat jejak mereka. Dalam legenda India, Pleiades adalah tujuh ibu dari dewa perang Skanda (Kartikeya, red.), festival terbesar di India yakni Deepavali (Diwali, red.) diadakan pada bulan Pleiades, yakni hari pertama bulan kedelapan penanggalan India.
Sementara dalam kitab klasik Konfusius Tiongkok “Lun’yu – Ramalan Bikao” (The Analects, red.) tertulis, Planet Pleiades, dalam rasi bintang Tiongkok kuno Pleiades pernah menyaru menjadi 5 orang tua yang menyampaikan wahyu kepada Kaisar Yao. Mereka mengatakan, kitab “Hetu” adalah dekrit yng diberikan Tuhan kepada paduka, juga merupakan dasar dan bukti takhta paduka. Dekrit ini akan memberitahu paduka rencana besar memerintah negeri ini, masa kekuasaan takhta, serta kepada siapa takhta ini akan diwariskan. Selesai berkata, dari langit turun seekor naga, dan di dalam mulutnya naga itu membawa sekeping batu giok, yang di atasnya terukir tulisan “Hetu”. Kaisar Yao menerima dengan penuh hormat dan membacanya, usai membaca kaisar berkata, ternyata aku harus mewariskan takhta ini kepada Dashun. Kelima orang tua itu pun berubah menjadi komet, dan terbang kembali ke Pleiades. Lalu, apakah Anda merasa manusia Pleiades pernah datang ke bumi? (Sud/whs)