EtIndonesia. Potensi Bumi untuk menarik makhluk luar angkasa mungkin lebih besar pada zaman dinosaurus dibandingkan pada zaman sekarang, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli astrobiologi dari Cornell University.
Dalam analisis komprehensif mereka selama 540 juta tahun, yang merangkum Eon Fanerozoikum, para peneliti menyelidiki pergeseran biomarker yang penting untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di jarak kosmik yang sangat jauh.
Kapan alien berpotensi mengunjungi Bumi?
Dua pasangan biomarker penting, oksigen dan metana, serta ozon dan metana, muncul sebagai biomarker yang sangat kuat antara 100 hingga 300 juta tahun yang lalu. Fenomena ini terutama disebabkan oleh banyaknya tanaman hijau yang secara signifikan meningkatkan kadar oksigen di atmosfer bumi pada masa tersebut.
Ini berarti bahwa makhluk luar angkasa hipotetis pada saat itu dengan teleskop canggih mungkin telah mengidentifikasi planet kita dengan lebih mudah selama era Jurassic dibandingkan pada masa sekarang.
Dunia kita, 400 juta tahun yang lalu
Penelitian ini juga mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat oksigen di atmosfer, seperti luas tutupan hutan di darat, keanekaragaman spesies laut di lautan, dan pola cuaca yang ada.
Selama 400 juta tahun terakhir, oksigen di atmosfer diperkirakan berfluktuasi dalam kisaran 16-35 persen, yang sering disebut sebagai ‘jendela api’.
Dalam rentang ini, kebakaran dapat terjadi tanpa kesulitan, namun tetap dapat dikendalikan—suatu keseimbangan yang sangat penting bagi perkembangan dan kelangsungan hidup.
Bagaimana penduduk Bumi mencari kehidupan asing di alam semesta kita yang luas?
Para astronom terlibat dalam upaya kolektif untuk mengidentifikasi sidik jari cahaya analog, atau spektrum transmisi, yang mungkin menunjukkan keberadaan atmosfer yang mampu mendukung bentuk kehidupan yang kita kenal.
Berbekal teknologi mutakhir, seperti James Webb Space Telescope (JWST), para ilmuwan kini memiliki kemampuan untuk mempelajari atmosfer planet ekstrasurya.
Namun jalur evolusi kehidupan di Bumi berfungsi sebagai pengingat bahwa meskipun kita dapat menjelajahi dan menganalisis dunia yang jauh, kekhasan perkembangan kehidupan masih belum pasti.
Apa artinya?
Studi Cornell tidak hanya menyoroti potensi deteksi bumi oleh makhluk luar angkasa tetapi juga menyempurnakan kriteria untuk mengidentifikasi planet ekstrasurya yang layak huni.
Namun, di tengah kemajuan ini, masih ada pertanyaan mendasar—apakah kehidupan, jika berada di luar batas angkasa, akan berevolusi dengan cara yang serupa dengan biosfer yang rumit di Bumi. (yn)
Sumber: wionews