Yu Liang – NTD
Perang Israel-Hamas memasuki hari ke 39 pada Selasa (14/11/2023). Hamas kembali melancarkan serangan udara ke Israel, melukai sedikitnya tiga orang. Israel menyatakan bahwa mereka telah menerobos garis pertahanan Gaza. Selain itu, pasukannya akan bergabung di dua front timur laut Gaza.
Serangan roket Hamas menghantam Israel tengah dan Tel Aviv pada Selasa, melukai sedikitnya tiga orang, salah satunya terluka parah. Sirine serangan udara juga kembali dibunyikan di Eilat.
Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan Israel Galante mengatakan bahwa pasukan Israel telah menembus pertahanan Hamas di sekitar Kota Gaza dari utara dan selatan.
Militer Israel mengkonfirmasi bahwa total sekitar 460.000 tentara Israel dikerahkan untuk memusnahkan elemen Hamas di Gaza, dan pasukan darat telah menduduki banyak gedung kantor Hamas. Divisi 162 memasuki Gaza dari utara dan telah menduduki kamp Hamas Shati, dan akan segera bergabung dengan Divisi 36 memasuki Gaza dari timur di pesisir pantai.
Israel mengatakan Shadi adalah benteng utama Hamas. Ada banyak infrastruktur di kamp, ​​​​ semuanya hampir sebagai jebakan.
Dalam waktu beberapa jam, setidaknya terjadi empat pertempuran sengit antara pasukan Israel dan 200 anggota Hamas di Shadi.
Selain itu, tentara Israel juga menduduki gedung sekolah teknik Universitas Gaza yang digunakan Hamas sebagai pusat produksi dan penelitian dan pengembangan senjata.
Pada hari yang sama, terjadi demonstrasi di Jenewa, Tel Aviv dan Washington, menuntut badan-badan internasional dan pemerintah mengambil tindakan untuk membebaskan sandera Israel yang disandera oleh Hamas.
“Kami ingin dunia campur tangan. Kami ingin informasi tentang keluarga tersebut. 40 hari telah berlalu dan kami tidak tahu apa pun tentang kondisi mereka,” kata Ofri Bibas Levy, saudara perempuan sandera Israel Yarden Bibas.
Amerika Serikat dan Inggris pada Selasa bersama-sama mengumumkan sanksi ketiga mereka terhadap individu dan entitas yang terkait dengan Hamas. Termasuk para pejabat penting Hamas, dan entitas Iran yang mendukung Hamas dan kelompok lainnya.
Pada Senin 13 November, Gubernur Florida Ron DeSantis juga menandatangani undang-undang yang membatasi perusahaan Florida melakukan bisnis dengan Iran. (HuI)