EtIndonesia. Prangko langka “pesawat terbalik” yang juga dikenal sebagai prangko “Inverted Jenny”, baru-baru ini dilelang dan terjual dengan harga 2 juta dolar (sekitar Rp 30,8 miliar). Padahal prangko ini hanya dijual seharga 0.24 dolar ketika diterbitkan pada tahun 1918. Saat ini, nilainya telah meningkat lebih dari 8.300 kali lipat.
Prangko yang salah cetak seringkali menghasilkan pola yang unik sehingga banyak dicari oleh para kolektor. Prangko “Pesawat Terbalik” dilelang di Galeri Lelang Robert A Siegel di New York pada 8 November lalu dan dibeli oleh filateli berusia 76 tahun Charles Hack seharga 2 juta dolar.
Charles Hack telah menjadi kolektor prangko sejak dia masih kecil, ini adalah ketiga kalinya dia membeli prangko langka “pesawat terbalik” yang selama ini ingin dia miliki.
Pada awal tahun 2000-an, dia membeli satu prangko “pesawat terbalik” seharga 300.000 dolar. Lalu pada tahun 2007, dia membeli lagi prangko “pesawat terbalik” yang kualitasnya lebih baik seharga 1 juta dolar. Sekarang dia membeli prangko ketiganya seharga 2 juta dolar (sekitar Rp 30,8 miliar).
Untuk memperingati peluncuran layanan pos udara, Kantor Pos Amerika Serikat mengeluarkan prangko baru pada 10 Mei 1918. Prangko tersebut berlatar belakang warna merah dan biru serta bagian tengah perangko menampilkan sebuah pesawat bersayap ganda “Curtiss JN-4 Jenny” yang pada saat itu digunakan untuk misi surat dengan nilai perangko seharga 0,24 dolar.
Karena kesalahan pencetakan, sehingga “Curtis Jeanne-4” tercetak terbalik. Dan meskipun petugas pos pada saat itu dengan cepat menemukan dan menghentikan hampir semua prangko yang salah cetak dari peredaran, tetapi tetap saja ada 100 lembar prangko yang salah itu lolos terjual ke publik.
Selama bertahun-tahun, 100 lembar prangko “Pesawat Terbalik” ini telah menjadi harta karun paling terkenal dan dicari di dunia filateli, dan nilainya pun terus meningkat.
Pada akhir bulan Oktober 2005, satu-satunya set perangko yang terdiri dari 4 lembar prangko “Pesawat Terbalik” dibeli oleh pembeli anonim seharga 2,97 juta dolar. Identitas pembelinya segera terungkap, dia adalah investor besar Amerika Serikat, Bill H. Gross. (sin/yn)
Sumber: ntdtv