EtIndonesia. Jika Anda berencana untuk hidup selama beberapa ratus juta tahun, para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa sebuah benua super baru sedang terbentuk, dan benua tersebut akan dapat dihuni oleh mamalia.
Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Nature Geoscience menunjukkan bahwa benua super baru sedang terbentuk, mirip dengan Pangaea hampir 300 juta tahun yang lalu.
Namun ada banyak kabar buruk yang muncul seiring dengan terungkapnya benua super berikutnya di Bumi, Pangea Ultima.
Superbenua baru akan berarti bahwa sebagian besar daratan tidak akan memiliki akses ke lautan terdekat. Matahari yang lebih panas dan peningkatan emisi karbon dioksida vulkanik berarti suhu akan meroket.
Suhu diperkirakan berkisar antara 50 Celcius dan 65 Celcius selama rata-rata musim panas.
Dan bahkan jika Anda berpikir Anda bisa menahan panasnya, cuacanya diduga akan menjadi sangat panas sehingga sebagian besar tanaman tidak akan mampu bertahan hidup, yang berarti sedikit atau tidak ada makanan yang juga bukan pertanda baik.
Meskipun diperkirakan akan ada beberapa kawasan yang lebih layak huni, spesies yang masih hidup akan menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan sumber daya yang tersisa.
Salah satu penulis di balik penelitian ini, Alexander Farnsworth, ahli paleoklimatologi di Universitas Bristol dan rekan penulisnya menyamakan hal ini dengan peristiwa kepunahan massal bagi sebagian besar mamalia di seluruh dunia.
“Ketika Anda melihat benua super terbentuk, hal ini membuat lingkungan atau iklim menjadi lebih rapuh bagi spesies, lebih mengarah pada titik kritis yang dapat mendorong terjadinya peristiwa kepunahan besar,” katanya.
Penelitian tersebut bahkan menunjukkan bahwa benua ini akan sangat panas dan lembab sehingga mamalia – termasuk manusia – tidak akan bisa berkeringat, yang berarti tidak ada pengaturan suhu tubuh.
“Saat cuaca terlalu lembap, manusia akan sulit berkeringat,” tambah Farnsworth.
“Jika kita tidak bisa berkeringat, kita tidak bisa menghilangkan panas internal tubuh, dan tubuh kita akan menjadi semakin panas, sehingga organ tubuh kita sendiri akan terbakar.”
Studi ini sendiri menyoroti bagaimana mamalia terbukti sangat tangguh di berbagai iklim selama jutaan tahun, namun tidak dapat bertahan hidup di Pangea Ultima.
“Keberhasilan mamalia telah menunjukkan adanya habitat di hampir setiap bioma terestrial, yang mencakup periode fluktuasi iklim yang besar dan kepunahan massal, yang menunjukkan ketahanan terhadap perubahan iklim,” kata studi tersebut.
“Meskipun mamalia tahan terhadap fluktuasi suhu, toleransi terhadap suhu tidak berubah di seluruh garis lintang, ketinggian, dan filogeni. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kendala fisiologis ketika kemampuan bertahan hidup terbatas.” (yn)
Sumber: unilad