Pasukan Pertahanan Israel pada 20 November, terus bergerak maju ke selatan di Gaza dan menangkap 300 elemen Hamas hidup-hidup
Ren Hao
Saat malam tiba, pertempuran terjadi di Gaza Utara selama sehari. Pada 20 November, tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah memusnahkan tiga komandan Hamas dan sejumlah besar pelaku teror, dan pada saat yang sama menangkap 300 anggota Hamas secara hidup-hidup. Mereka dibawa ke Israel untuk diinterogasi terhadap para sandera dan kondisi terowongan Gaza.
Ketika garis pertempuran bergerak ke selatan, tentara Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia, rumah sakit terbesar kedua di Gaza, dan terlibat baku tembak dengan Hamas di sana.
Perang telah berlangsung selama 6 minggu, dan tentara Israel telah kehilangan 63 orang, 12 di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir.
Saat ini, tentara Israel telah mengalihkan fokusnya ke Gaza Selatan. Tugas utamanya di Gaza Utara adalah membersihkan sisa-sisa anggota Hamas dan mengkonsolidasikan kemenangannya.
Pada Senin 20 November, di bawah perlindungan tentara Israel, staf PBB menjemput 31 bayi prematur di inkubator dari Rumah Sakit Shifa. 28 di antaranya dikirim ke Mesir untuk perawatan dan 3 dipindahkan ke rumah sakit Gaza lainnya karena alasan keluarga.
Intelijen Israel telah mengumpulkan bahwa Hamas menyembunyikan pusat komando, gudang senjata, dan depot amunisi di lembaga-lembaga kemanusiaan seperti rumah sakit dan sekolah.
Seorang dokter Inggris yang bekerja di Rumah Sakit Shifa dua tahun lalu mengatakan kepada media Prancis bahwa rumah sakit tersebut merupakan wilayah Hamas, dan staf medis dilarang pergi ke daerah tersebut. Jika mereka tidak sengaja masuk, maka mereka akan ditembak.
Tentara Israel merilis sebuah video pada 20 November, menunjukkan bahwa setelah Hamas melakukan serangan teror terhadap Israel pada 7 Oktober, mereka mengirimkan sejumlah besar sandera ke Rumah Sakit Shifa.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari mengatakan: “Hamas membunuh (menyandera) Noya di dalam rumah sakit Shifa.”
Pada Sabtu 18 November, Washington Post menyatakan bahwa di bawah mediasi Amerika Serikat, Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata sementara selama lima hari dengan imbalan pembebasan puluhan sandera wanita dan anak-anak.
Presiden AS Joe Biden pada Senin 20 November menyatakan bahwa kesepakatan telah tercapai. (Hui)