oleh Tang Zheng
Wang Qishan, mantan anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Sekretaris Komisi Pusat Inspeksi Disiplin yang telah berhasil “menarik-turunkan” ratusan pejabat senior di tingkat wakil provinsi dan kementerian atau yang lebih tinggi lantaran terlibat pelanggaran disiplin. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, teman-teman dan mantan bawahannya juga ditangkap dan diselidiki oleh rezim yang sama. Opini publik memperkirakan bahwa ia menunjukkan Wang Qishan telah kehilangan kekuasaan. Seorang media senior mengungkapkan, bahwa beberapa tahun yang lalu, di depan lebih dari 20 orang mantan bawahannya yang bertugas di Komisi Pusat Inspeksi Disiplin, Wang Qishan telah berpesan agar mereka bisa “menjaga diri sendiri baik-baik” karena dirinya sudah tidak lagi bisa berfungsi sebagai pengayom bagi mereka.
Wang Qishan menjabat sebagai anggota Komite Tetap Politbiro dan Sekretaris Komisi Pusat Inspeksi Disiplin setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18 pada tahun 2012. Setelah pensiun pada tahun 2017, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Negara Tiongkok. Ia dijuluki “Anggota Komite Tetap ke-8” karena tidak memiliki tugas khusus dalam partai, tetapi berposisi di belakang anggota komite tetap politbiro. Tahun ini, melalui Dua Sesi Partai Komunis Tiongkok, Wang Qishan kembali menjadi rakyat biasa.
Wang Qishan dianggap sebagai teman lama dan mitra pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping. Ketika Wang Qishan menjabat sebagai Sekretaris Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Partai Komunis Tiongkok, dia membantu Xi membersihkan lebih dari 440 orang pejabat senior di wakil provinsi. dan tingkat menteri serta kader manajemen pusat lainnya dengan tuduhan terlibat pelanggaran disiplin.
Namun, ketika teman-teman dekat dan mantan bawahan Wang Qishan juga dibersihkan oleh pihak berwenang di bawah rezim yang sama, opini publik umumnya beranggapan bahwa itu akibat dari adanya keretakan dalam hubungan antara Wang Qishan dengan Xi Jinping, maka Wang secara bertahap dipinggirkan.
Pada 22 September 2020, Ren Zhiqiang, seorang taipan real estate Beijing dan anggota Putra Mahkota Partai yang merupakan teman sekaligus guru dari Wang Qishan, dijatuhi hukuman 18 tahun penjara. Pada 2 Oktober tahun yang sama, Dong Hong, seorang “sekretaris utama” Wang Qishan selama beberapa dekade, juga mantan wakil komisaris inspeksi menteri dari Tim Inspeksi Pusat telah ditahan pihak berwenang untuk menjalani pemeriksaan. Dan pada bulan Januari 2022, Dong Hong dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan pelaksanaannya.
Pada April 2022, Tian Huiyu, mantan Sekretaris Partai dan Presiden China Merchants Bank Co., Ltd., menjalani pemeriksaan pihak berwenang. Padahal Tian adalah sekretaris Wang Qishan ketika ia memimpin People’s Construction Bank of China di tahun-tahun awalnya. Dari tahun 1994 hingga 1997 Wang Qishan adalah Presiden People’s Construction Bank of China (yang pada tahun 1996 berganti nama menjadi China Construction Bank).
Pada 5 November 2022, Fan Yifei, mantan anggota komite partai dan wakil gubernur Bank Sentral Tiongkok juga menjalani pemeriksaan pihak berwenang. Padahal Fan adalah “manajer keuangan” Wang Qishan ketika bertugas di China Construction Bank.
Media Prancis “Le Monde” pernah melaporkan bahwa setelah kedua orang yang berhubungan dekat dengan Wang Qishan seperti Ren Zhiqiang dan Dong Hong dijatuhi hukuman oleh otoritas Partai Komunis Tiongkok, maka rumor tentang Wang Qishan telah kehilangan dukungan dari Xi Jinping menyebar ke mana-mana.
Artikel tersebut mengatakan bahwa keluarga Ren Zhiqiang dan keluarga Wang Qishan telah memiliki hubungan baik selama beberapa dekade. Hukuman yang sangat berat terhadap Ren Zhiqiang tidak hanya dianggap sebagai peringatan bagi semua anggota Putra Mahkota Partai, tetapi juga menunjukkan bahwa Wang Qishan tidak mampu atau tidak bisa membelanya.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa di arena politik Tiongkok, secara umum, jika ada pihak yang ingin menyingkirkan seorang pemimpin yang tidak disukainya, maka biasanya penyingkiran dimulai dari orang-orang di sekitarnya.
Ada pakar yang mengatakan : “Penangkapan terhadap Dong Hong bukanlah pertanda baik bagi Wang Qishan. Karena dalam banyak kasus, ketika seorang sekretaris atau teman dekat dari seorang pemimpin ditangkap kemudian diselidiki, hal itu menandakan bahwa kejatuhan dari pemimpin terkait hanya tunggu waktu”.
Dalam beberapa tahun terakhir Wang Qishan tampak hanya bisa berprofil rendah. Tetapi ucapannya pada beberapa tahun silam mungkin dapat dijadikan pengungkap situasi yang ia hadapi sebenarnya, dan gambaran betapa sengitnya pertikaian internal di antara para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok.
Cai Shenkun, seorang pejabat senior di media Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat saat ini memposting pendapatnya di platform “X”, menyebutkan bahwa ada orang mengatakan bahwa jika Wang Qishan mengandalkan antikorupsi untuk menegakkan kewibawaan dan kekuasaan dirinya, apa lagi mengadakan makan malam dengan lebih dari selusin bawahannya di Beijing setelah Kongres Nasional ke-18 berakhir, hal ini dapat dianggap oleh Xi Jinping sebagai potensi ancaman. Benar saja, setelah lima tahun menggelar antikorupsi, Wang Qishan yang pernah menjadi sekretaris paling berkuasa, memimpin Komisi Pusat Inspeksi Disiplin, tetapi harus menyerah kalah sebelum Kongres Nasional ke-19.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa ketika Wang Qishan menjabat sebagai wakil kepala negara Tiongkok, meskipun di depan umum dia telah berulang kali menunjukkan sikap setianya kepada pemimpin partai tertinggi, tetapi hal itu belum juga bisa diterima. Tetap saja 2 orang mantan sekretaris pentingnya yaitu Tian Huiyu dan Dong Hong dikenakan hukuman cukup berat. Begitulah akhirnya, orang-orang yang mendapat kepercayaan dari Wang Qishan satu per satu didepak keluar dari kancah politik oleh otoritas.
Di akhir artikel, terungkap bahwa sebelum Wang Qishan dilengserkan ia merekomendasikan dua orang dekatnya ke Departemen Organisasi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok untuk diangkat menjadi anggota Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional. Salah satunya adalah Li Xiaohong, Direktur Kantor Tim Inspeksi Disiplin Pusat, dan satu lagi adalah Dong Hong, yang pernah menjabat sebagai ketua Tim Inspeksi Disiplin Pusat. Namun pada akhirnya, keduanya disisihkan. Pada 16 Juli 2016, Wang Qishan mengaku kepada lebih dari 20 rekan lama dan dekat : “Ini merupakan terakhir kalinya kita bertemu untuk makan malam bersama, mungkin kesempatan seperti ini tidak ada lagi di masa mendatang. Saya juga sudah tua, tidak lagi memiliki kemampuan untuk menjadi pengayom bagi semua orang, kita semua harus menempuh jalan masing-masing, semoga semua dapat berjalan dengan baik”.
Artikel juga menyebutkan bahwa makan malam yang menyedihkan itu membuat Wang Qishan menjadi kesepian di tahun-tahun terakhirnya.
Tang Jingyuan, seorang komentator politik yang berbasis di Amerika Serikat kepada New Tang Dynasty TV mengatakan bahwa ini semua merupakan akibat dari pertikaian di antara para pemimpin tertinggi PKT. Wang Qishan mungkin tidak memiliki niat untuk memberontak, tetapi pihak lain ingin meningkatkan kewaspadaan. Ini adalah akibat yang tak terhindarkan dari kediktatoran totaliter di dalam partai. Pemimpin tertinggi di bawah sistem ini tidak akan benar-benar mempercayai siapa pun yang dicurigai mungkin akan mengancam posisi. (sin)