oleh Lin Yan
Selama 2 hari berturut-turut dalam minggu ini, sebuah lembaga yang memantau wabah penyakit global memperingatkan bahwa penyakit akibat “pneumonia yang belum diketahui” sedang menyebar luas di kalangan anak-anak Tiongkok.
Program Pengawasan Penyakit Berkembang (ProMED), sebuah database besar terkait pengawasan terhadap epidemiologi mengeluarkan peringatan pada Selasa (21 November), bahwa wabah “pneumonia yang belum diketahui” sedang menyebar luas di Tiongkok dan menyerang anak-anak.
Pada Rabu (22 November), lembaga tersebut kembali menyatakan bahwa berdasarkan laporan awal, wabah “pneumonia yang belum diketahui” yang sedang menyerang hebat di kalangan anak-anak Tiongkok itu berbeda dengan pneumonia mikoplasma.
ProMED adalah salah satu lembaga pertama yang mendeteksi wabah virus termasuk SARS, MERS dan COVID-19. Pada akhir Desember 2019, ProMed pertama kali memperingatkan dunia akan wabah COVID-19, dengan mengatakan bahwa penyakit pernafasan ini sedang melanda kota Wuhan, Tiongkok.
Para ilmuwan minggu ini kembali menyatakan keprihatinannya mengenai penyakit misterius “mirip pneumonia” yang menurut mereka yang membuat rumah sakit di Tiongkok dipenuhi oleh anak-anak yang sakit.
Rumah sakit anak-anak di banyak kota besar di Tiongkok, termasuk Beijing, Tianjin, Shenzhen, Jilin, Liaoning dan lainnya penuh sesak dengan pasien anak-anak. Bahkan untuk meminta perawat melepas jarum suntik usai infus pun perlu antri.
Pada Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Beijing untuk memberikan lebih banyak data mengenai penyakit yang sedang menyebar luas ini. Juga menambahkan bahwa pihaknya tidak jelas apakah data tersebut terkait dengan peningkatan infeksi saluran pernafasan secara keseluruhan yang sebelumnya dilaporkan oleh otoritas Tiongkok atau hanya karena insiden tersendiri.
“Pneumonia yang belum diketahui” sedang menyebar di antara anak-anak Tiongkok
ProMED dalam sebuah catatan editorial yang diterbitkan pada Selasa menyebutkan bahwa laporan media mengenai epidemi di daratan Tiongkok menunjukkan bahwa di Tiongkok saat ini sedang mewabah penyakit radang paru-paru yang patogennya belum diketahui secara jelas.
Catatan editorial juga menyebutkan : Tidak jelas kapan persisnya wabah ini mulai menyebar, karena ini di luar kebiasaan jika banyak anak terkena dampaknya dalam waktu yang cukup singkat.
ProMED akan menunggu informasi lebih jelas mengenai penyebab dan cakupan penyakit ini dari otoritas Tiongkok.
Masih terlalu dini bagi kami untuk memprediksi apakah ini mungkin akan menjadi pandemi lagi, namun seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli virologi influenza yang bijaksana kepada saya, ‘Jam pandemi terus berjalan, hanya kita yang tidak tahu kapan ..’ Demikian tulis editor tersebut.
Laporan resmi Partai Komunis Tiongkok terus menyebutkan bahwa ini adalah gelombang pertama infeksi Mycoplasma pneumoniae setelah COVID-19.
ProMED pada Rabu merilis surat yang ditandatangani oleh Dr. Stephan Gibson. Surat tersebut menyatakan bahwa gelombang pneumonia pada anak-anak Tiongkok ini “konsisten dengan laporan pneumonia mikoplasma nasional yang dilaporkan oleh sumber berita Barat dan Tiongkok” dan “saat ini wabah ini telah berlangsung sedikitnya 2 bulan”.
“Pengalaman pribadi saya juga masih konsisten dengan laporan ini : banyak teman yang sakit, dengan gejala utama batuk, lesu, dan demam tinggi”, tulis Stephan Gibson.
“Dalam beberapa kasus yang saya ketahui, bahwa Azitromisin dan Doxycycline cukup efektif untuk meredakan gejala”, kata Gibson. Ia yakin gejala penyakit ini sesuai dengan pneumonia mikoplasma.
Editor ProMED menanggapi surat Gibson dan mempublikasikan temuan mereka yang berbeda. Pihak ProMED mengatakan bahwa mereka juga telah membaca laporan tentang wabah infeksi saluran pernapasan mikoplasma yang sedang melanda Tiongkok, “tetapi secara umum, batuk cenderung menjadi gejala yang menonjol (pneumonia mikoplasma) pada anak-anak yang berusia lebih besar dan orang dewasa, dan pada anak-anak yang usianya lebih muda mungkin gejala tersebut tidak menimbulkan batuk, tetapi mereka akan mengalami lebih banyak gejala pada saluran pernapasan atas, mual dan muntah”.
Editor ProMED mencatat : Laporan awal mengenai gelombang penyakit ini secara spesifik menyatakan ‘tidak ada batuk’ dan gejala utamanya adalah demam tinggi. Selain itu, kelainan radiografi digambarkan sebagai nodul paru, tetapi bukan infiltrat yang tidak merata yang paling sering terlihat pada penderita pneumonia mikoplasma. (sin)