Yu Liang – NTD
Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas memasuki hari keenam pada Rabu (29 November), Israel mengatakan pihaknya terus mengupayakan pembebasan semua sandera dan mengutuk penganiayaan yang dilakukan Hamas terhadap para sandera. Dalam lima hari pertama perjanjian gencatan senjata, total 81 sandera dibebaskan.
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan pada Rabu bahwa 161 sandera masih berada dalam tahanan Hamas.
“Jumlah ini termasuk 146 warga Israel dan 15 warga asing. Ini belum termasuk kewarganegaraan ganda. 126 laki-laki dan 35 perempuan. Ada juga empat anak di bawah usia 18 tahun,” kata juru bicara pemerintah Israel Elon Levy.
Sejak gencatan senjata diumumkan pada 24 November, total 61 warga Israel dan 20 sandera asing telah dibebaskan.
Juru bicara Israel juga mengecam keras kejahatan Hamas yang menyiksa sandera.
“Minggu lalu, ketika orang-orang yang selamat dari penyanderaan Hamas kembali ke rumah, kami mulai mengungkap rincian baru yang mengerikan tentang kehidupan para sandera Hamas,” kata juru bicara pemerintah Israel Elon Levy.
Setelah pembebasan sandera Prancis berusia 12 tahun, Etan, kerabatnya mengatakan bahwa para sandera umumnya dipukuli, termasuk anak-anak, dan penganiayaan yang dialami oleh sandera dewasa bahkan lebih tidak terbayangkan.
Deborah Cohen, kerabat para sandera Perancis yang dibebaskan: “Setiap kali seorang anak menangis, mereka mengancam mereka dengan senjata untuk membungkam mereka. Begitu mereka sampai di Gaza, semua warga sipil, semua orang dipukuli ketika mereka sampai di sana.”
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Israel, perempuan lanjut usia yang diculik oleh Hamas kehilangan berat badan rata-rata 8 hingga 15 kilogram dalam waktu 50 hari, dan para sandera umumnya mengalami kerusakan psikologis yang luar biasa.
Deborah Cohen, kerabat para sandera Prancis yang dibebaskan: “Etan jelas mengalami kengerian di sana, Hamas memaksa mereka menonton film horor, dan tidak ada yang mau menontonnya, mereka (Hamas) memaksa mereka untuk menontonnya.”
Dro Mandel, direktur Rumah Sakit Anak Dana Dwek di Israel: “Mereka menghadapi berbagai tantangan medis dan psikososial, dan kami berupaya menyelesaikannya.”
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan pada pertemuan para menteri luar negeri NATO di Belgia bahwa ia akan mengupayakan gencatan senjata yang berkelanjutan antara Israel dan Hamas.
“Fokus dalam beberapa hari ke depan adalah melakukan segala yang kami bisa untuk memperpanjang jeda sehingga kami dapat terus menyelamatkan lebih banyak sandera dan memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza,” katanya.
Selain itu, Blinken mengatakan akan mengunjungi Israel lagi untuk membahas rencana perdamaian Gaza pasca perang.
Sumber mengatakan Hamas menginginkan gencatan senjata selama empat hari lagi.
Selama gencatan senjata, Mesir menghitung 160 hingga 200 truk mengangkut pasokan bantuan ke Gaza melalui stasiun perbatasan Rafah setiap hari. (Hui)